Angka Stunting di Sumsel Tinggi, Rotary Club Palembang- FKPI Ajak Bersama Cegah Stunting Sejak Dini
Rotary Club Palembang bersama Forum Kader Posyandu,RSK Charitas dan Dinas Kesehatan melaunching Gerakan Ayo Cegah Stunting pada 19 Desember 2020 nanti
Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL. PALEMBANG -- Masih tinggi angka kasus stunting di Sumsel membuat Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel terus mengajak bersama-sama kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan sejak dini.
Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinkes Provinsi Sumsel, dr Lisa Marniyati,M.K.M mengatakan berdasarkan hasil survei data nasional angka stunting ini mencapai 30,18 persen yang ada di Indonesia.
Artinya angka ini cukup tinggi dan Sumsel sangat disayangkan angka stunting lebih besar 2 persen dari nasional.
"Sumsel berdasarkan data yang ada yakni stunting berada diangka 31,7 persen yang tersebar di kabupaten/kota di Sumsel," jelas dia dalam Sumsel Virtual Fest, yang digelar Sripo dan Tribun, Senin (14/12/2020).
Seperti di Lahat itu mencapai 48 persen yang paling tinggi dan paling rendah kota Palembang yakni 25 persen.
"Stunting ini adalah kondisi dimana anak mengalami gagal tumbuh atau lebih pendek dari usianya ," jelas dr Lisa.
dr Lisa menjelaskan, stunting bisa terjadi mulai dari masa kehamilan. Jika lingkar lengan kurang dari 23 cm berpotensi akan melahirkan anak yang stunting.
"Stunting mulai bisa terjadi sejak dalam kandungan. Kemungkinan ibu hamil kurang gizi, mengandung janin dengan berat badan rendah berbeda dengan anak normal sehingga akan terjadi kemunduran tidak sama dengan anak normal," jelas dia.
Gerakan Ayo Cegah Stunting
Ratna Naeda, Project Manager Ayo Cegah Stunting Rotary Club (RC) Palembang mengatakan pada tanggal 19 Desember mendatang bekerjasama dengan Forum Kader Posyandu, RSK Charitas dan Dinas Kesehatan akan melaunching Gerakan Ayo Cegah Stunting.
"Gerakan ini adalah salah satu gerakan yang kita prakarsai dari Rotary Club Palembang untuk mendukung pengentasan stunting di Indonesia," jelas dia.
Ia mengatakan pilot project gerakan ini di kawasan 7 Ulu .
Mengapa? "Karena kami lihat dan sudah kami survei banyak anak dan ibu hamil yang berpotensi melahirkan anak stunting," jelas Ratna.
Lanjut Ratna ada sebanyak 16 anak dan 7 bumil yang berada dalam penanganan mereka untuk dilakukan perbaikan gizi.
"Kita berikan makanan bergizi selama 365 hari yang dimasak langsung oleh ahli gizi dari RSK Charitas sehingga asupan makanan yang diterima ini benar-benar bergizi untuk bumil dan anak sesuai usia," ungkap dia.
Ia mengatakan masih banyak didapatkan orang tua tidak memberikan anak susu, bahkan masih banyak yang memberikan air tajin atau air putih yang dikasih gula.
Tak hanya gizi saja, tapi juga RC Palembnag akan membangun sanitasi kepada 15 KK karena salah satu penyebab stunting juga karena kurangnya sanitasi yang baik dari lingkungan sehingga mempengaruhi ini.
"Dari sisi ekonomi kita juga memberikan tanaman hidroponik di Posyandu untuk membantu masyarakat memperbaiki ekonominya," ungkap dia.
Sementara itu, Ketuan Forum Kader Posyandu Indonesia (FKPI) Sumsel, Sukardi mengatakan di kota Palembang ada sebanyak 906 posyandu dengan 5000 kader posyandu. Kader posyandu, kata Sukardi merupakan tenaga masyarakat yang tulus ikhlas mengurus balita, lansia dan ibu hamil.
"Masalah stunting ini adalah masalah yang sangat banyak ditemui saat ini dan rata-rata penyebabnya memang karena faktor ekonomi," jelas dia.
Karena itu, adanya kerjasama melalui program "Ayo Cegah Stunting" yang akan dilauncing 19 Desember mendatang sangat membantu sekali.
"Posyandu ini milik kita bersama, jadi semua bertanggung jawab agar teredukasi. Dengan kerjasama ini, kita bersatu. Kalau sudah bersatu insya allah anak cucu kita bersatu, tak ada lagi stunting," pungkasnya.