Tambang Batubara Ilegal Tanjung Lalang
Lorong Tambang Hanya Ditopang Kayu, Setiap Hari Pekerja Kikis Tebing Kerukan Tanah
Di sejumlah kubangan lain terlihat kerangka penopang lorong yang terbuat dari kayu.Kerangka itu yang kemungkinan menopang tanah bagian atas lorong.
Penulis: Yohanes Tri Nugroho | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, MUARAENIM - Kubangan raksasa di desa Penyandingan Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muaraenim seakan menjadi kuburan masal belasan orang penambang batubara Ilegal, Rabu (21/10/2020).
Pasca evakuasi 11 orang wafat dilokasi sementara tiga orang selamat dari maut karena berhasil melarikan diri sebelum tebing kerukan tanah setinggi delapan meter yang menjadi mereka mengikis batubara runtuh.
Lokasi penambangan berada sekitar tiga kilometer jalan lintas tengah. Akses jalan menuju lokasi melalui akses sebuah perusahaan pembangkit. Kemudian dilanjutkan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan roda dua.
Penambangan ilegal itu bukan berada di lahan kosong, lokasi itu mulanya adalah kebun sawit disekitarnya.
Umur pohon sawit itu cukup tua terlihat dari besarnya batang yang melebihi diameter tiang listrik.
Tak hanya ada satu kubangan raksasa, dikawasan tempat kejadian peristiwa memilukan itu ada belasan kubangan lain. Sebagian nampak masih beroprasi karena terlihat tumpukan karung berisi " emas hitam " itu.
Kubangan raksasa itu nampak tidak semua dikerjakan manual oleh tangan manusia.
Guratan "kuku" alat berat terlihat di dinding kubangan. Tanah kerukan pun menggunung di sisi kubangan.
Longsoran yang menimpa para korban nampaknya bukan yang pertama.
Di sejumlah kubangan lain terlihat kerangka penopang lorong yang terbuat dari kayu.
Kerangka itu yang kemungkinan menopang tanah bagian atas lorong.
Di sisi masing-masing kubangan terlihat sejumlah pondok beratapkan terpal yang ditengarai menjadi tempat istirahat para penambang.
Di pondok itu tak hanya ada tempat tidur ada pula sejumlah alat masak.
Baca juga: Korban Longsor Tambang Batu Bara Ilegal Tanjug Lalang Muaraenim Terkubur 8 Meter
"Informasi yang saya terima mereka baru mau membuat lorong saat itu, mereka kerja berdekatan dan terjadilah longsoran dari dinding sebelah kanan, sehingga banyak yang tertimbun," ungkap Kapolsek Tanjung Agung, Faisal P Manalu SH. SIK
Pasca kejadian dilaporkan, kepolisian bersama masyarakat pun melakukan evakuasi menggunakan alat berat untuk mempermudah pencarian.
Saat ditemukan posisi mereka berdekatan satu sama lain dalam kondisi sudah meninggal dunia.
