Tinju
Kisah Sedih Dibalik Pergantian Nama Muhammad Ali, Nama Aslinya Cassius Clay
Kisah Sedih Dibalik Pergantian Nama Muhammad Ali, Nama Aslinya Cassius Clay
Sebagai orang kulit hitam, peraih medali emas Olimpiade Rome 1960 ini selalu menjadi pionir untuk kesetaraan ras di Amerika Serikat.
Dia merasa nama Cassius Clay itu mengandung arti budak, sehingga melalui alasan itu, Ali mengubah namanya sesuai keinginannya.
"Cassius Clay itu nama budak. Saya tidak memilih nama itu saya juga tidak menginginkannya," ucap Ali seperti dikutip BolaSport.com dari The Guardian pada 1964.
"Saya Muhammad Ali, sebuah nama yang bebas. Arti nama ini adalah kekasih Tuhan."
"Sehingga saya meminta kepada semuanya untuk memanggil saya menggunakan nama itu juga ketika berbicara tentang saya," katanya melanjutkan.
Masih di tahun yang sama, Ali terang-terangan pindah agama dari Kristen menjadi Islam.
Selain menjadi Islam, dia juga mendeklarasikan kemerdekaan atas dirinya sendiri.
"Saya percaya pada Allah dan kedamaian," ucap Ali dari Washington Post.
"Saya saya tidak mencoba pindah ke lingkungan kulit putih. Saya tidak ingin menikahi wanita kulit putih."
"Saya dibaptis ketika berusia 12 tahun, tetapi saya tidak tahu apa yang saya lakukan."
"Saya bukan orang Kristen lagi. Saya tahu apa yang sebaiknya dilakukan dan saya tahu kebenarannya serta saya tidak ingin menjadi seperti yang engkau minta. Saya bebas menjadi apa yang saya inginkan," ucapnya melanjutkan.
Awalnya semua orang belum terbiasa memanggil Ali dan masih sering dipanggil Clay.
Contohnya dalam penulisan nama poster ketika Ali dan Sonny Liston sepakat untuk tanding ulang pada 25 Mei 1965.
Dalam poster pertarungan tersebut, nama Ali masih ditulis Clay.
Namun, seiring berjalannya waktu, semua mulai terbiasa memanggilnya dengan Ali.