Pilkada Ogan Ilir 2020
Berjuang Mati-Matian Kemudian Akui Kemenangan Lawan, Pengamat : Sikap Ilyas Panji Alam Kesatria
Pengamat sosial politik Unsri, Drs. Joko Siswanto menilai ada satu sosok yang berperan besar dalam terciptanya Pilkada Ogan Ilir yang kodusif.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Pilkada Ogan Ilir 2020 telah selesai, berikut seluruh tahapannya.
Pada hari pencoblosan 9 Desember lalu memunculkan pasangan Panca Wijaya Akbar-Ardani sebagai bupati dan wakil bupati Ogan Ilir lima tahun mendatang.
Keabsahan kemenangan Panca-Ardani ini diumumkan secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ogan Ilir pada rapat pleno rekapitulasi tingkat kabupaten pada 15 Desember lalu.
Selain rampung, Pilkada Ogan Ilir juga berlangsung kondusif tanpa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan hingga proses rekapitulasi akhir selesai.
Pengamat sosial politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri), Drs. Joko Siswanto menilai ada satu sosok yang berperan besar dalam terciptanya Pilkada Ogan Ilir yang berlangsung kondusif.
Sosok tersebut ialah Ilyas Panji Alam yang kini masih menjabat Bupati Ogan Ilir.
Ilyas yang berpasangan dengan Endang PU Ishak secara legawa mengakui keunggulan Panca-Ardani dan meminta masyarakat Ogan Ilir mendukung bupati dan wakil bupati terpilih.
"Apa yang disampaikan Pak Ilyas itu sikap yang sangat bagus. Kesatria," kata Joko kepada TribunSumsel.com, Rabu (16/12/2020).
Dosen ilmu sosial dan politik Unsri ini mengaku mengikuti berita saat Ilyas mengakui kekalahan setelah berjuang mati-matian dalam kontestasi Pilkada Ogan Ilir.
"Setelah berjuang mati-matian, kemudian mengakui kemenangan lawan. Ini sikap yang patut ditiru oleh peserta Pilkada lain yang mengalami kekalahan," ujar Joko.
Bahkan Joko tak tahu menyebut Ilyas sebagai sosok yang berperan besar di balik terselenggaranya Pilkada Ogan Ilir berjalan aman dan kondusif.
"Dengan demikian, sikap Pak Ilyas inilah yang menimbulkan suasana (Pilkada) sejuk, damai, tidak panas," ungkap Joko.
"Demokrasi yang sehat ya seperti itu," imbuhnya.
Dengan sikap Ilyas yang lapang dada menerima kekalahan, para pendukung pun disebut Joko akan mengikuti sikap junjungan mereka.
Apa yang dikemukakan Joko sejauh ini terbukti karena tak ada pengerahan massa dalam jumlah besar pascahasil hitung cepat maupun setelah pengumuman resmi dari KPU Ogan Ilir.
"Dengan sikap Pak Ilyas seperti ini, pengikut juga akan sejuk, tidak emosional, tidak marah.
Pak Ilyas bisa dijadikan contoh bagi kepala daerah dimanapun di Indonesia. Harus begitu, siap menang siap kalah," tandasnya.