Waria Mencabuli Remaja di Palembang
Waria di Jalan Merdeka Palembang Kerap Bikin Onar, Bawa Pisau Sering Nodong
Maya, seorang warga sekitar mengaku tidak kaget lagi dengan aksi kejahatan yang dilakukan oleh waria di kawasan tersebut
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Wawan Perdana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-RA (15 tahun), menjadi korban pelecehan seksual oleh tiga waria saat berjalan kaki di sebuah lorong sepi di kawasan Jalan Merdeka Kota Palembang, Jumat (31/7/2020) sekitar pukul 23.00 WIB.
Sebelum kabur usai melakukan aksi bejatnya, para pelaku juga merampas handphone milik korban.
"Saya tidak berani melawan soalnya saya lihat mereka simpan pisau di pinggangnya," ujar RA saat ditemui Tribunsumsel.com dikediamannya, Sabtu (1/8/2020).
Tribunsumsel.com lantas mendatangi lokasi kejadian tempat dimana RA mengalami peristiwa buruk tersebut.
Tepatnya berada di sebuah lorong tanpa nama yang menjadi salah satu penghubung antara Jalan Merdeka dan Jalan Pangeran Ario Kesuma Kelurahan Talang Semut Kecamatan Bukit Kecil Palembang.
Lorong tersebut hanya memiliki panjang sekitar 50 meter dan berada persis di sebelah SPBU jalan merdeka.
Maya, seorang warga sekitar mengaku tidak kaget lagi dengan aksi kejahatan yang dilakukan oleh waria di kawasan tersebut.
"Disini memang terkenal rawan, banyak banci, banyak juga ulah (kejahatan) mereka. Salah satunya ya itu tadi, mereka sering nodong orang. Jangankan orang yang lewat, pasien-pasien mereka saja banyak yang kena todong," ujarnya.
Bahkan, kata Maya, warga sekitar juga tidak berani untuk melintas di lorong tersebut di malam hari.
Sebab para waria yang biasa mangkal dikawasan tersebut juga terkenal kerap membawa senjata tajam seperti pisau.
"Iya mereka suka bawa senjata. Baru-baru ini ada perantau asal Medan, dia numpang bermalam di salah satu warung dekat sini. Sama banci-banci itu diganggu juga sampai ketakutan orang itu. Tapi ya bukan cuma orang luar, kita saja takut lewat sini kalau malam-malam."
"Seperti tukang becak, tidak ada yang berani lewat sini malam hari. Mending cari jalan lain, memutar arah atau biasanya lewat dari belakang kodim, disitu lebih aman," ujarnya.
Hal yang semakin menjadikan tempat tersebut tidak aman adalah tidak adanya lampu penerang jalan di lorong tersebut.
"Nah itulah, jalan disini gelap sekali kalau malam. Jadi mereka (waria) merajalela disini. Mereka itu sangat sering dirazia sama aparat, tapi masih saja berbuat ulah," ujarnya.
Kronologi
Tiga orang waria yang biasa mangkal di kawasan 26 Ilir Palembang, berbuat nekat dengan melecehkan seorang remaja dan rampas handphone.
Korbannya seorang remaja berusia 15 tahun di Palembangh berinisial RA.
RA kini mengalami trauma yang begitu mendalam setelah mengalami pelecehan seksual.
Berdasarkan pengakuannya,
"Mereka seperti keroyokan, ada tiga pelakunya. Satu memegangi tangan kanan saya, satunya lagi tangan kiri saya. Dan satu pelaku lagi langsung menurunkan celana saya," ujar RA saat ditemui dikediamannya, Sabtu (1/7/2020).
Tak cukup sampai disitu, setelah melakukan aksi bejatnya, ketiga pelaku juga langsung merampas telepon genggam milik korban.
RA yang masih begitu muda, hanya bisa menangis sejadi-jadinya saat kejadian itu.
"Saya ditinggalkan begitu saja. Saya sempat teriak supaya handphone jangan dibawa kabur, soalnya itu punya ibu saya dan adik juga sekarang sekolah online pakai (handphone) itu."
"Tapi mereka malah bentak saya dan bilang kalau kamu mau handphone ini, panggil orang tua kamu kesini," cerita RA dengan wajah yang terlihat begitu lesu.
Diketahui, peristiwa itu terjadi di sebuah lorong yang berada persis di samping SPBU jalan merdeka kota Palembang, Jumat (1/7/2020) sekitar pukul 23.00 WIB.
Saat itu RA berjalan kaki seorang diri setelah mengantar pulang sang pacar yang rumahnya berada tak jauh dari gedung SMP N 1 Jalan Pangeran Ario Kesuma Kecamatan Kemuning Palembang.
Dikarenakan hari sudah malam dan suasana sepi, pemuda itu memilih jalan pintas untuk tembus di jalan merdeka.
"Saya sendirian, suasana juga sepi," ujarnya.
Saat hampir keluar lorong yang berada di Jalan Merdeka tersebut, tiba-tiba dari arah belakang korban dikejutkan dengan tangan seseorang yang langsung memiting lehernya.
Tubuh korban juga didorong dan disandarkan pada tembok lorong tersebut.
Ketiga pelaku tersebut kemudian langsung melakukan aksi bejatnya terhadap korban.
"Sekitar 30 menit kemudian mereka baru melepaskan saya. Tapi sebelumnya mereka sudah merampas handphone saya," ujarnya.
Saat kabur ketiga pelaku langsung lari dan berpencar.
Dua orang berlari ke arah gedung SMP N 1 dan satu pelaku lagi langsung melambaikan tangan ke arah pengemudi sepeda motor jenis Scoopy yang diduga RA sudah menunggu dari kejauhan.
"Motor itu nunggu diseberang jalan dan langsung dipanggil sama banci yang satunya," ujar dia.
RA mengaku masih mengingat benar wajar dari ketiga pelaku.
Sebab menurutnya, ketiga pelaku sering lewat atau mangkal disekitaran rumahnya yang dikatakan RA cukup banyak waria saat malam hari.
"Mereka benar-benar berdandan seperti perempuan, pakai baju seperti gaun sampai batas dengkul seperti perempuan. Pakai rambut palsu juga," ujarnya.
RA mengaku begitu sedih bila mengingat peristiwa mengerikan yang sudah dialaminya.
Bahkan bocah tersebut kehilangan nafsu makan dan sulit tidur sebab terus teringat peristiwa yang sudah dialaminya.
"Iya trauma sekali," ujar RA dengan mata berkaca-kaca menahan tangis.
Sementara itu, Ai (35 tahun), ayah kandung RA mengaku sangat tidak terima dengan peristiwa yang menimpa anak pertamanya tersebut.
Tak hanya itu, Ayah dua anak ini juga begitu bingung sebab handphone yang berhasil dirampas ketiga pelaku dari tangan RA, merupakan satu-satunya milik keluarga mereka.
"Anak saya yang bungsu (adik RA) sekarang juga sekolah via online. Cuma itu handphone yang kami punya. Sekarang saya sama istrj lagi bingung, gimana nanti anak kami mau sekolah," ujarnya.
Pihak keluarga sangat berharap agar para pelaku bisa segera tertangkap.
Untuk itu Ai juga sudah mendatangi kantor kepolisian untuk membuat laporan.
"Tapi laporan kami belum diterima dan diminta datang lagi hari Senin karena katanya belum ada yang piket. Mungkin karena masih suasana lebaran," ujarnya.