Idul Adha 2020
Ini 2 Contoh Khutbah Idul Adha 2020 dari MUI dan Muhammadiyah, Tema Syariah Kurban Pandemi Covid-19
Ini 2 Contoh Khutbah Idul Adha 2020 dari MUI dan Muhammadiyah, Tema Syariah Kurban Pandemi Covid-19
Penulis: Abu Hurairah | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM - Berikut contoh naskah khutbah Shalat Idul Adha 2020/1441 H dari MUI dan PP Muhammadiyah
Dilansir Tribunsumsel.com dari MUI-Lampung.co.id Khutbah Idul Adha 2020: Syari'ah Qurban Dr. Agus Hermanto, MHI Dosen UIN Raden Intan Lampung :
SYARI’AH QURBAN
Dr. Agus Hermanto, M.H.I
(الخطبة الأولى)
السّلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر,
الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر
الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر
الحمد لله الذى جعل عيد الأضحى يوم السرور. أحلّ اللهُ الطعامَ وحرّمَ الصيامِ, . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. الَّذِى خَصَّ عِبَادَهُ بِخَيْرِ كِتَابٍ أُنْزِلَ وَأَكْرَمَهُمْ بِخَيْرٍ نَبِىٍّ أُرْسِلَ وَجَعَلَهُمْ بِالإِسْلاَمِ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَأَتَمَّ عَلَيْهِمُ النِّعْمَةَ بِأَعْظَمِ دِيْنٍ شَرَعَهُ اللهُ لِعِبَادِهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الِّذِى أَدَّى الأَمَانَةَ وَنَصَحَ الأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِى اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ وَتَرَكَهُمْ عَلَى المِلَّةِ الحَنِيْفَةِ السَّمْحَةِ وَعَلَى الطَّرِيْقَةِ الوَاضِحَةِ الغَرَّاءِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّ يْنِ. أما بعدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ! أُوْصِى نَفْسِى وَأَنْتُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ, إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
قال الله تعالى فى كتابه الكريم:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. وقال أيضا: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilham.
Jama’ah shalat Idul Adha yang dimulyakan Allah!
Hari raya Idhul Adha adalah hari besar umat Islam, merupakan hari kemenangan, hari dihalalkannya makanan dan diharamkan shiyam (puasa), yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah dan ditambah tiga hari yaitu hari-hari Taysrik, pada tanggal 11,12 dan 13 Dzulhijjah, Idhul Adha merupakan hari peradaban manusia, sebagai pondasi serta tonggak disyari’atkannya ajaran para Nabi yang lalu dan kemudian disyari’atkan kembali bagi umat Islam, berupa risalah Islamiyah yang bawa oleh baginda Rasulullah Muhammad saw.
Berbicara tentang Idul Adha, berarti berbicara tentang dua sejarah umat Nabiyullah yang menjadi cerita dalam al-Qur’an, yaitu perjalanan Nabi Ibrahim as., yang diuji oleh Allah dengan ujian yang sangat berat, yaitu ujian di atas rata-rata ujian manusia, yaitu diperintahkan menyembelih putranya, yang mana beliau setelah mendapatkan ujian berpuluh-puluh tahun tidak memiliki anak, setelah lahir putra kesayangannya Allah mengujinya dengan menyuruhnya untuk menyembelih.
Qurban merupakan syari’at yang dibawa oleh Nabi Ibrahim as., yang kemudian diperkuat oleh syari’at Nabi Muhammad saw., inilah yang disebut syar’u man qablana, yaitu syari’at yang telah disyari’atkan terdahulu dan kemudian disyari’atkan kembali dalam risalah Islamiyyah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Sebagaiamana firman Allah swt; Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak, Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah, sesungguhnya orangh-orang yang membenci kamu dialah yang terputus” (QS. al-Kautsar: 1-2).
Maksudnya bahwa Allah telah memberikan anugrah kepada Nabi Muhammad, dan Allah telah memberikan kepada Nabi Muhammad al-Kautsar, yaitu sungai yang mengalir di surga yang dijanjikan untuk Nabi Muhammad. Ada beberapa pendapat tentang makna al-Kautsar, yaitu; 1) sungai di surga, 2) kebaikan yang banyak yang diberikan kepada Nabi kita Muhammad sawa., 3) ilmu dan al-Qur’an, 4) yaitu nubuwwah (kenabian), 5) telaga Rasulullah saw., yang banyak manusia mendatanginya, dan 6) begitu banyak pengikut dan umat.
“Inna a’thainaa” ayat ini memberikan keterangan bahwa Allah swt., telah memberikan Surga al-Kautsar. Secara makna, memberi itu tentunya tidak semua apa yang kita miliki, maka sesungguhnya Allah telah memberikan kenikmatan al-Kautsar kepada Nabi Muhammad hanyalah sedikit dari apa yang Allah miliki, namun walaupun hanya sedikit atas apa yang Allah berikan, namun nlainya sangat besar bagi kita sebagai hambanya.
“Fashalli li rabbika wan har” maka shalatlah, yaitu bershalatlah karena Allah dan bukan yang lainnya, dan janganlak seperti orang-orang musyrik yang mana mereka bersujud kepada selain Allah dan melakukan penyembelian kepada selain Allah, sebagian besar ulama memaknai bahwa yang dimaksud shalat di sisini adalah diperintahkannya shalat Idul Adha, dan berqurban.
Sesungguhnya orang yang membenci Rasulullah saw., dialah yang terputus, yaitu orang-orang yang memusuhi nabi kelak setelah ia mati tidak lagi dipuji-puji dan disebut-sebut lagi namanya, abtar adalah julukan bagi masyarakat Arab jika anak laki-lakinya meninggal, yang mana semua anak laki-laki Nabi Muhamamd meninggal, sehingga ada ungkapan “Bataro Muhammad).
Qurban, dalam istilah fikih sering disebut dengan istilah al-udhiyah, yaitu penyembelihan binatang, sedangkan qurban adalah identik dengan prilaku yang dilaksanakannya yaitu berqurban pada hari raya Idul Adha, sebagaimana ajaran Nabi Ibrahim as., yang diuji oleh Allah swt., untuk menyembelih putranya yaitu Isma’il as.
Sebagagaimana Sabda Rasulullah saw; “Sesungguhnya yang paling agung di sisi Allah Ta’ala adalah hari Nahr (10 Dzulhijjah) kemudia hari qar (hari setelahnya)” (HR. Abu Daud dengan Asnad yang Jayyid)
Sesungguhnya, ada sebagian ulama berpendapat bahwa hari raya Idul Adha lebih mulia daripada Idul Fitri, karena pada hari Idul Adha diperintahkan shalat dan qurban, sedangkan di Idul Fitri diperintahkan untuk shalat dan shadaqah, tentu saja keutamaan qurban lebih mulia daripada shadqah.
Hal ini sesungguhnya merupakan Rahmat Allah swt., yang telah memerintahkan amalan shalih untuk dilaksanakan oleh hambanya, disisi lain Allah memerintahkan hambanya untuk beramal shalih di waktu yang lainnya agar umatnya jika tidak mampu menjalani amalan shalih yang satu, dapat menjalankan amalan-amalan shalih yang lainnya.
berkurban merupakan amalan yang utama dan mulia, dan di dalamnya mengandung banyak hikmah-hikmah, diantaranya dengan berkurban, maka ia mensyukuri atas segala nikmat yang diberikannya dan yang kemudian dikurbankan lillahi Ta’ala, semata-mata karena Allah swt., selain itu, dengan kita berkurban, sesungguhnya telah membantu para fakir dan miskin untuk dapat menikmati daging qurban yang telah kita qurbankan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berqurban adalah:
1. Usia hewan yang dikurbankan, jika berupa unta, maka usianya lima tahun, kalau sapi usianya dua tahun, jika kambing usianya satu tahun.
2. Hewan qurban yang utama, hewan qurban yang diutamakan adalah yang bagus fisiknya dan banyak dagingnya.
3. Adab menyembelih, tata caranya menghadap kiblat, mengawali dengan kalimat basmalah dan takbir serta ihsan (lillahi ta’ala), dan dilarang mengasah pisau penyembelihan di depan binatang yang diqurbankan.
4. Pembagian Qurban, bagi orang yang berqurban disunahkan untuk memakan dagingnya, kecuali daging binatang qurban yang dinadzarkan dan dita’yinkan. Selain itu, daging tersebut dibagikan kepada para fakir dan miskin.
5. Waktu berqurban, adapun waktu berqurban ang paling utama adalah setelah shalat ‘Id, yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah dan diteruskan hari Tasyrik tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.
6. Hewan yang tidak boleh diqurbankan, ada empat binatang yang tidak dapat diqurbankan, yaitu; buta, sakit, pincang dan kurus.
7. Bertakbir, dapun para ulama bersepakat bahwa takbir itu hendaknya dilakukan di malam Idul adha, sebelum shalat Idul Adha dan selama tiga hari tasyrik. Wallahu ‘A’lam.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
(الخطبة الثانية)
الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر,
الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر
الحَمْدُ ِللهِ الَّذِى تَتِمُّ الصَّالِحَاتِ , وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ , اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ,
فَيَا عِبَادَ اللهِ! أُوْصِى نَفْسِى وَأَنْتُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ, إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ ، وَثَنَّى بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ ، فَقَالَ تَعَالَى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا ، تَنْبِيْهًا لَنَا وَتَعْلِيْمًا ، وَتَشْرِيْفًا لِنَبِيِّهِ وَتَعْلِيْمًا "إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَااَّلذِيْنَ آمَنُوْ ا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا"
اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وعلى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيْ الحَاجَاتِ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ , اللّهُمَّ لا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لايَخَافُكَ وَلا يَرْحَمُنَا , اللّهُمَّ انْصُرِ المُجَاهِدِيْنَ الَّذِيْنَ يُجَاهِدُوْنَ فِي سَبِيْلِكَ فِي كُلِّ زَمَانٍ وَمَكَانٍ, اللّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ دِيْنَكَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ دِيْنَكَ , اللّهُمَّ أَعِزَّ الإسْلامَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَذِّلَّ الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَانْصُرْ عِبَادَكَ المُؤْمِنِيْنَ, اللّهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هَذَا الشَّهْرِ المُبَارَكِ مِنَ السُّعَدَاءِ المَقْبُوْلِيْنَ وَ لاَ تَجْعَلْنَا اللّهُمَّ مِنَ الأَشْقِيَاءِ المَرْدُوْدِيْنَ, اللَّهُمَّ إِنِّا نعُوذُبِكَ مِنْ البَرَصِ، وَالجُنُونِ، وَالجُذَامِ، وَمِنْ سَيِّءِ الأَسْقَامِ تَحَصَّنَا بِذِى الْعزَّةِ وَالْجَبَرُوْتِ وَاعَتَصَمْنَا بِرَبِّ الْمَلَكُوْتِ وَتَوَكَّلْنَا عَلَى الْحَيِّ الَّذِى لاَ يَمُوْتُ اللّهُمَّ اصْرِفْ عَنَّا هَذا الْوَبَاءَ وَقِنَا شَرَّ الرَّدَى وَنَجِّنَا مِنَ الطَّعْنِ والطَّاعُوْنِ وَالْبَلاَءِ بِلُطْفِكَ يَا لَطِيفُ يَا خَبِيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ رَبَّنَا لاتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّاب رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإحْسَانِ وَاِيْتَآءِ ذِيْ القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكَمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Itulah contoh naskah Khutbah dari Dr. Agus Hermanto, M.H.I, Dosen UIN Raden Intan Lampung.
Untuk lebih jelasnya silakan download dan akses tautan berikut ini : http://mui-lampung.or.id/2020/07/16/khutbah-idul-adha-2020-syariah-qurban/
==============================
Contoh Khutbah 2
Contoh Khutbah Idul Adha 2020/1441 H dirilis melalui situs resminya di covid19.muhammadiyah.id.
Khutbah Idul Adha ini mengusung judul 'Semangat Kurban Semangat Melawan Covid-19'.
