Berita Pendidikan
Tidak Bisa Semuanya, SMP Negeri 1 Palembang Hanya Bantu Siswa Kesulitan Kuota Internet
epala SMP Negeri 1 Palembang Devi Emilya mengatakan, apabila bantuan diberikan secara menyeluruh kepada siswa akan ada kendala
Penulis: Melisa Wulandari | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM,PALEMBANG - Saat siswa masih diwajibkan belajar dari rumah atau secara dalam jaringan (daring) dan bahi di daerah-daerah yang susah sinyal bisa belajar secara luar jaringan (luring).
Belajar secara daring pun tak bisa jauh dari yang namanya internet, kuota internet pun sangat dibutuhkan bagi siswa yang belajar secara daring. Namun bagaimana bagi yang masih kesulitan membeli kuota.
Oleh karenanya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) baru saja mengumumkan berita bahagia.
Nadiem Makarim menyebut dana BOS untuk beli kuota internet demi meringankan beban orangtua dan siswa.
Menanggapi hal ini Kepala SMP Negeri 1 Palembang Devi Emilya saat dibincangi Tribun di ruangannya, apabila bantuan diberikan secara menyeluruh kepada siswa akan ada kendala.
"Jadi begini, anak didik kami hampir 800 orang kalau diberikan Rp 100 ribu peranak berarti mengeluarkan dana Rp 80 juta untuk sebulan kalikan 3 bulan jadi Rp 240 juta dan dana BOS kami tidak sampai segitu. Kalau pun diberikan bagaimana dengan guru-guru honor di sini, sedangkan mereka juga harus dibayar," jelasnya, Rabu (12/8/2020).
Tapi mereka siap memberikan bantuan bagi siswanya yang kesulitan membeli kuota, atau orangtuanya terkena dampak Covid-19.
"Untuk seluruh anak kami belum mampu membantu, tapi kami siap membantu bagi siswa yang membutuhkan dengan menunjukkan beberapa syarat," ujarnya.
"Seperti, menunjukkan surat tidak mampu dari RT, ada kartu Program Indonesia Pintar (PIP). Saya juga meminta agar wali kelas jemput bola melihat keadaan siswanya, keaktifannya di kelas," katanya.
Sedangkan untuk guru diberi bantuan kuota internet untuk mengajar sebesar Rp 150 ribu perorang, dengan total guru baik honor dan PNS sebanyak 40 orang.
"Bantuan kuota untuk guru sudah berjalan sampai Desember 2020 sudah kami anggarkan," jelasnya.
Sementara itu, selama pembelajaran daring Devi membagi waktu bagi para gurunya untuk datang ke sekolah.
"Jadi saya membuat SK Kepala Sekolah untuk guru diwajibkan datang ke sekolah 3 kali dalam seminggu, dan sebelum pembelajaran daring diintenskan seperti ini kami juga memberikan pelatihan," katanya.
"Pada 13-15 Juli lalu kami memfasilitasi para guru SMPN 1 Palembang untuk belajar bagaimana menerapkan belajar daring melalui beberapa aplikasi seperti saat mengajar menggunakan aplikasi Zoom, Google Classroom dan lainnya apabila merasa kesulitan bisa melalui Whatsapp," jelasnya.
Pihaknya merasa tidak semua guru mengerti maka dari itu sekolah memfasilitasi guru-guru agar tak kebingungan pada saat mengajar.
Untuk buku pegangan siswa, dia mengatakan para siswa sudah dibagikan link untuk mengakses buku-buku elektronik.
"Untuk buku cetak saat ini memang belum kami bagikan karena belum tercukupi, masih menunggu kalau sudah cukup dan buku sudah dicetak selanjutnya akan kami bagikan merata kepada siswa mulai dari kelas VII-IX," katanya.
"Buku ini kan pakai sistem SIPlah (Sistem Informasi Pengadaan Sekolah) jadi para orangtua, saya berharap untuk sabar menunggu. Stok lama kami ada tapi kan gak cukup kalau dibagikan sekarang, saya ingin dibagikan semua secara merata. Semua bisa dapat," tutupnya.