Berita Lubuklinggau
Cara Membuat Sabun Cuci Piring Herbal, Modal Rp 40 Ribu Dapat 5 Liter, Karya Mahasiswa UIN Walisongo
Sabun cuci piring herbal ini dinilai lebih ekonomis dan ramah lingkungan, bahkan pengetahuan ini dapat dimanfaatkan sebagai inovasi.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa ke desa, membawa berkah bagi warga setempat. Salah satunya yang dilakukan Binti Mutammimah, Mahasiswa UIN Walisongo Semarang.
Ceritanya, Binti, tengah pulang kampung karena pandemi. Selama di desa, Binti tetap melaksanakan kuliah secara daring termasuk praktik KKN yang dilakukan di desanya.
Mahasiswi Pendidikan Kimia UIN Walisongo Semarang mengadakan pelatihan pembuatan sabun cuci piring dari bahan alami (herbal).
"Saya sedang mengikuti program KKN Reguler 75 dari rumah dengan melakukan pelatihan pembuatan sabun cuci piring herbal dari bahan yang mudah ditemukan di di lingkungan sekitar," katanya dalam surel yang diterima Tribun.
Kegiatan ini diikuti 25 ibu-ibu anggota pengajian Aisiyah Ranting Kompleks SD di Sumberharta, Kabupaten Musi Rawas Minggu (15/11/2020).
Kegiatan pelatihan pembuatan sabun cuci piring herbal ini dimaksudkan untuk mengedukasi masyarakat khususnya ibu rumah tangga akan adanya potensi tanaman sekitar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif pembuatan sabun cuci piring.
Mengingat sabun cuci piring merupakan kebutuhan vital rumah tangga yang diperlukan setiap harinya.
"Pengetahuan tentang cara membuat sabun cuci piring herbal ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh ibu-ibu Pengajian Aisiyah Sumberharta untuk memproduksi sabun cuci piring secara mandiri di rumah," katanya.
Selain efektif untuk mencuci piring, sabun cuci piring herbal ini dinilai lebih ekonomis dan ramah lingkungan, bahkan pengetahuan ini dapat dimanfaatkan sebagai inovasi dalam berwirausaha di sektor rumah tangga untuk menambah penghasilan.
Pada kegiatan ini, mahasiswa KKN UIN Walisongo mempraktikkan cara membuat sabun cuci piring herbal mulai dari tahap persiapan alat dan bahan, proses pembuatan, hingga proses pengemasan.
Di antara bahan dan alat yang dibutuhkan, contohnya: blender, alat penyaring, daun pandan (bahan pewarna), air, jeruk nipis, texapon (bahan sulfaktan), garam, dan sebagainya.
Sedangkan proses pembuatan didahului dengan menghaluskan daun pandan, lalu menyaring daun pandan yang sudah halus untuk diambil filtratnya, kemudian mencampurkan setiap bahan yang telah disiapkan, dan mendiamkan campuran sabun tersebut selama sehari semalam sampai busa pada sabun hilang.
Sabun cuci piring yang dihasilkan dikemas dan dibagikan kepada ibu-ibu pengajian Aisiyah yang mengikuti kegiatan pelatihan agar dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
"Saya mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru yang sangat bermanfaat. Pelatihan ini dapat saya praktikkan utamanya ketika ada acara hajatan atau acara lain yang membutuhkan banyak sabun cuci piring, guna menghemat pengeluaran keuangan rumah tangga," ungkap Tri Hilaliyah salah satu anggota pengajian Aisiyah yang mengikuti kegiatan pelatihan demonstrasi pembuatan sabun cuci piring herbal.
Binti sangat berterima kasih atas antusiasme ibu-ibu pengajian Aisiyah yang telah mengikuti jalannya kegiatan, disamping kesibukan mereka mempelajari ilmu agama dan mendampingi kegiatan belajar anak di rumah.