Angka Stunting di Sumsel Masih Tinggi, Kenali Penyebaran, Pencegahan dan Cara Mengatasinya

Angka Stunting Sumsel lebih besar 2 persen dari nasional.Apa itu Stunting ? Penyebaran? Cara Pencegahan ? dan Cara Mengatasinya?

Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNSUMSEL.COM/SRI
Sumsel Virtual Fest (SVF) Tribun-Sripo : Stunting di Sumsel Masih Tinggi, Kenali Penyebaran, Pencegahan dan Cara Mengatasinya 

TRIBUNSUMSEL.COM.PALEMBANG- Masih tinggi angka kasus stunting di Sumsel membuat Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel terus mengajak bersama-sama kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan sejak dini.

Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinkes Provinsi Sumsel, dr Lisa Marniyati,M.K.M mengatakan berdasarkan hasil survei data nasional angka stunting ini mencapai  30,18 persen yang ada di Indonesia.

Artinya angka ini cukup tinggi dan Sumsel sangat disayangkan angka stunting lebih besar 2 persen dari nasional.

"Sumsel berdasarkan data yang ada yakni stunting berada diangka 31,7 persen yang tersebar di kabupaten/kota di Sumsel," jelas dia dalam sumsel virtual fest, Senin (14/12/2020).

Seperti di Lahat itu mencapai 48 persen yang paling tinggi dan paling rendah kota Palembang yakni 25 persen.

"Stunting ini adalah kondisi dimana sang anak lebih pendek dari usianya atau disebut gagal tumbuh," jelas dia.

dr Lisa menjelaskan, stunting bisa terjadi mulai dari sang ibu saat lagi hamil. Jika lingkar lengan pendek maka berpotensi akan melahirkan anak yang stunting.

"Stunting mulai bisa terjadi sejak dalam kandungan. Kemungkinan ibu hamil kurang gizi, mengandung janin dengan berat badan rendah berbeda dengan anak normal sehingga akan terjadi kemunduran tidak sama dengan anak normal," jelas dia.

Tambah dr Lisa, stunting ini juga mempengaruhi kognitif sang anak sehingga memang sangat perlu dicegah sejak dini.

"Jadi stunting bukan hanya pendek saja namun pengaruh kognitif juga. Karena itu tak semua anak pendek bisa disebut stunting tapi perlu pengujian juga apakah kognitif mereka berpengaruh," beber dia.

Lanjut dia, stuntint juga dapat dipengaruhi dari genetik, asupan gizi dan juga lingkungan.

"Karena itu, penangulangan stunting perlu kerjasama semua pihak karena penyebab stunting ini multidemensi. Ada juga penyebab ekonomi sehingga bukan tugas Dinkes saja tapi juga semua pihak," ungkapnya.

Ia mengatakan stunting dapat dicegah sejak dini dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Gerakan Ayo Cegah Stunting

Ratna Naeda, Project Manager Ayo Cegah Stunting Rotary Club Palembang mengatakan pada tanggal 19 Desember mendatang pihaknya bekerjasama dengan Forum  Kader Posyandu, RSMH dan Dinas Kesehatan akan melauncing gerakan ayo cegah stunting.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved