Amerika dan China Punya Rencana Gila, Dituduh Ciptakan Manusia Super yang Dijadikan Pasukan Militer
China dikenal sebagai negara yang kerap melakukan eksperimen gila dan diluar nalar.Tak hanya China saja Amerika yang merupakan negara dengan teknolo
TRIBUNSUMSEL.COM - China dikenal sebagai negara yang kerap melakukan eksperimen gila dan diluar nalar.
Tak hanya China saja Amerika yang merupakan negara dengan teknologi paling terdepan juga tak mau kalah dalam hal ini.
Bahkan menurut Daily Star, pada Jumat (4/12/20), China dan Amerika memiliki proyek untuk menciptakan manusia yang diklaim memiliki kekuatan super.
Menurut laporan itu, John Ratclife, direktur intelijen Amerika mengklaim China menggunakan teknik penyuntingan gen terlarang.
Upaya ini dilakukan untuk mengembangkan pasukan manusia super yang tak terkalahkan.
China dituduh sedang mengembangkan pasukan super dengan cara merekayasa genetiknya, yang selama ini dianggap sebagai fiksi ilmiah.
John Raclife, direktur intelijen AS Donald Trump, mengklaim China tidak akan berhenti mendominasi AS, dan seluruh planet dalam hal ekonomi, militer dan teknologi.
Kini China juga telah mengembangkan manusia berkekuatan super untuk dijadikan pasukan militer.
Salah satu cara Republik Rakyat Tiongkok (RRT) mencari keuntungan militer atas para pesaingnya, adalah dengan menggunakan alat pengeditan gen CRISPR.
Yaitu untuk memodifikasi embrio manusia untuk membiakkan personel militer yang mampu bertempur lebih keras, lebih lama, dan lebih efisien.
Mengatakan bahwa RRT merupakan ancaman terbesar bagi Amerika saat ini, dan ancaman terbesar bagi demokrasi dan kebebasan di seluruh dunia sejak Perang Dunia II, tulis Ratcliffe di Wall Street Journal.
Dia mengatakan bahwa "tidak ada batasan etis untuk mengejar kekuasaan di Beijing."
Ada perdebatan luas tentang etika menggunakan alat seperti CRISPR untuk meningkatkan genom manusia.
Ahli biologi China He Jiankui memicu kontroversi ketika dia memodifikasi gen embrio kembar yang digunakan untuk IVF.
Dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara dan denda 3 juta Yuan (Rp6 miliar) karena 'praktik medis ilegal', tetapi Ratcliffe percaya bahwa militer China masih melakukan penelitian serupa secara rahasia.