Naskah khutbah Idul Adha ini ditulis oleh Amirudin, Pelaksana Sekretariat Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Semangat Kurban Semangat Melawan Covid-19
Assalamu alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Alhamdu lillaahi rabbil aalamiin. Asyhadu allaa Ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasuulullaah.
Wash-shalaatu was-salaamu alaa Rasuulillaah, wa alaa aalihi wa shahbihii wa man tabi'ahuu ilaa yaumil-qiyaamah.
Yaa ayyuhal-ladziina aamanuttaqullaaha haqqa tuqaatih, wa laa tamuutunna illaa wa antum muslimin.
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْد
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Laa Ilaaha illallaahu Wallaahu Akbar, Allaahu Akbar wa lillaahil-hamd
Keluargaku tercinta dan dicintai Allah.
Berbahagia sekali hari ini kita bersama-sama sekeluarga dapat merayakan Iduladha tahun 1441 H ini.
Walaupun saat ini wabah Coronavirus (Covid-19) masih menghantui kita, tetapi hal itu tidak mengurangi rasa syukur kita kepada Allah subhaanahu wa ta'aalaa atas segala limpahan rahmat-Nya kepada kita.
La in syakartum la aziidannakum, sungguh jika engkau bersyukur, niscaya akan Aku tambah nikmat-Ku kepadamu.
Demikian Allah telah berfirman.
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْد
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Laa Ilaaha illallaahu Allaahu Akbar, Allaahu Akbar wa lillaahil-hamd
Keluargaku tersayang dan disayang Allah.
Wabah Corona ini adalah ujian dari Allah bagi hamba-hamba-Nya yang beriman, agar kita selalu ingat kepada Allah, bahwa Allah lah yang Maha Besar, Allah yang menciptakan segala sesuatu.
Allah yang menguasai segala apa yang ada di muka bumi ini.
Allah yang menentukan semuanya. Oleh karena itu, marilah kita bersabar.
Jangan tergesa-gesa mengambil keputusan, karena Corona masih ada.
Jangan marah-marah karena tidak bisa jalan-jalan dan pergi-pergi ke mana suka, karena Corona masih merajalela.
Jangan menyerah dan putus asa, karena Corona tidak akan bisa berdamai.
Tetaplah juga untuk mendirikan shalat, jangan sampai terlewat, walaupun shalat jamaah hanya bisa dikerjakan di rumah.
Ingatlah firman Allah, yaa ayyuhal-ladziina aamanusta'iinuu bish-shabri wash-shalaah innallaaha ma'ashshaabiriin, hai orang-orang yang beriman, minta tolonglah kepada Allah dengan bersabar dan mendirikan shalat, karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْد
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Laa Ilaaha illallaahu Allaahu Akbar, Allaahu Akbar wa lillaahil-hamd
Keluargaku termulia dan dimuliakan Allah.
Cukuplah kisah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. menjadi teladan bagi kita dalam menetapi kesabaran.
Betapa gundah hati sang ayah ketika mendapat perintah mengurbankan anaknya tercinta.
Betapa galau hati sang anak ketika sang ayah meminta pendapatnya tentang perintah Allah untuk mengurbankannya.
Namun semua itu sirna karena rasa sayang dan taat kedua anak-bapak itu kepada Allah lebih tinggi dari rasa sayang kepada diri mereka sendiri.
Jadilah mereka bersama-sama menaati perintah Allah dengan penuh pasrah, ikhlas dan sabar.
Hal ini digambarkan dalam firman Allah, falammaa balagha ma'ahus-sa'ya, qaala yaa bunayya innii araa fil-manaami, 'annii adzbahuka, fanzhur maadzaa taraa; qaala yaa abatif'al maa tu'mar, satajidunii insyaa Allaahu minash-shaabiriin, tatkala Ismail sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, pikirkanlah apa pendapatmu!
Ismail menjawab, hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْد
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Laa Ilaaha illallaahu Allaahu Akbar, Allaahu Akbar wa lillaahil-hamd
Keluargaku terkasih dan dikasihi Allah. Marilah senantiasa kita wujudkan kesabaran itu dengan berusaha untuk dapat terhindar dari penularan virus Corona.
Caranya mudah: Pertama, jagalah kebersihan selalu, baik kebersihan badan dengan rajin mandi setiap hari, kebersihan tangan dengan selalu cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer, dan kebersihan rumah serta lingkungan, dengan cara menyapu, mengepel, maupun menyemprotkan disinfektan.
Kedua, menjaga jarak dengan orang lain paling sedikit 1-2 meter, apalagi dengan orang yang tidak dikenal, yang sering disebut dengan social distancing dan physical distancing.
Hindari bersalaman, kecuali yakin tangan dalam keadaan bersih.
Ketiga, sering-seringlah di rumah, jangan pergi-pergi kalau tidak ada urusan penting.
Jika keluar rumah hendaknya selalu memakai masker dan membawa hand sanitizer. Jauhi tempat-tempat keramaian dan kerumunan massa.
Mudah-mudahan dengan cara itu, Allah akan menjauhkan virus Corona dari kita.
Allah telah memberi peringatan, innallaaha laa yughayyiru maa bi qaumin hattaa yughayyiruu maa bi anfusihim, sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib setiap orang sampai mereka mau berusaha mengubah nasib mereka sendiri.
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْد
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Laa Ilaaha illallaahu Allaahu Akbar, Allaahu Akbar wa lillaahil-hamd
Keluargaku terhebat yang dihebatkan oleh Allah.
Dalam menetapi kesabaran ini, jangan lupa pula, kita harus tetap memperhatikan nasib orang-orang dan saudara kita yang kekurangan dan mengalami kesulitan karena wabah Corona.
Kita harus selalu membantu mereka dengan tetap berinfak dan bersedekah dan jika mampu ditambah dengan berkurban.
Kita harus senanatiasa berbuat baik dan bertolong-menolong dengan sesama, karena hal itulah yang dikehendaki oleh Allah.
Camkan firman Allah ini, innallaaha ya’muru bil-’adli wal-ihsaani wa iitaa’i dzil-qurbaa wa yanhaa ‘anil-fahsyaa’i walmunkari wal-baghy, sesungguhnya Allah memberi perintah untuk berbuat adil, berbuat baik, memberi pada kerabat dan mencegah perbuatan keji, munkar dan permusuhan; wa ta’aawanuu ‘alal-birri wat-taqwaa, saling tolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa.
Perhatikan juga sabda Nabi saw, wallaahu fii ‘aunil-‘abdi maa kaanal-‘abdu fii ‘auni akhiih, Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba Allah itu senantiasa menolong sesamanya.
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْد
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Laa Ilaaha illallaahu Allaahu Akbar, Allaahu Akbar wa lillaahil-hamd
Keluargaku terbaik yang selalu mendapat kebaikan dari Allah. Akhirnya, marilah kita panjatkan doa kepada Allah agar apa yang kita harapkan dapat dikabulkan dan mendapat ridla dari Allah swt.
Allaahummaghfir lil-mukminiina wal-mukminaat wal-muslimiina wal-muslimaat, alahyaa’i minhum wal-amwaat.
Allaahummaghfirlii wa liwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa.
Allaahumma innii a‘uudzubika minal-barashi wal-junuuni waljudzaami wa sayyi-il-asqaam.
Bismillaahi-lladzii laa yadlurru ma‘as-mihii syai-un fil-ardli wa laa fis-samaa-i wa Huwas-Samii‘ul-‘Aliim.
Rabbi adkhilnii mudkhala shidqin wa akhrijnii mukhraja shidqin waj’allii minladunka sulthaanan-nashiiraa.
Rabbij’alnii muqiimash-shalaati wa min dzurriyyatii, rabbanaa wa taqabbal-du’aa’. Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah, wa fil-aakhirati hasanah, wa qinaa ‘adzaaban-naar. Walhamdu lillaahi rabbil-‘aalamiin.
Oleh : Amirudin, Pelaksana Sekretariat Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Teks lengkapnya bisa diunduh di covid19.muhammadiyah.id.