Libur Idul Fitri 2020 M/1441 H Kemungkinan Akan Dimundurkan Pada Akhir Tahun, Ini Penjelasannya
Dengan dimundurkannya libur nasional ini, masyarakat diharapkan bisa menunda rencana mudik ke kampung halaman sampai Covid-19 mereda.
TRIBUNSUMSEL.COM - Libur nasional Idul Fitri 2020 M/1441 H kemungkinan akan dimundurkan ke akhir tahun.
Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
Dimundurkannya jadwal Libur nasional Idul Fitri 2020 M/1441 H tersebut demi mencegah penyebaran virus corona.
Dengan dimundurkannya libur nasional ini, masyarakat diharapkan bisa menunda rencana mudik ke kampung halaman sampai Covid-19 mereda.
Namun Luhut menegaskan saat ini pemerintah masih merumuskan skema yang tepat terkait rencana memundurkan liburan nasional lebaran ini.
"Kami sedang merumuskan teknis di bawah untuk pelaksanaan itu," kata Luhut.
Pemunduran hari libur nasional ini sebelumnya disampaikan Presiden Joko Widodo saat membuka rapat terbatas.
"Saya melihat ini untuk mudik ini dalam rangka menenangkan masyarakat. Mungkin alternatif mengganti hari libur nasional di lain hari untuk hari raya. Ini mungkin bisa dibicarakan," ujar Jokowi.
Ia juga mengusulkan nantinya pada hari libur pengganti mudik itu, pemerintah akan menyediakan fasilitas dan infrastruktur khusus mudik sebagaimana dilaksanakan di kala mudik Lebaran.
Nantinya, pemerintah daerah bisa menggratiskan tempat-tempat wisata milik mereka agar ramai dikunjungi masyarakat.
"Saya kira kalau skenario-skenario tersebut dilakukan kita bisa memberikan sedikit ketenangan pada masyarakat," lanjut Jokowi
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Luhut: Libur Nasional Lebaran Kemungkinan Dimundurkan ke Akhir Tahun",
Menteri Luhut Jelaskan di Bulan April Ini Virus Corona Akan Mereda, Ini Alasannya
Menteri Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan jika ada harapan badai virus corona atau Covid-19 berpotensi mereda saat memasuki bulan April 2020.
WHO telah menetapkan virus corona atau Covid-19 sebagai pandemi global.
Virus corona tersebut juga telah ditetapkan menjadi bencana dengan skala nasional di Indonesia.
Kasus yang terjadi sejak pasien pertama dikonfirmasi terinfeksi tepat pada 2 Maret 2020 lalu.
Sudah hampir sebulan Indonesia diterpa wabah ini dan ternyata ada kabar melegakan bahwa coronavirus akan mereda di bulan April 2020 ini.

Hal itu sesuai dengan pernyataan dari Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Menurut penuturan dari Luhut, ia menyebut virus corona akan melemah pada bulan April.
Pernyataan itu memiliki alasan yakni di Indonesia akan memasuki musim panas.
Sementara virus corona tidak bertahan lama dengan panasnya sinar matahari.
Luhut pun menjelaskan di kanal YouTube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI dengan topik 'Menko Luhut Menjawab: Mudik 2020' pada Selasa (31/3/2020).
"Kapan Perpres dan Inpres soal mudik akan dikeluarkan dan akan seperti apa aturan main yang akan diterapkan?,".
Luhut pun menjawab bahwasanya topik mudik akan dibahas di rapat terakhir dan nanti akan dilaporkan ke Presiden.
Ia menyampaikan terdapat beberapa poin yang perlu dipikirkan soal mudik di tengah wabah ini.
"Yang kesatu masalah ekonomi, masalah kedua kan penularan.
Penularan ini itu sangat kental dengan kalau kita tidak melakukan social distancing atau jaga jarak itu dengan baik," terang Luhut.
Tak berhenti di situ, Luhut juga menjelaskan dan berpacu pada hasil penelitian bahwa wabah Covid-19 akan mereda di bulan April.
"Yang ketiga, sebenarnya Indonesia itu diuntungkan dari hasil penelitian, dengan temperatur yang tinggi April mulai masuk ini,
Terus kemudian humidity (kelembaban udara) yang tinggi itu membuat virus COVID-19 sebenarnya relatif lebih lemah daripada di tempat lain,” jelas Luhut.
Namun, perlu diingat meredam coronavirus harus didukung dengan bisa mematuhi kebijakan pemerintah yang telah digaungkan.
"Tapi kalau social distancing itu tidak juga ketat,
Terlalu banyak juga masih berkumpul ramai-ramai,
Ya nggak berlaku tadi mengenai keuntungan kita dari panas dan humidity yang tinggi tadi,” lanjutnya.

Sehingga, menurut Luhut dengan meminimalisir adanya kasus infeksi di Tanah Air membuat pemerintah mengambil kebijakan karantina suatu wilayah bukan istilah lockdown.
Karena penetapan lockdown sendiri harus dipertimbangkan secara matang agar tak gagal dalam memutuskan.
"Nah ini yang harus dicari keseimbangannya, tapi kira-kira nanti terminologinya dicari juga,
Kita tidak kenal lockdown, kita kenalnya dikarantina, undang-undang nih ya, jadi jangan kita pakai lagi istilah lockdown itu,
Lockdown itu nggak semua tempat berhasil, hanya China yang relatif berhasil, di Korea, Italia juga tidak, sama Jerman,
Setiap negara itu mencari modelnya masing-masing yang cocok dengan dia,
Jadi kita jangan terus buru-buru menjudge atau memberikan komentar yang tidak pas," tegas Luhut.

Pertanyaan lanjutan yang dijawab oleh Luhut yaitu 'Bagaimana kebijakan pemerintah terkait pencegahan mudik dengan kendaraan pribadi maupun moda transportasi yang masih memberangkatkan pemudik?'.
Luhut menjelaskan bahwa memang perlunya kesadaran dari seseorang di tengah wabah Covid-19 ini.
Karena semua itu demi kebaikan dan kesehatan sesama yang ada di sekitar kita.
"Kita memberikan imbauan paling jelas,
Karena begini kalau kamu sekarang pakai mudik ramai-ramai, secara tanpa sadar sudah membuat kemungkinan orang lain meninggal karena perilakumu atau kamu sendiri,
Itu tergantung kita," ungkap Luhut.
Bahkan ia melanjutkan pernyataannya apabila tak menyadari perilakunya, maka akan berakibat merugikan orang lain.
"Kalau tidak ada kesadaran itu, langsung tidak langsung sudah membantu jumlah orang meninggal itu bertambah, jumlah orang susah itu tambah,
Jadi, ini yang perlu kita sadar," tambahnya.
Ia pun menutup jawabannya dengan penuturan semua wilayah sedang berada di kondisi yang memprihatinkan.
"Jangan cepat berkomentar yang tambah membuat keadaan sulit,
Kan seluruh dunia ngalamin ini bukan hanya Indonesia saja dan semua juga mengalami dengan tekanan-tekanan luar biasa," pungkas Luhut.
Dalam tayangan video YouTube tersebut juga menunjukkan perhatian pemerintah kepada rakyatnya.
Karena menurut Luhut rakyat itu jangan sampai jadi korban yang terlalu parah dengan adanya wabah ini.
Beberapa pengawasan dan tetap memberikan ketersediaan pangan pun juga dijelaskan dalam video tersebut.
Karena sejatinya mematuhi aturan pemerintah untuk menghabiskan aktivitas di rumah saja itu merupakan pilihan yang tepat.
Hal itu di luar memiliki kepentingan yang sangat mendesak.
Sampai nanti hasilnya pun bisa meredam penyebaran Covid-19 lebih luas dan bisa diminimalisir dengan baik. (TribunStyle.com/Heradhyta Amalia)