Virus Corona Jenis Baru Menyebar Tak Terkendali, Negara Eropa Ramai-ramai Tutup Akses ke Inggris
Perdana Menteri Johnson memerintahkan agar London dan kawasan tenggara berada dalam status lockdown tingkat empat selama pelaksanaan Natal
TRIBUNSUMSEL.COM, LONDON-Sejumlah negara-negara di Eropa mulai menutup perbatasan untuk trasportasi dari dan ke Inggris.
Sejumlah kepala negara di Eropa mengambil keputusan cepat itu untuk menyikapi temuan varian baru Virus Corona yang diyakini 70 persen lebih cepat menyebar.
Varian baru Virus Corona ini diduga jadi penyebab meningkatnya kasus infeksi di Inggris.
Negara ini benar-benar menghadapi tantangan berat.
Perdana Menteri Johnson memerintahkan agar London dan kawasan tenggara berada dalam status lockdown tingkat empat selama pelaksanaan Natal.
Inggris menyatakan sudah memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) soal jenis ini, yang berkontribusi 60 persen dari kasus positif di London.
Menteri Kesehatan Matt Hancock sudah memperingatkan bahwa mereka menghadapi tantangan berat karena Covid-19 jenis baru ini menyebar tak terkendali.
Dr Susan Hopkins dari dinas kesehatan setempat menjelaskan, varian baru virus corona ini juga menyebar di Skotlandia dan Wales, tetapi dalam jumlah kecil.
Sebelumnya Hancock memperingatkan, aturan-aturan ketat bisa tetap berlaku sampai vaksin Covid-19 disuntikkan sepenuhnya.
"Kami bertindak sangat cepat dan tegas," kata Hancock kepada Sky News, seraya membenarkan adanya perintah "di rumah aja" dan penutupan toko-toko non-esensial.
Aturan ini akan berdampak ke sekitar sepertiga populasi "Negeri Ratu Elizabeth".
"Sayangnya strain baru ini di luar kendali. Kita harus mengendalikannya," ucap Hancock.
Tutup Perbatasan
Sejumlah negara Eropa ramai-ramai menutup perbatasannya dari Inggris setelah muncul varian baru virus corona di sana.
Kondisi itu membuat Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan pertemuan darurat Cabinet Office Briefing Rooms (Cobra) pada Senin (21/12/2020).
Juru bicara Downing Street Nomor 10 mengatakan, agenda darurat itu mendiskusikan situasi yang berkaitan dengan penerbangan internasional.
Paling kentara adalah sikap negara-negara di "Benua Biru" yang memberlakukan larangan kedatangan apa pun dari Inggris karena varian baru virus corona.
Perancis menjadi negara terbaru yang menerapkannya, setelah mereka mengumumkan penangguhan selama 48 jam, termasuk juga transportasinya.
Juru bicara "Negeri Anggur" juga menerangkan, penangguhan itu termasuk kargo yang diangkut baik lewat darat, udara, maupun laut.
Oleh karena itu, Pelabuhan Dover menyatakan, segala lalu lintas dari Inggris ke Perancis harus menunggu hingga adanya pengumuman lanjutan.
Eurostar dalam kicauannya menuturkan, menyusul larangan itu, mereka hanya bisa mengoperasikan kereta jurusan Paris ke London pada 21-22 Desember.
"Kami meminta kepada masyarakat, terutama pengangkut barang, untuk tak menuju Pelabuhan Kent atau rute ke Perancis lainnya," jelas Menteri Transportasi Grant Shapps.
Shapps mengatakan di Twitter, dia sudah memperkirakan akan terjadi penumpukan. Jadi, dia bekerja sama dengan otoritas Kent dan Highways England untuk mengurainya.
Sebelum Perancis, Irlandia melarang penerbangan dan penyeberangan feri dari Inggris selama 48 jam, hingga pemerintah mendiskusikannya lagi pada Selasa (22/12/2020).
Belanda juga melarang adanya kedatangan dari "Negeri Ratu Elizabeth" selama sisa 2020 ini, dan bakal berdiskusi dengan Uni Eropa guna menanggulangi varian baru ini.
Dari Italia, Menteri Luar Negeri Luigi Di Maio mengumumkan larangan. Kemudian, Belgia juga menyatakan akan menutup kedatangan orang Inggris selama 24 jam.
Di Ceko, pemerintah menyatakan bahwa setiap orang yang berada di Inggris selama setidaknya 24 jam diperintahkan mengisolasi diri secara mandiri.
Kemudian, Bulgaria juga mengumumkan bahwa mereka melarang penerbangan dari dan ke Inggris hingga 31 Januari, seperti dilansir Sky News.