Turnamen PUBG Piala Gubernur Sumsel 2020
Pendatang Baru, Tim eSports asal OKU, Smqr Targetkan Hasil Terbaik di Piala Gubernur Sumsel 2020
Pendatang Baru, Tim eSports asal OKU, SMQR Targetkan Hasil Terbaik di Piala Gubernur Sumsel 2020
Penulis: Novaldi Hibaturrahman | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Olahraga E-Sports (Electronic-Sports) saat ini kian digemari oleh para gamers terkhusus masyarakat yang masih berusia muda
Bahkan tidak sedikit para penyuka permainan video game dengan pemikiran yang sangat visioner sehingga berinisiatif untuk membuat tim E-Sports sendiri.
Salah satunya tim E-Sports pendatang baru, region OKU, Smqr RedStars yang juga ikut berpartisipasi dalam perebutan satu tempat di grandfinal Piala Gubernur Sumsel 2020 yang berlangsung pada Kamis (18/6/20) kemarin.
Pemilik tim E-Sport Smqr RedStars, Muhammad Aman Hidayat mengatakan, tim yang ia bentuk pada awalnya bernama sobathmisqueen_rose. Namun karena terlalu panjang, maka di persingkat menjadi Smqr.
"Sebenernya nama asli tim kami sobatmisqueen_rose tapi karena terlalu panjang dan gak muat namanya untuk ditulis di sertifikat jadi kami rubah jadi Smqr aja," ujar Muhammad Aman Hidayat.
Berdiri pada tahun 2019 lalu, tim E-Sports Smqr diketuai oleh Andre Saputra Bido dan Wakil Ketua Rosa Nurul Fajri.
Tim E-Sports Smqr sendiri mempunyai 3 divisi berbeda, yakni divisi game bergenre moba yang memainkan Mobile Legend, divisi battle royal memainkan PUBG serta divisi Point Blank.
Owner tim tersebut menyebutkan, jika jarak pembentukan antar divisi memang sengaja dilakukan secara tidak serentak, karena ditakutkan tim E-Sports Smqr akan gagal dan tidak berjalan.
"Tgl 4 juni 2019 Smqr kami bentuk, divisi pertamanya game bergenre moba Mobile Legend lalu tanggal 24 maret 2020 kami buka divisi PUBG 9 juni 2020 buka divisi Point Blank kita bertahap aja soalnya kalau mau dibarengin gak bisa jalan," ujarnya saat diwawancarai Tribunsumsel.com
Untuk tim E-Sports PUBG, Smqr saat ini sudah memiliki 8 tim yang siap dimainkan pada turnamen lokal maupun regional yang akan diadakan kedepannya.
"Untuk Smqr dari maret kemarin itu sudah punya 8 tim tiap 1 tim smqr itu diisi 5 player, jadi total kami punya 40 player ditambah 5 staff jadi 45 orang di tim,"
Dirinya mengatakan jika tim divisi PUBG memiliki cara tersendiri untuk menentukan mana tim yang pantas diturunkan dalam gelaran turnamen yakni dengan melakukan scrim (sparring) baik antar sesama tim maupun dengan tim lain.
"Kami juga mempunyai cara sendiri untuk mengambil yang terbaik nantinya 8 tim itu kita pertandingkan di scrim dan kita ambil 2-3 yang terbaik untuk dikirim ke turnamen resmi atau lokal," jelasnya.
Selanjutnya, tim yang lebih sering menjadi juara dari tiap scrim melawan player lain akan masuk rekomendasi untuk diikutsertakan dalam turnamen lokal maupun regional.
"Kami juga punya sistem sendiri untuk tim yang berprestasi, tim yang juara scrim latihan di skuad lain kami ambil tim yang sering juara di scrim dan juga sertifikatnya lalu kami ikutkan ke turnamen lokal dan regional," bebernya.
Tim Smqr divisi PUBG justru lebih aktif pada gelaran turnamen lokal di luar Kabupaten OKU dan telah dua kali mengikuti pertandingan resmi.
Hal tersebut dikarenakan para pengurus sedikit riskan untuk mengikuti turnamen di rumah sendiri akibat kondisi pandemi Covid-19 di Kabupaten OKU yang sempat menjadi zona merah.
"Kalau smqr pubg sebenernya sering ikut turnamen lokal di luar OKU cuma kalau untuk skala resmi baru satu kali itu pas turnamen IeSPA kemarin dan alhamdulillah kami pringkat 13, turnamen piala gubernur ini yang kedua kalau untuk lokal OKU belum karena ada covid ini," ungkapnya.
Sebelumnya tim Smqr RedStars hanya menempati posisi ke-5 pada gelaran turnamen PUBG Mobile Piala Gubernur Sumsel 2020 dengan perolehan Placement point 38 dan Kill point 13.
Hidayat mengatakan jika kegagalan tim E-Sports yang diwakili Smqr RedStars dikarenakan tim belum terbiasa dengan pertandingan di tingkat regional.
"Pertandingan kemarin cukup sengit, kami juga Smqr kan pendatang baru, tapi meskipun begitu kita kemarin tetap coba untuk nguatin mental aja karena kemarin sempet down juga," ujar Muhammad Aman Hidayat.
Dirinya menambahkan, jika kondisi tim yang baru terbentuk selama 3 bulan dan minim persiapan menjadi faktor penyebab gagalnya Smqr melaju ke babak grandfinal.
"Tim kami juga kurang dari 3 bulan baru dibentuk, jadi kurang persiapan dan itu juga kami yg kumpulkan player dan chemistry nya masih blm terbentuk," tutupnya.