Hentikan Motor Pasutri, Polisi Dapati Bungkus Sabu di Tas Pinggang, Upahnya untuk Beli Susu Anak
Upah jual sabu untuk tambahan buat beli susu anak kami karena masih kecil. Sekarang susah cari uang karena Corona
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Vanda Rosetiati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sepasang suami-istri pengedar sabu ditangkap polisi saat sedang mengantar narkoba jenis sabu.
IM (30) dan SY (32) digaruk Tim Hunter Sat Sabhara Polrestabes Palembang saat melintas di Jalan Syakyakirti, Karang Anyar, Gandus pada Selasa (22/9/2020) lalu.
"Anggota kami mengamankan sepasang suami-istri yang diamankan saat ini, ketika mereka sedang berboncengan sepeda motor di wilayah Gandus, tepatnya dekat Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya," kata Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Anom Setyadji didampingi Kasatresnarkoba, AKBP Siswandi kepada wartawan, Rabu (23/9/2020).
Saat digeledah, kecurigaan petugas terbukti saat ditemukan tiga bungkus sabu dalam tas pinggang yang dipakai Suryati.
Kedua orang ini tak dapat mengelak dan langsung dibawa ke Mapolrestabes Palembang.
"Barang bukti sabu seberat 32,27 gram sabu yang dikemas dalam tiga bungkus plastik," terang Anom.
Polisi kini sedang melakukan pengembangan terhadap jaringan pengedar narkoba yang melibatkan IM dan SY ini.
"Kedua tersangka dijerat Pasal 132 Junto Pasal 114 dan Pasal 112 Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika. Ancaman hukumannya bisa 20 tahun penjara," kata Anom.
Sementara tersangka IM mengaku telah dua kali mengantar sabu kepada seorang pemesan di Gandus.
Pada kesempatan pertama, IM dan SY mengaku mendapat upah sebesar Rp 250 ribu dari seorang bandar sabu yang identitasnya kini sudah dikantongi polisi.
Kali kedua mengantarkan sabu, pasutri ini apes karena ditangkap polisi.
"Pertama jual sabu Rp 10 juta, upah kami dapat Rp 250 ribu. Yang kedua ini kalau jadi, rencananya bakal dapat uang Rp 15 juta dan upah kami dijanjikan Rp 500 ribu," ungkap IM.
Kedua tersangka beralasan ingin mencukupi kebutuhan keluarga, terutama anak mereka.
"(Upah jual sabu) untuk tambahan buat beli susu anak kami karena masih kecil. Sekarang susah (cari uang) karena Corona," kata IM yang bekerja menjadi buruh ini.