Berita Palembang
Peringati Hari Guru 2020, Ini Isi Pesan Ketua PGRI Sumsel yang Diunggah di Media Sosial Instagram
SELAMAT HARI GURU untuk semua guru yang mulia, jangan pernah lelah menjadi pelita bagi negeri ini, jadilah selalu patriot pahlawan bangsa.
Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Vanda Rosetiati
Peringati Hari Guru, Ini Pesan Ketua PGRI Sumsel yang Diunggah di Media Sosial
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Hari ini, 25 November 2020 merupakan hari guru nasional (HGN) digelar secara pandemi. Pemerintah pusat pun menggelar HGN ini secara virtual.
Dalam momen ini Ketua PGRI Provinsi Sumsel sekaligus Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang, Ahmad Zulinto memberikan ucapan selamat hari guru.
Dari pantauan di Instagramnya @ahmadzulinto menuliskan SELAMAT HARI GURU untuk semua guru yang mulia, jangan pernah lelah menjadi pelita bagi negeri ini, jadilah selalu patriot pahlawan bangsa.
Terima kasih atas seluruh jasa dan pengabdian yang telah diberikan, semoga ini akan menjadi amal pahala yang akan terus mengalir.
Dengan tema semangat HUT ke 75 PGRI dan HGN tahun 2020 kita tingkatkan "Kreativitas dan dedikasi guru menjadi Indonesia maju". Di masa pandemi covid-19 ini, ayo para guru kita#Menolak Menyerah karena covid-19, Menolak Menyerah kepada berbagai keterbatasan yang dihadapi dalam bekerja.
Palembang , 25 November 2020
HIDUP GURU...
HIDUP PGRI...
SOLIDARITAS YES...
Sejarah Hari Guru Nasional
Setiap tanggal 25 November selalu diperingati sebagai Hari Guru Nasional.
Hari Guru Nasional pada 25 November ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994.
Baca juga: Dokter Sri Fitriyanti Askolani, PKK Mitra Pemerintah, Terus Dorong Peningkatan UMKM di Banyuasin
Penetapan tanggal 25 November sebagai hari guru sesuai dengan tanggal terbentuknya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Sejarah Hari Guru Nasional 25 Desember memiliki perjalanan panjang di republik ini.
Peran guru sangat besar dalam memperjuangan kemerdekaan sampai zaman mengisi kemerdekaan sekarang.
Semangat kebangsaan Indonesia telah lama tumbuh di kalangan guru-guru bangsa Indonesia.
Dilansir dari pgri.or.id, organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri pada tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).
Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah.
Dengan latar pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua.
Tidak mudah bagi PGHB memperjuangkan nasib para anggotanya yang memiliki pangkat, status sosial dan latar belakang pendidikan yang berbeda.
Sejalan dengan keadaan itu maka di samping PGHB berkembang pula organisasi guru baru antara lain Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS),
Ada lagi Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB), disamping organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan atau lainnya.
Seperti Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama.
Kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sejak lama tumbuh, mendorong para guru pribumi memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda.
Hasilnya antara lain adalah Kepala HIS yang dulu selalu dijabat oleh orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia.
Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kemerdekaan.
Perjuangan guru tidak lagi perjuangan perbaikan nasib, tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak “merdeka”.
Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).
Perubahan nama ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata
“Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda.
Sebaliknya kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta.
Melalui kongres ini segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama dan suku, sepakat dihapuskan.
Mereka adalah –guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk.
Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 –seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.
Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tengah bau mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan :
1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.
2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan.
3. Membela hak dan nasib buruh umumnya,guru pada khususnya.
Sejak Kongres Guru Indonesia itu, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Jiwa pengabdian, tekad perjuangan, dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, dan independen.
Untuk itulah , sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional , dan diperingati setiap tahun.