Pria Tewas di Kertapati

Pembunuh Paman di Kertapati Dibekuk Jatanras Polda Sumsel

Kepolisian dari Unit IV Subdit III Jatanras Polda Sumatera Selatan (Sumsel) pimpinan Kompol Zainuri berhasil meringkus Dedi pada Rabu petang.

Penulis: Agung Dwipayana |
THINKSTOCK
Pembunuhan 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kurang dari 24 jam setelah menghabisi nyawa pamannya sendiri, Heriyadi alias Dedi berhasil ditangkap polisi.

Kepolisian dari Unit IV Subdit III Jatanras Polda Sumatera Selatan (Sumsel) pimpinan Kompol Zainuri berhasil meringkus Dedi pada Rabu petang.

"Pelaku pembunuhan atas nama saudara Heriyadi alias Dedi kami tangkap di Kemang Manis (Ilir Barat II) sekitar pukul 16.30," kata Kompol Zainuri saat dihubungi Tribunsumsel.com via telepon, Rabu (8/7/2020) malam.

Dengan ditangkapnya Dedi, maka perkara pembunuhan yang sebelum dilaporkan ke Polsek Kertapati, kini ditangani Jatanras Polda Sumsel.

BREAKING NEWS : Pembunuh Vanny Ditangkap di Bengkulu

Viral Aksi Wanita Hamil Gerebek Suami Sedang Berduaan di Kamar dengan Wanita Lain di Medan

"Untuk penyidikan selanjutnya oleh Polda Sumsel," tegas Zainuri.

Pelimpahan penanganan kasus pembunuhan di Kertapati ini juga dibenarkan Kapolsek Kertapati, AKP Polin Pakpahan.

"Besok LP (laporan) ditarik Polda. Tersangka sudah di Polda," kata Polin singkat.

Sebelumnya diberitakan, Junaidi (66 tahun) tewas di tangan keponakannya sendiri sesaat setelah menunaikan salat Magrib.

Peristiwa berdarah tersebut terjadi di kediaman Junaidi di RT 31 RW 06, Jalan Kemas Rindo, Kelurahan Ogan Baru, Kertapati pada Selasa (7/7/2020) lalu pukul 18.30.

"Almarhum dibunuh saat duduk-duduk di rumah setelah salat Magrib," kata Hartati, keluarga korban sekaligus ibu pelaku saat dibincangi di rumah duka, Rabu (8/7/2020).

Menurut Hartati yang juga ibunda pelaku bernama Heriyadi alias Dedi (36 tahun), kronologinya, ia juga baru selesai menunaikan salat Magrib.

Menurut keterangan putra Hartati yang lainnya, Dedi membawa sebilah pisau dan melangkah dengan cepat ke arah rumah korban yang hanya berjarak 20 meter dari rumah pelaku.

"Anak saya tanya ke Dedi, 'mau ke mana?' Dia bilang mau menghabisi orang. Kami kira dia ini cuma main-main aja," terang Hartati.

Pelaku Dedi lalu mengetuk pintu rumah korban dan setelah pintu dibuka, Dedi lalu menusuk korban.

"Almarhum luka tusuk di dada sampai tembus ke punggung. Ditusuk juga beberapa kali sampai banyak keluar darah," ungkap Hartati.

Melihat kakak iparnya bersimbah darah, Hartati lalu berteriak agar pelaku menghentikan perbuatannya.

Mendengar ibunya berteriak histeris, pelaku sempat akan menusuk ibunya.

"Dia (pelaku) itu seperti mau nusuk saya. Saya teriak 'allahuakbar', 'allahuakbar', baru dia berhenti mau ngejar saya," ujar Hartati.

Pelaku lalu melarikan diri, sementara warga sekitar TKP membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bari.

Korban pun menghembuskan nafas terakhir dan dibawa ke RS Bhayangkara untuk kepentingan visum.

Menurut Hartati, putranya itu nekat membunuh pamannya sendiri karena tak terima ditegur agar tidak meminta uang ke sopir truk di wilayah Kemas Rindo.

"Almarhum dipercaya salah satu perusahaan agar mengamankan truk-truk muatan yang keluar-masuk Jalan Kemas Rindo. Tapi pelaku ini malah minta uang ke sopir truk," ungkap Hartati.

Suatu hari, kata Hartati, ada sopir truk mengeluh karena diminta uang oleh pelaku hingga sampai ke telinga korban.

Korban yang merasa memiliki tanggung jawab, lalu menegur pelaku agar tak mengulangi perbuatannya.

"Sudah sebulan terakhir anak saya mengeluh karena dilarang pamannya ambil setoran ke sopir truk. Puncaknya pas lagi emosi, dia membunuh pamannya sendiri," kata Hartati.

Sementara Neli, istri korban berharap polisi dapat menangkap pelaku dan hukum ditegakkan seadil-adilnya.

"Kami sekeluarga berharap kejadian ini diproses," kata Neli sambil berurai air mata.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved