Penimbun Masker Gigit Jari dan Merugi, Harganya Tak Lagi Mahal dan Langka, Ini Analisanya

"Udah banyak masker sekarang dan gak mahal lagi. Ini cuma 9000-an isi 5 pcs. Kemaren sekotak isi 50 dijual 350 ribu,"

Twitter/ferdiriva
Sebuah akun Twitter bernama @ferdiriva membagikan foto masker medis dan hand sanitizer yang sudah mulai banyak di pasaran dengan harga normal 

TRIBUNSUMSEL.COM - Setelah pandemi corona melanda Indonesia, harga masker menjadi melambung.

Kini banyak beredar foto-foto orang membeli masker di minimarket di media sosial.

Yang menarik adalah di foto tersebut bertuliskan harga masker yang tak mahal lagi.

Mendapatkannya pun tak lagi susah karena barangnya tersedia di minimarket terdekat.

Di awal wabah Covid-19 melanda Indonesia, harga masker bedah sempat melambung tinggi dan menjadi langka.

Kelangkaan itulah yang mendasari beberapa oknum menimbun masker untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

Namun dalam cuitan yang dituliskan akun dokter bernama Ferdiriva Hamzah, stok dan harga masker sudah mulai kembali normal.

"Udah banyak masker sekarang dan gak mahal lagi.

Ini cuma 9000-an isi 5 pcs. Kemaren sekotak isi 50 dijual 350 ribu," tulis @ferdiriva dalam akunnya.

Sebelumnya, masker per kotak dengan isi 50 buah yang biasanya dihargai Rp 20-30 ribu, sempat melonjak hingga Rp 400 ribuan.

Kenaikan harga masker pun sempat mengalami beberapa tahapan.

Pada awal Maret, harga masker menjadi Rp 125 ribu per kotak isi 50 buah.

Penggerebekan pabrik masker di kawasan Cakung, Jumat (28/2/2020).
Penggerebekan pabrik masker di kawasan Cakung, Jumat (28/2/2020). (KOMPAS.COM/RINDI NURIS VELAROSDELA)

Setelah minggu kedua dan ketiga Maret, harga masker di pasaran kian melonjak.

Bahkan harganya bisa mencapai diatas Rp 350 ribu per kotak isi 50 buah.

Membalas cuitan itu, seorang warganet pun turut menambahkan cerita adanya kerugian yang dialami penimbun masker.

"W abis beli jugak 9.900 di Indomart," tulis akun @novembergurll pada Minggu, (26/4/2020).

'Salah sendiri menimbun'

Pakar ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Lukman Hakim, Ph.D turut menanggapi harga masker yang mulai kembali normal.

Lukman, sapaannya, mengaku wajar mengenai kerugian yang menimpa para oknum penimbun.

"Dulu di Indonesia permintaan tinggi dan barangnya langka jadi mahal."

"Begitu barang-barang sudah semakin banyak kan harganya jadi turun," ungkap Lukman saat dihubungi Tribunnews, Selasa (28/4/2020).

Lukman mengatakan, risiko kerugian yang dialami oknum penimbun merupakan salah penimbun itu sendiri.

"Penimbun kasian sebenarnya, tapi salah sendiri menimbun kan?"

"Itu risiko penimbun, bisa terjadi sebaliknya, bila harga melambung tingi maka keuntungannya sangat tinggi," kata Lukman.

Ia juga menerangkan, satu di antara faktor turunnya harga-harga masker akibat impor barang yang dilakukan pemerintah.

"Begitu pemerintah sudah impor barang, maka sudah tidak ada lagi kelangkaan."

"Tidak akan ada lagi antrian beli kebutuhan yang langka," katanya.

Penyebab harga masker turun

Lukman menerangkan, satu di antara faktor turunnya harga adalah impor masker yang sudah dilakukan oleh pemerintah.

"Begitu pemerintah sudah impor barang, maka sudah tidak ada lagi kelangkaan."

"Tidak akan ada lagi antrian beli kebutuhan yang langka," kata Lukman saat dihubungi Tribunnews, Selasa (28/4/2020).

Lukman juga mengatakan anjuran memakai masker kain juga berpengaruh pada turunnya harga.

Bahkan, kata Lukman, anjuran tersebut membuat peluang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di tengah masyarakat. 

"Iya berpengaruh (anjuran memakai masker kain, red), malah kemudian menimbulkan UMKM baru."

"Saya lihat di jalan-jalan sekarang orang-orang sudah pada mulai menjual masker rumahan," lanjut Lukman.

Terkait kerugian yang dialami oknum penimbun masker, Lukman mengakur wajar.

Pasalnya, saat pelaku menimbun, lonjakan harga amat menggiurkan untuk mendapat keuntungan.

"Dulu di Indonesia permintaan tinggi dan barangnya langka jadi mahal."

"Begitu barang-barang sudah semakin banyak kan harganya jadi turun," ungkap Lukman.

Lukman pun menyarankan agar masyarakat belajar dari melonjaknya harga masker

Terlebih untuk bersikap tenang dan tak panik, agar spekulan tidak memiliki peluang untuk menimbun barang.

"Anjuran saya dalam kondisi apapun masyarakat tidak usah panik."

"Kalau panik yang untung penimbun, jadi tenang saja, nanti pemerintah punya solusi," kata Lukman.

Terkait para pelaku spekulan yang merugi hingga miliaran, Lukman mengatakan itu sudah menjadi risikonya.

"Risiko spekulan begitu, untung-untung banyak, rugi juga rugi banyak."

"Apalagi spekulan adalah bisnis ilegal yang memanfaatkan situasi kepanikan masyarakat," ujarnya. (Tribunnews.com/Inza Maliana/TribunJakarta)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Harganya Anjlok, Penimbun Masker Rugi Miliaran Rupiah, Diduga Ini Penyebabnya

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul VIRAL Harga Masker Mulai Normal, Penimbun Disebut Rugi Miliaran, Ekonom: Salah Sendiri Menimbun


Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved