Timnas Indonesia
Pengakuan Luis Milla, Empat Negara ini Menjadi Lawan Tersulit Saat Menangani Timnas Indonesia
Pengakuan Luis Milla, Empat Negara ini Menjadi Lawan Tersulit Saat Menangani Timnas Indonesia
TRIBUNSUMSEL.COM - Selama melatih Timnas Indonesia, memang tidak ada prestasi yang diraih oleh Luis Milla.
Namu permainan cantik dan kerja keras yang ditunjukkan Timnas Indonesia, membuatnya dicintai publik Indonesia.
Pelatih asal Spanyol, Luis Milla menyebutkan negara-negara yang sulit dilawan saat melatih timnas Indonesia.
Luis Milla merupakan pelatih timnas Indonesia pada 2017-2018.
Luis Milla memimpin timnas U-23 Indonesia di SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.
Selain itu, Luis Milla juga memimpin beberapa pertandingan uji coba timnas Indonesia.
Saat melatih Indonesia, Luis Milla membawa timnas U-23 meraih medali perunggu SEA Games 2017.
Timnas U-23 Indonesia harus membuyarkan impiannya melaju ke final SEA Games 2017 setelah kalah 0-1 dari Malaysia di semifinal.
Skuad Garuda Muda kalah dari Malaysia karena gol Thanabalan menjelang pertandingan selesai. Pada babak perebutan tempat ketiga, timnas U-23 Indoneia menang 3-1 atas Myanmar.
Kemudian Luis Milla membawa timnas U-23 Indonesia melaju sampai babak 16 besar Asian Games 2018.
Timnas U-23 Indonesia lolos ke babak 16 besar setelah menjuari Grup A dengan 9 poin.
Akan tetapi, timnas U-23 Indonesia harus mengakui keunggulan Uni Emirat Arab pada babak 16 besar.
Skuat besutan Luis Milla kalah adu penalti dengan skor 3-4.
Dari sekian banyak pertandingan di SEA Games 2017 yang dihadapi Luis Milla bersama Indonesia, ia menyebutkan tiga negara yakni Vietnam, Thailand, dan Malaysia.
Hal itu ia sampaikan dalam video wawancara dengan Bayu Eka Sari yang diunggah di channel YouTube BangBes pada Senin (18/5/2020).
"Kita ya. Saya merasa ketika turnamen pertama yang kita mainkan. Ada tim yang kamu tahu menyulitkan kita dan sedikit lebih hebat dari kita. Tapi kita bisa imbangi mereka," ujar Luis Milla.
"Thailand... Vietnam...," ujarnya.
Namun demikian, Luis Milla merasa timnya bermain bagus melawan dua negara itu.
"Dan saya rasa melawan mereka kita sudah bermain bagus. Lawan Thailand seri 1-1, Vietnam 0-0," kata Luis Milla.
Luis Milla pun menyebut Malaysia, di mana Indonesia kalah tipis 0-1.
"Secara teori mereka adalah tim yang sangat kuat. Kamu juga ingat kita lawan Malaysia kurang beruntung di semifinal. Padahal kita sudah bermain bagus. Kurang gol saja," ujar Luis Milla.
"Mereka cetak gol ke kita dari situasi bola mati. Kita tau mereka adalah spesialisnya, ini detail yang menentukan ketika dua tim yang seimbang bermain," ujarnya.
Luis Milla pun menilai bahwa di ajang SEA Games 2017, timnya sudah bermain baik.
"Kita sudah membuktikan kalau kita bisa main seimbang lawan Thailand, Vietnam, dan Malasyia. Objektifnya waktu itu tercapai. Walau akhirnya gagal di semifinal. Kita akhirnya melawan Myanmar dan bermain sangat bagus. Menurut saya kita saat itu datan dengan segala kekurangan. Namun kembali dengan kelebihan (pengalaman)," ujar Luis Milla.
"Sayangnya turnamen berakhir lebih cepat. Dari situ kita bisa belajar, kalau detail kecil penting seperti bertahan saat bola mati, di mana Malaysia cetak gol di menit ke-87" ujarnya.
Luis Milla pun menilai pemain Indonesia masih memiliki semua untuk bisa lebih baik lagi.
"Dan untuk bisa berada di level yang sama dengan negara yang kita sebutkkan tadi. Vietnam, Thailand, hingga Malaysia. Kita bisa bersaing dengan mereka," ujarya.
Selain ketiga negara itu, Luis Milla menyebut Uni Emirat Arab (UEA). Timnas U-23 Indonesia bertemu UEA di Asian Games 2018.
"Lalu kita juga bisa lihat ya di Asian Games. Waktu itu kita mampu bermain seimbang dengan UEA. Fase grup juga hasilnya bagus. Saya rasa juga para fans sengan dengan timnya. Cara bermainnya. Kita juga waktu itu memilih karakter dengan baik. Ini juga salah satu hal yang harus dipikirkan pemain Indonesia," ujar Luis Milla.
"Harus dibuang perasaan bahwa ada negara yang lebih hebat dari kamu. Dengan mental yang baik. Indonesia bisa mengimbangi permain UEA. Kita bisa juga bertarung dengan mereka," ujanya.
Saat itu timnas U-23 Indonesia kalah dari UEA melalui adu panalti.
"Hal lain itu soal menang. Karena tidak semua orang bisa selalu menang. Susah ya. Saya merasa tim kita waktu itu memapu berkompetisi dengan tim di atas kertas lebih besar di Asia," ujarnya.
"Itu memuaskan ya. Indonesia tidak boleh berkcil haru atau merasa inferior dengan yang lain. Kita harus melangkah kedepan supaya setiap tahunnya timnas bisa lebih baik lagi," ujarnya.
