Perbedaan Rapid Test Antigen dengan Rapid Test Antibodi, Begini Keakuratan Serta Biayanya

Perbedaan Rapid Test Antigen dengan Rapid Test Antibodi, Begini Keakuratan Serta Biayanya

Editor: Slamet Teguh
TRIBUNJAKARTA.COM/EGA ALFEDA
Layanan PCR test, rapid test antigen, dan rapid test antibodi tersedia di Airport Health Center yang berlokasi di SMMILE Center Terminal 3, Rabu (16/12/2020). (ILUSTRASI) 

TRIBUNSUMSEL.COM - Ternyata ada perbedaan antatar rapid test antigen dan rapid test antibodi. 

Kini, pemerintah wilayah DKI Jakarta telah mengeluarkan kebijakan baru.

Seluruh masyarakat yang akan memasuki wilayah tersebut menggunakan transportasi umum diharuskan melakukan pemeriksaan rapid test antigen terlebih dahulu.

Nantinya, hasil pemeriksaan rapid test antigen tersebut menjadi bukti dapat memasuki wilayah DKI Jakarta.

Dikutip dari Kompas.com, kebijakan ini berlaku mulai 18 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021.

Seperti diketahui, sebelumnya untuk memastikan seseorang bebas dari Covid-19 diberlakukan pemeriksaan rapid test antibodi.

Namun, kini terkhusus wilayah DKI Jakarta diberlakukan pemeriksaan rapid test antigen.

Lantas, apa perbedaan rapid test antigen dan rapid test antibodi tersebut?

Berikut tribunjabar.id rangkum perbedaan rapid test antigen dan rapid test antibodi yang perlu kamu ketahui.

Jenis Spesimen

Dikutip dari laman covid19.go.id, keduanya berbeda dilihat dari jenis pengambilan spesimen.

Pada rapid test antibodi, spesimen yang diperlukan untuk pemeriksaan ini adalah darah.

Pada rapid test antigen, spesimen yang diperlukan untuk pemeriksaan ini adalah swab orofaring atau swab nasofaring.

Menggunakan metode swab diambil lendir di dalam hidung maupun tenggorokan.

Kewenangan Pemeriksaan

Untuk pemeriksaan rapid test antibodi dapat dilakukan pada komunitas (masyarakat).

Sementara, pada rapid test antigen pemeriksaan hanya bisa dilakukan di fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes) yang memiliki fasilitas biosafety cabinet.

Keakuratan

Rapid test antibodi mendeteksi antibodi dalam darah orang yang diyakini telah terinfeksi Covid-19.

Dikutip dari laman WHO, pendeteksian pada darah dibutuhkan selisih waktu.

Karenanya antibodi diproduksi dalam beberapa hari hingga beberapa minggu setelah seseorang terinfeksi virus. 

Selain itu, kuat atau lemahnya respons antibodi terhadap Covid-19 tergantung pada beberapa faktor.

Mulai dari faktor usia, status gizi, tingkat keparahan penyakit, dan pengobatan atau infeksi tertentu seperti HIV yang menekan sistem kekebalan tubuh seseorang. 

Studi menunjukkan, mayoritas pasien mengembangkan respon antibodi pada minggu kedua atau 14 hari setelah terinfeksi Covid-19. 

Oleh sebab itu, kerap kali dirujuk seseorang dengan gejala tertentu disarankan untuk melakukan isolasi mandiri selama waktu yang dibutuhkan tersebut.

Hal ini berarti bahwa diagnosis infeksi Covid-19 berdasarkan respons antibodi seringkali hanya dapat dilakukan dalam fase pemulihan, baik ketika banyak peluang untuk intervensi klinis maupun penghentian penularan penyakit telah berlalu. 

Tes deteksi antibodi ini juga dapat bereaksi dengan jenis virus corona lainnya selain penyebab Covid-19 sehingga ada peluang memberikan hasil positif palsu sehingga, hasilnya kurang akurat dibandingan rapid test antigen. 

Pemeriksaan rapid test antigen mengidentifikasi adanya materi genetik atau protein spesifik dari virus tersebut dalam tubuh seseorang yang diduga terinfeksi virus corona.

Seperti dijelaskan di atas sampel diambil lendir dari hidung atau tenggorokan menggunakan metode swab (usap).

Dikutip dari laman Kontan dari FDA, tes ini dikatakan lebih akurat dan spesifik dibanding rapid test antibodi.

Tingkat keakuratan hasil rapid test antigen jika seseorang dinyatakan positif terinfeksi virus corona biasanya tinggi. 

Meski demikian, tetap ada kemungkinan hasil tes positif palsu, dan tetap kurang akurat dibanding dengan PCR.

Perlu diketahui, baik pemeriksaan rapid test antigen maupun rapid test antibodi sebenarnya merupakan screening awal.

Rapid test antigen digunakan untuk mendeteksi kasus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) pada wilayah yang tidak mempunyai fasilitas pemeriksaan Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) atau tidak mempunyai media pengambilan spesimen (Swab dan VTM).

Demikian, hasil pemeriksaan rapid test antibodi atau rapid test antigen harus tetap dikonfirmasi dengan menggunakan RT-PCR.

Harga

Dikutip dari Kontan.co,id, untuk harga rapid test antibodi cukup terjangkau.

Biaya yang dikenakan biasanya kisaran Rp 150 ribu.

Bahkan di beberapa tempat harganya bisa lebih murah di bawah Rp 100 ribu jika ada promo.

Sementara harga rapid test antigen harga lebih mahal dari rapid test antibodi.

Harga  rapid test antigen di Indonesia berada di kisaran Rp 349.000 hingga Rp 665.000. 

Variasi harga tergantung dari laboratorium atau instansi yang menyediakan rapid test antigen Covid-19. 

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Ketahui Ini Perbedaan Rapid Test Antigen dengan Rapid Test Antibodi, Keakuratan hingga Kisaran Harga, https://jabar.tribunnews.com/2020/12/18/ketahui-ini-perbedaan-rapid-test-antigen-dengan-rapid-test-antibodi-keakuratan-hingga-kisaran-harga?page=all.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved