Pembunuhan Terapis Esek esek
Monik Terapis Pijat Plus-plus Tewas Mengenaskan, Tubuhnya Dibakar, Pelaku Pesan via @MassagePandawa
Pelaku yang berinisial Y ini tega menghabisi nyawa Monik Diketahui Y memesan terapis pijat melalui akun twitter @MassagePandawa
TRIBUNSUMSEL.COM - Tidak butuh waktu lama bagi polisi mengungkap sosok pembunuh seorang wanita yang bekerja sebagai terapis pijat yang memberikan layanan plus-plus.
Korban diketahui bernama Oktavia Widyawati alias Monik (33) warga Jalan Ciliwung, Surabaya.
Pelaku yang berinisial Y ini tega menghabisi nyawa Monik
Diketahui Y memesan terapis pijat melalui akun twitter @MassagePandawa, Selasa (16/6) sore.
Sekitar pukul 18.00 WIB, korban Oktavia Widyawati alias Monik (33) asal Jalan Ciliwung, Surabaya datang ke rumah tersangka.
• Zuraida Minta Ampun Pada Maha Kuasa, Telah Berzina Dengan Selingkuhan dan Bunuh Hakim Jamaluddin
• Pembunuh Terapis Esek-esek di Surabaya Ditangkap, Pelaku Kesal Habis 900 Ribu Tapi Tak Puas
Sebelum terjadi pembunuhan korban memberikan layanan jasa pijat selama 45 menit
Di sela-sela pijat, korban menawarkan layanan jasa plus-plus kepada tersangka.
Jasa bayar pijatnya Rp 900.000. Namun setelah menyelesaikan 'tugasnya' korban meminta uang tambahan Rp 300.000.
Mendengar permintaan korban, lantas pelaku menolak untuk membayar
Tapi pelaku ketakutan setelah korban berteriak.
Tersangka panik lalu mengambil pisau lipat.
Tersangka awalnya membekap mulut Monik tapi tak mampu.
Y mengaku, takut digerebek warga akibat teriakan korban.
Sekitar pukul 23.00 WIB setelah sempat terjadi cek-cok mulut.
Korban ditusuk menggunakan pisau lipat sebanyak empat kali dan mengenai leher bawah telinga.

Setelah memastikan korban tewas, tersangka Y memasukkan jasad Monik ke kardus dan berencana membakarnya dengan kompor portable.
Rencananya jasad korban akan dibakar sampai berabu.
Takut apinya membakar rumah, tersangka mematikan kompor portable yang digunakan membakar korban.
Kaki kanannya saja yang terkena luka bakar.
Setelah menghabisi korban, tersangka Y melarikan diri ke rumah bibinya di Ngoro, Kabupaten Mojokerto.
Tersangka sebelumnya menelepon ibunya dan menceritakan peristiwa tersebut.
Tersangka diamankan tanpa perlawanan. Keluarga tersangka kooperatif sehingga penangkapan tersangka lebih cepat.
Menurut saksi mata atau tetangga, Reni Agustiawan, mayat wanita itu dalam kondisi bersimbah darah, saat ditemukan pertama kali.
Posisi mayat berada di dalam sebuah kardus tempat wadah kulkas yang terdapat di dalam sebuah kamar.
"Di dalam kamar itu. Darahnya banyak, masih pakai pakaian, belum di evakuasi," ujarnya pada awak media di lokasi.
M ditemukan dalam keadaan bersimbah darah, di dalam wadah kotak kardus yang lazim dibuat pelindung kemasan kulkas.
Kotak kardus berisikan mayat itu berada di dalam sebuah kamar yang bersebelahan langsung dengan teras depan rumah.
Belakangan diketahui, rumah berukuran 10 m x 8 m itu ditempati oleh seorang wanita single parent (janda), berinisial WD.
WD memiliki dua orang anak. Anak pertama berinisial Y (20) dan AZ (9).
Dan diketahui telah mengontrak rumah tersebut sejak enam tahun lalu.
Menurut saksi mata atau tetangga Reni Agustiawan, wanita bernasib nahas itu merupakan seorang tukang pijat.
Bapak empat anak itu menduga, terapis wanita itu yang lazim menerima jasa terapis panggilan.
Reni menambahkan, terapis itu diduga dipanggil oleh anak dari si pemilik rumah itu berinisial Y (20).
Pasalnya, para warga kerap mendapati si Y sering mengajak teman-teman cowok dan ceweknya di dalam rumah.
Hal itu juga dibenarkan oleh Nafsiah, tetangga yang tinggal di sekitar rumah.
Bahwa Y kerap memanfaatkan kondisi rumah yang lengang karena ditinggal ibunya bekerja di sebuah toko obat di Surabaya.
"Sering kok ajak teman temannya, kadang cewek kadang cowok, sering kok," ujar Nafsiah.
Ia tak jarang melihat si Y mengajak teman-teman wanita atau cowok menginap di rumahnya.
Apalagi kondisi rumah itu kerap sepi, karena si W pemilik rumah kerap pergi bekerja.
"Tiap hari (WD). Kadang siang gini pulang, kadang jam 2 pulang, kadang jam 10 malam," pungkasnya.
Sekira pukul 14.30 WIB, jenazah korban dapat dievakuasi oleh petugas menggunakan ambulan ke kamar mayat RSU Dr Soetomo, Surabaya.