Rhoma Irama: Jangankan di Panggung Musik, Saat Salat Saja Setan Seliweran
mengharapkan pujian manusia merupakan syirik kecil, tapi dosanya besar.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Eko Adia Saputra
Rhoma Irama: Jangankan di Panggung Musik, Saat Salat Saja Setan Seliweran
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Memiliki nama besar dengan puluhan juta penggemar tentu membuat sosok Rhoma Irama bangga. Namun si Raja Dangdut tak mau jemawa dan memilih berusaha keras untuk bermusik dan berdakwah di jalan Allah semata-mata karena-Nya.
Saat menjadi bintang tamu di Sumsel Virtual Fest yang diselenggarakan Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post, Senin (22/6/2020), Rhoma menyampaikan betapa itu tak mudah. Menurut Rhoma, karena banyaknya godaan, maka perlu juga banyak latihan.
Ia pun menjelaskan, mengharapkan pujian manusia merupakan syirik kecil, tapi dosanya besar. Maka harus terus berusaha agar apa yang dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan, apa pun profesinya, semua dikerjakan semata-mata karena Allah Swt., bukan karena mengharapkan pujian manusia.
"Tentunya ini perlu latihan-latihan, perlu jam terbang, perlu renungan-renungan. Saat kita mentas atau setelah mentas, ketika membuat lagu-lagu, setelah merilis lagu, perlu renungan-renungan."
"Misalnya, ada ayat Alquran yang artinya 'Hai orang beriman jangan kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Besar murka Allah bagi orang yang mengatakan sesuatu, menyerukan sesuatu tapi dia tidak melakukan itu'. Makanya setiap saya menciptakan lagu dakwah, sebelum dirilis saya umumkan kepada para personel Soneta Group, hei kalian harus melaksanakan ini dulu, baru kita boleh mendendangkan ini," kata Rhoma.
Kemudian di dalam salat, lanjut Rhoma, ada firman Allah yang berbunyi "Sungguh beruntung orang beriman yang khusyuk dalam salat mereka".
"Arti khusyuk apa? Dia konsentrasi terhadap apa yang ia ucapkan, dia fokus dengan apa yang ia harapkan atau yang ia doakan. Karena salat itu doa. Ibadah itu meltih kita untuk terus lillah, lillah, lillah, lillah. Makanya doa dalam salat ya itu-itu juga, Fatihah fatihah juga. Itu terus yang dibaca. Karena memang doa syaratnya harus diulang-ulang. Ibarat pisau selalu harus diasah. Sehingga ketika digunakan dia efektif."
"Begitu juga masalah iman kepada Allah, masalah lillahi ta'ala, harus terus, terus dibiasakan. Apatah lagi iman itu kadang bertambah kadang berkurang. Di saat iman kita tinggi boleh jadi kita lillah, tapi ketika turun mungkin lillah-nya tidak seberpa, lebih banyak linnas-nya," kata Rhoma.
Karena itu, lanjut Rahoma, manusia tidak boleh mengklaim dirinya.
"Termasuk saya. Saya tidak mengklaim bahwa kalau saya bermusik itu lillahi ta'ala. Tetapi saya berusaha keras untuk konsentrasi mengingat Allah dalam setiap penampilan. Paling tidak ketika saya mau tampil, ketika selesai, istighfar banyak-banyak, baca ta'awuz banyak-banyak, minimal itu. Karena setan ini jangankan di panggung musik, saat kita salat saja setan seliweran," katanya.