Timnas Indonesia
Pekan Depan, Shin Tae-yong Akan Datang ke Indonesia, Berikut Program yang Harus Dijelaskan
Pekan Depan, Shin Tae-yong Harus Datang ke Indonesia, Berikut Program yang Harus Dijelaskan
TRIBUNSUMSEL.COM - PSSI dengan tegas meminta pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, untuk datang ke Indonesia.
Tujuannya agar bisa segera melatih secara langsung timnas Indonesia baik di Tanah Air maupun di Korea Selatan.
Selain itu, memperbaiki komunikasi antara PSSI dan Shin Tae-yong yang sempat 'tersendat' karena perbedaan waktu dan tempat layaknya LDR (lond distance relationship) dalam kisah cinta anak milenial saat ini.
Keduanya memiliki perbedaan pandangan soal tempat training center (TC) atau latihan pemusatan timnas Indonesia U19.
Shin Tae-yong, jelas-jelas menginginkan TC timnas U19 digelar di Korea Selatan.
Akan tetapi, PSSI memilih pemusatan latihan timnas U19 dihelat di Tanah Air.
Kendati demikian, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, bersedia mendiskusikan rencana TC timnas U19 di Korea Selatan.
Asalkan, kata Mochamad Iriawan, Shin Tae-yong lebih dulu datang ke Indonesia untuk komunikasi lebih lanjut.
"Dia tetap meminta timnas U-19 TC di Korea Selatan. Saya mengatakan, ‘Anda harus ke sini dahulu’," kata pria yang akrab disapa Iwan Bule seperti dikutip Antara News.
Lebih lanjut, Iwan Bule menjelaskan jadwal kedatangan pelatih asal Korea Selatan tersebut.
"Kami berharap dia sudah di Jakarta pada minggu kedua Juli," jelasnya.
PSSI, kata Iwan Bule, ingin diskusi terkait TC timnas U19 dilakukan di Jakarta agar obrolan dapat dilakukan mendalam dan menyeluruh.
PSSI memiliki pertimbangan sendiri soal TC di Korea Selatan.
Ada beberapa hal yang membuat PSSI berat mengirimkan skuad timnas U19, yang saat ini beranggotakan 44 orang, ke Negeri Ginseng dalam situasi pandemi Covid-19.
Salah satunya adalah masalah kesehatan yang sama-sama menjadi perhatian Shin Tae-yong maupun PSSI.
"Kalau membawa 44 pemain, bagaimana jaminan keselamatan dan kesehatan mereka di sana? Lebih praktis kalau Shin Tae-yong dan tim yang ke Indonesia."
"Paling hanya ada lima atau enam orang. Kita bisa jamin perlindungan kesehatannya," kata purnawirawan Polri berpangkat akhir Komisaris Jenderal tersebut.