Peserta yang Menunggak Iuran JKN-KIS, Ikut Program Relaksasi Saja
Program Relaksasi ini ditujukan Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau biasa dikenal peserta yang membayar iurannya sendiri dan juga pelaku usaha.
TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Masa pandemi Covid-19 seperti saat ini berimbas ke perekonomian sebagian besar masyarakat.
Tidak sedikit masyarakat yang mengalami kesulitan membayar iuran Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sehingga menjadi tunggakan.
Menyikapi situasi seperti ini, BPJS Kesehatan menghadirkan Program Relaksasi untuk membantu peserta JKN-KIS melunasi tunggakannya.
Program Relaksasi ini ditujukan untuk Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau biasa dikenal peserta yang membayar iurannya sendiri dan juga untuk para pelaku usaha. Kepala BPJS Kesehatan Cabang Lubuklinggau Harry Nurdiansyah menjelaskan peserta yang menunggak lebih dari 6 bulan sudah bisa mengikuti program ini.
“Program Relaksasi bisa diikuti peserta JKN-KIS dari segmen PBPU yang menunggak lebih dari 6 bulan. Cara mengikutinya hanya dengan mendaftarkan diri melalui kanal-kanal yang sudah kami sediakan, seperti melalui BPJS Kesehatan Care Center 1500400, aplikasi Mobile JKN dan Kantor BPJS Kesehatan terdekat. Program ini kami buka pendaftarannya sampai 31 Desember 2020 saja,” terang Harry, Senin (22/9/2020).
Setelah terdaftar, peserta cukup membayar tunggakan iuran selama 6 bulan ditambah satu bulan iuran bulan berjalan.
Setelah pembayaran ini kartunya akan langsung aktif dan bisa digunakan untuk berobat.
Sisa tunggakannya bisa dicicil dan dilunasi sampai dengan Desember 2021. Nilai tunggakan yang dihitung yaitu maksimal 24 bulan atau dua tahun terakhir tertunggak saja.
Salah satu peserta JKN-KIS yang sudah mengikuti dan menikmati program relaksasi ini yaitu Yanti (39).
Yanti yang kesehariannya berjualan nasi uduk di pagi hari ini sangat kesulitan untuk mengumpulkan sedikit demi sedikit uang hasil penjualannya.
Maklum saja, sebelum masa pandemi banyak yang membeli dagangannya, baik dari karyawan kantoran, anak sekolah dan tetangga sekitar.
Kini semenjak sekolah diliburkan dan pegawai kantoran banyak yang kerja dari rumah membuat penghasilannya menurun.
"Kalau kemarin ramai jualannya. Sekarang memang agak berkurang karena Covid ini. Biasanya anak sekolah sebelum berangkat ada yang beli, orang kantoran juga kadang beli di sini. Tapi semenjak banyak yang tutup ini jadi sepi, paling tinggal tetangga sekitar sini yang beli. Sejak sepi jualannya jadi saya nunggak iuran. Untung ada yang memberi tahu ada program ini, jadi sekarang saya tetap bisa berobat kalau nanti sakit tapi tetap bisa bayar tunggakan iurannya dengan keringanan ini," imbuh Yanti.