Najwa Shihab Tersudut, Bila Tak Minta Maaf Pada DPR Politisi PDIP Akan Bongkar Aib Nana ?

Najwa Shihab Tersudut, Bila Tak Minta Maaf Pada DPR, Politisi PDIP Akan Bongkar Aib Nana

Instagram
Najwa Shihab 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Najwa Shihab mengkritik langkah DPR yang tetap membahas sejumlah RUU yang ditentang berbagai kalangan ditengah pandemi corona.

Kritik Najwa Shihab tersebut dipublikasinya di laman instagram milik Najwa.

Sejumlah anggota DPR menanggapi atas penyampaian Najwa tersebut.

Salah satunya Politisi PDI Perjuangan.

Ketua BPN Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019, Jenderal (Purn) Djoko Santoso Sakit

Nelayan Korban PHK Ini Malah Takut Ditanya Keluarga Saat Diberi Uang Jutaan oleh Baim Wong

Atas kritik yang dilayangkan, anggota DPR RI Arteria Dahlan meminta presenter Najwa Shihab untuk minta maaf secara institusional kepada DPR.

banyak hal yang disampaikan oleh Najwa Shihab yang cenderung provokatif dan tidak benar ujar Arteria Dahlan.

"Saran saya secara pribadi, selaku anggota Komisi III, selaku anggota Badan Legislasi, dan selaku Deputi Penerangan Umum Satgas Lawan Covid-19 meminta Najwa minta maaf," kata Arteria dalam keterangan tertulis, dikutip dari Kompas.com, Senin (4/5/2020).

"Ini kan statementnya sudah dikonstruksikan dan disengaja benar-benar untuk memfitnah dan menista pribadi maupun anggota DPR," lanjut dia.

Arteria menilai, pernyataan yang dilayangkan Najwa Shihab memiliki konsekwensi hukum yang serius.

Terlebih lagi, pernyataan tersebut disampaikan di tengah kondisi negara yang sedang berkutat dengan penanganan pandemi Covid-19.

"Saya yakin banyak yang disampaikan Najwa juga belum tentu benarnya. Tapi kan mereka malas menanggapinya dan mempermasalahkannya.

Saya ingatkan bahwa kesabaran orang ada batasnya, jangan sampai merasa diri berparas cinderella berhati malaikat seperti enggak punya aib dan dosa," ujar dia.

"Sadarlah sebelum terlambat. Perbaiki diri. Apa perlu kita umbar ke publik aib dan dosa serta moralmu? Apa perlu jalur hukum yang akan menjadi penentu hidupmu?" lanjut dia.

Sebelumnya, melalui sebuah video yang tersebar, Najwa mengkritik kinerja DPR di masa pandemi Covid-19.

Sebab, pada saat banyak parlemen negara lain fokus melawan penyebaran Covid-19, DPR justru terkesan mencuri kesempatan membahas RUU kontroversial, seperti RUU Cipta Kerja, RUU Pemasyarakatan, dan RKUHP.

"Membahas UU yang menyangkut hajat hidup orang banyak di masa seperti sekarang ini terlalu mengundang curiga. Di tengah pandemi, yang jatuh cinta saja berani menunda nikah. Ini kok DPR buru-buru banget seperti lagi kejar setoran?" ucap Najwa.

"Setiap tindakan dan keputusan di masa kritis mencerminkan prioritas. Atau memang inikah prioritas wakil-wakil rakyat kami sekarang ini?" imbuh dia.

Najwa menegaskan, tidak ada satu pun RUU yang tidak penting.

Namun, ketika negara tengah menghadapi kondisi kritis seperti saat ini, seharusnya DPR dapat membuat skala prioritas dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

"Justru karena semua UU penting, aneh kalau pembahasannya diseriusi di waktu sekarang. Saat dimana perhatian dan konsentrasi kita terkuras bertahan hidup di tengah wabah," ujar Najwa.

"Jika ngotot melakukan pembahasan, jangan salahkan bila ada anggapan DPR tidak menjadikan perang melawan corona sebagai prioritas," imbuh dia.

Najwa Shihab juga mengingatkan bahwa hingga kini belum ada mekanisme yang mengatur pembahasan RUU secara virtual.

Sehingga, ketika sebuah produk dihasilkan secara virtual, maka berpotensi cacat hukum dan rawan digugat hasilnya.

Protes karena tidak dipanggil 'Yang Terhormat'

Pada 2017, Arteria Dahlan pernah protes kepada KPK gara-gara tak dipanggil dengan sebutan 'Yang Terhormat'.

Ia justru membandingkan dengan sikap Tito Karnavian yang memanggil KPK dengan sebutan 'Yang Mulia'.

Protes Arteria Dahlan terjadi saat rapat kerja antara Komisi III dengan pimpinan KPK digelar di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, pada Senin (11/9/2017).

Arteria Dahlan yang berada di Komisi VIII mendapatkan tugas untuk mengikuti rapat di Komisi III.

Pria 44 tahun tersebut melayangkan protes kepada lima pimpinan KPK setelah diberi kesempatan bicara.

Kelima pimpinan KPK diprotes lantaran tak menyebut anggota DPR dengan panggilan 'Yang Terhormat'.

Saat pimpinan KPK menjawab serta memberi penjelasan, Arteri Dahlan menilai tak ada suasana kebangsaan.

"Ini mohon maaf ya, saya kok enggak merasa ada suasana kebangsaan di sini. Sejak tadi saya tidak mendengar kelima pimpinan KPK memanggil anggota DPR dengan sebutan 'Yang Terhormat'," katanya, dikutip dari Kompas.com.

Arteria menilai, pimpinan KPK sepantasnya memanggil anggota DPR dengan sebutan 'Yang Terhormat' selama rapat.

Pria yang juga berprofesi sebagai pengacara tersebut membandingkan sikap KPK dengan sikap Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian.

Bahkan Jokowi juga disebut memanggil anggota DPR dengan sebutan 'Yang Terhormat'.

"Malahan Pak Tito memanggil kita kadang dengan sebutan 'Yang Mulia'. Ini pimpinan KPK sejak tadi enggak ada yang memanggil kita dengan sebutan 'Yang Terhormat'," tambahnya.

Permintaan Arteria Dahlan tersebut kemudian dikabulkan oleh pimpinan KPK.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Niken Aninsi/Dinar Fitra Maghiszha, Kompas.com/Dani Prabowo, TRIBUNNEWS.COM/Miftah/Taufik Ismail)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Arteria Dahlan Minta Najwa Shihab Minta Maaf ke DPR"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved