Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW, Pertama Kali Dilakukan Abad Ke-7 Setelah Hijriah

Maulid Nabi merupakan peringatan hari kelahiran baginda Nabi Muhammad saw yang ternyata bukanlah tradisi ketika Rasul masih hidup.

Editor: M. Syah Beni

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW, Pertama Kali Dilakukan Abad Ke-7 Setelah Hijriah

Maulid Nabi merupakan peringatan hari kelahiran baginda Nabi Muhammad saw yang ternyata bukanlah tradisi ketika Rasul masih hidup.

Perayaan ini menjadi tradisi dan berkembang luas dalam masyarakat dan kehidupan umat Islam dari berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, jauh sesudah Rasulullah Muhammad saw wafat.

Jadi, selama rasul hidup ternyata tidak ada namanya tradisi maulid nabi, bahkan pada zaman sahabat sekalipun.

Lantas, bagaimana sejarah dan asal usul adanya tradisi maulid nabi besar Muhammad saw?

Peringatan itu kali pertama dilakukan Raja Irbil yang saat ini berada di wilayah Irak, yakni Muzhaffaruddin al kaukabri pada sekitar abad ke-7 hijriah.

Perayaan Maulid Nabi itu dilakukan pada bulan Rabi’ul Awal dan dirayakan secara besar-besaran.

Tradisi ini kemudian berkembang pesat dan luas di seluruh dunia hingga Indonesia.

Bisa dibayangkan, pada zaman rasul, sahabat dan sesudahnya ternyata peringatan maulid nabi tidak ada.

Setelah selang waktu sekitar 600 hingga 700 tahun kemudian, tradisi itu muncul.

Karena itu, jika tidak mengerti arti, makna dan hikmah maulid besar nabi Muhammad saw justru menimbulkan “hura-hura” seremonial saja tanpa ada makna yang substantif.

Baca juga: Bacaan Sholawat Munjiyat Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya, Sholawat Nabi Muhammad

Karena itu, redaksi Islamcendekia.com mencoba untuk menyelami apa sih arti makna dan hikmah maulid besar nabi Muhammad saw sesungguhnya?

Arti Maulid Nabi

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, maulid sama halnya dengan milad yang artinya hari lahir.

Jadi, maulud nabi bisa diartikan sebagai hari lahir baginda rasulullah Muhammad saw.

Seperti hari kelahiran pada umumnya yang dirayakan dengan ulang tahun atau birthday, maulid nabi dirayakan dengan tujuan memperingati ulang tahun kelahiran tokoh besar umat Islam, yakni Muhammad Saw.

Makna Maulid Nabi

Dengan adanya seremonial maulid nabi, umat Islam diharapkan bisa mengingat kembali betapa gigih perjuangan rasul dalam merintis dan mengembangkan ajaran Islam di tengah tradisi dan budaya Arab yang waktu itu dalam keadaan jahiliyah.

Satu hal yang harus dilakukan umat Muslim ketika merayakan maulid nabi adalah meneladani sikap dan perbuatan, terutama akhlak mulia nan agung dari baginda nabi besar Muhammad saw.

Bukan hanya seremonial belaka, perayaan itu mestinya diresapi dalam hati yang begitu dalam dan mencoba untuk meneladani dan mempraktikkan akhlak mulia dari nabi.

Saat melontarkan pujian-pujian dan sholawat yang begitu menggebu-gebu, hendaknya tidak hanya ditujukan kepada fisik maupun keduniawiannya saja tetapi juga akhlak nabi yang begitu agung dan mulia.

Dalam hal ibadah, akhlak mulia dan agung dari nabi itulah yang harus ditiru, dicontoh dan diteladani.

Padahal kita tahu, Islam sebagai agama yang dibawa nabi Muhammad adalah rahmatan lil alamin.

Artinya, Islam membawa rahmat bagi alam semesta, bukan hanya umat Muslim saja atau manusia saja, tetapi semua makhluk seperti hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alamnya.

Baca juga: Video Sholawat Nabi Muhammad SAW Terbaik dan Terindah Beserta Artinya

Baca juga: Sholawat Allahul Kafi Rabbunal Kafi Lirik dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Hikmah Maulid Nabi

Terkadang seremonial itu perlu, hal ini untuk mengingatkan kembali tentang betapa hebat perjuangan beliau dan akhlak serta moralitas beliau.

Manusia itu tempatnya lupa, meski setiap hari sholawat, tetapi kalau hati tidak meresapinya pasti lupa dengan makna substantif dari shalawat.

Dengan adanya maulid, manusia atau umat Muslim diharapkan bisa tergugah kembali untuk selalu berikhtiar secara konstan dalam meneladani dan mengamalkan ajaran-ajaran serta akhlak baginda nabi Muhammad saw.

Itulah Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW 28 Oktober 2020, Pertama Kali Dilakukan Abad Ke-7 Setelah Hijriah.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved