Pilkada Serentak 2020

Petahana Bertumbangan di Pilkada 2020, Ketua DPRD Sumsel RA Anita: Warning Bagi Setiap Petahana

Saya juga mengingatkan,kepada kepala daerah yang ada atau petahana jangan terlalu percaya diri. Karena apa, sebab situasi bisa berubah.

TRIBUN SUMSEL/ARIEF BASUKI ROHEKAN
RA Anita Noeringhati, Ketua DPRD Sumsel. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Cukup banyaknya calon kepala daerah petahana yang kemungkiman bertumbangan hasil sementara di Pilkada 7 Kabupaten se Sumsel hasil Pilkada 9 Desember lalu menjadi "warning" atau peringatan bagi kepala daerah yang saat ini menjabat, dan akan kembalo bertarung di Pilkada selanjutnya.

Ketua DPRD Sumsel RA Anita Noeringhati sendiri, mengapresiasi pelaksanaan Pilkada 7 Kabupaten di Sumsel, yang sudah berjalan baik dan aman. Serta, masyarakat sudah menentukan pilihan calon pemimpin daerahnya untuk lima tahin kedepan.

"Artinya semua pemimpin daerah itu sudah merupakan pilihan rakyat. Saya selaku ketua DPRD Sumsel menghargai dan menghormati masyarakat, yang memiliki hak tertinggi dalam hak suaranya dan semua daerah sudah memilih calon pemimpinnya," kata Anita.

Ketua harian DPD Golkar Sumsel ini sendiri mengungkapkan, jika dari gambaran hasil sementara raihan suara, memang banyak kepala daerah yang masih menjabat saat ini atau petahana, ternyata banyak kurang beruntung mempertahankan jabatan yang ada, dan ini dijelaskan Anita bisa disebabkan beberapa faktor.

"Kita sudah dapatkan beberapa petahana belum berhasil untuk mempertahanakan jabatan selanjutnya, yang hal ini kemungkinan ada beberapa faktor kenapa masyarakat tidak lagi memilih dan perlu evaluasi bagi petahana- petahana yang akan maju di Pilkada ke depan," jelasnya.

Apalagi diungkapkan Anita, track record petahana selama lima tahun memimpin daerah, tentunya masyarakat merasakan hasilnya, dan tentunya saat masyarakat menentukan pilihan pemimpinnya itulah hasilnya (petahana banyak tumbang).

Jelas hal ini diungkapkan Anita, menjadi warning bagi para petahana yang ada di Sumsel, jadi selagi ada waktu betul- betul harus mencari tahu keiinginan masyarakatnya, apa yang diinginkan sehingga masyarakat bisa "dikunci" dengan apa yang telah diperbuat selama menjabat.

"Saya juga mengingatkan, kepada kepala daerah yang ada atau petahana jangan terlalu percaya diri. Karena apa, sebab situasi bisa berubah, kondisi berubah sehingga petahana juga harus memperhitungkan hal itu, didalam kontestasi itu semua hal harus diperhitungkan. Jangan sampai petahana lupa ada kompetitornya yang membawak angin baru, suasana baru, apalah suasana baru itu dikehendaki masyarakatnya," ucapnya.

Ditambahkan Anita, dari segala aspek Pilkada ia sangat memahami pilihan masyarakat, sebab masyarakat secara langsung yang merasakan kepemimpinan petahana selama 5 tahun belakang ini.

"Tapi, kalau sekarang masih ada yang harus menggugat ke MK (Mahkamah Konstitusi) nanti kita lihat hasilnya seperti apa, dan hormati putusan itu. Sebab putusan tertinggi dalam penentuan calon pemimpin ada di MK. Tapi yang jelas, kita apresiasi kepada seluruh masyarakat di 7 kabupaten yang sudah menjaga daerahnya kondusif, aman dan menjaga pilkada 2020 bisa berjalan aman dan kondusif," tuturnya.

Anita pun berharap selain Pilkada yang menghasilkan pemimpinnya yang dipilih secara demokrasi, mudah- mudahan adanya hajatan itu tidak menjadikan klaster baru Covid-19 baru.

Mengingat pelaksanaan Pilkada semua sudah dipersiapkan baik, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan (Prokes) 3M (Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan dengan sabun.

"Masyarakat pada kenyataannya mengjormati, menghargai maupun mematuhi disiplin tentang prokes hingga pemungutan suara," pungkasnya.

Sekedar informasi, ada beberapa kabupaten yang hasilnya relatif mengejutkan publik di Pilkada 7 Kabupaten se Sumsel pada 9 Desember lalu. Misal, petahana yang dianggap cukup tangguh akhirnya terjungkal.

Seperti di Kabupaten Musi Rawas (Mura) calon Bupati Hendra Gunawan yang berpasangan dengan Mulyana, saat ini masih tertinggal dari pasangan Ratna yang menggandeng calon Wabup Petahana dari partai Gerindra Suwarti.

Kemudian di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) Calon Bupati Petahana M Syarif Hidayat yang berpasangan dengan Surian dan mendominasi dukungan partai politik yang ada, saat ini tertinggal dari Devi Suhartoni (saat ini menjabat Wabup Muratara) berpasangan dengan Innayatullah, meski hanya diusung 3 parpol yaitu PDIP, Nasdem, dan Hanura.

Terakhir yang memang sudah diduga dari awal, calon Bupati petahana di Ogan Ilir (OI) Ilyas Panji Alam yang maju bersama mantan ketua DPRD OI Endang PU Ishak dan diusung PDIP, Golkar, Hanura, PKB dan Berkarya, harus mengakui keunggulan yang cukup telak dari anak muda sekaligus putra Gubernur Sumsel Mawardi Yahya yaitu Panca Wijaya Akbar yang berpasangan dengan Ardani.

Selanjutnya diKkabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), tak diduga petahana ternyata tak mudah memenangkan pertarungan di kabupaten pecahan Muara Enim tersebut, selisih kemenangannya kurang dari 2 persen.

Sedangkan untuk kabupaten OKU Timur walaupun bak pertarungan antar keluarga Gubernur Sumsel Herman Deru, Paslon Lanosin (adik kandung Herman Deru)-Yudha (putra Bupati Kholid Mawardi) akhirnya unggul dengan cost politik yang tergolong cukup tinggi.

Padahal berhadapan dengan Paslon perseorangan yang juga masih kakak ipar Lanozin sendiri, yaitu Ruslan Taimi yang menggandeng dr Herly.

Hanya di OKU dan OKU Selatan kayaknya tidak dibutuhkan kajian spesifik karena hanya "berperang" dengan kolom kosong.

Ikuti Kami di Google

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved