Antisipasi Virus Corona

Prioritas Penanganan Covid-19, Pemkot Palembang Geser Anggaran Fisik untuk Alat Pelindung Diri

Pemerintah Kota Palembang pun mendapatkan arahan dari kementerian baik dana DAK, DAU dll diprioritaskan untuk penanganan Covid-19

Editor: Wawan Perdana
SRIPO/RAHMALIYAH
Sekertaris Daerah Kota Palembang, Ratu Dewa mengatakan pergeseran alokasi anggaran tersebut dengan narasi bahwa ini menjadi kebutuhan mendesak dan luar biasa. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Penanganan pencegahan Virus Covid-19 membutuhkan tak sedikit anggaran guna mempersiapkan sarana dan prasana alat kesehatan sekaligus pelindung diri terutama bagi tenaga medis yang menjadi garda terdepan penanganan pandemi ini.

Pemerintah Kota Palembang pun mendapatkan arahan dari kementerian baik dana DAK, DAU dll diprioritaskan untuk penanganan Covid-19.

Begitu pula apabila APBD dibutuhkan peruntukkannya dalam rangka menunjang penanganan dan pencegahan wabah pandemi ini.

Sekertaris Daerah Kota Palembang, Ratu Dewa mengatakan pergeseran alokasi anggaran tersebut dengan narasi bahwa ini menjadi kebutuhan mendesak dan luar biasa.

Besarannya pun saat ini telah dirincikan oleh Dinas Kesehatan Kota Palembang dan RSUD Bari guna memenuhi kebutuhan fasilitas kesehatan dan alat pelindung diri bagi tenaga medis.

"Usulannya sudah masuk, tinggal akumulasinya berapa besar. Anggarannya memang tidak kecil relatif besar mendekati angka Rp 7-8 Miliar. Kalau memang yang dibutuhkan besar maka untuk sementara kegiatan pembangunan fisik (DAK Fisik) digeser untuk kebutuhan menyuplai Alat Pelindung diri (APD) atau alat kesehatan lain."

"Misalnya ada usulan Dinkes soal penyediaan kendaraan apabila ada pasien terindikasi Covid-19, selama di kendaraan bisa dilakukan penanganan," jelasnya, Minggu (22/3/2020)

Kemudian, apabila diperlukan pergeseran anggaran untuk penunjang publikasi sebagai sarana informasi Covid-19 juga bisa diajukan Kominfo sehingga hal ini bisa dimaksimalkan upaya pencegahan melalui sosialisasi ke masyarakat.

Sementara itu, PLT Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang, dr Ayus Astoni mengatakan, besaran pergeseran anggaran belum bisa diputuskan berapa alokasi yang dialihkan.

"Sedang disusun kebutuhannya, Belum diputuskan TAPD," tegas Ayus.

Virus Corona atau Covid-19 telah mewabah di sejumlah daerah di Indonesia.

Tercatat ada 16 provinsi di Indonesia yang sudah terpapar virus Corona.

Keenambelas provinsi itu adalah Bali, Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Sumatera Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Lampung dan Riau.

Di Sumatera, virus asal Wuhan, Cina ini telah mewabah ke tiga provinsi, Sumatera Utara, Riau dan Lampung.

Beruntung sejauh ini Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) aman dari wabah Covid-19.

Gubernur Herman Deru melalui Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel, dr Lesty Nuraini menerangkan, pemantauan terhadap orang yang masuk ke Sumsel telah dilakukan sejak 30 Januari lalu.

"Data hingga tanggal 21 Maret 2020, orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 108 orang, 89 orang telah selesai pemantauan dengan kondisi sehat.

Sementara 19 orang masih dalam masa pemantauan," terang Lesty kepada TribunSumsel.com, Minggu (22/3/2020).

Sementara pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 11 orang, 6 orang sudah selesai pengawasan dengan dengan hasil pemeriksaan laboratorium negatif.

Sementara 5 orang lainnya masih dalam pengawasan menunggu hasil laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Puslitbangkes Kemenkes) RI.

Dijelaskan Lesty, dari 17 daerah kabupaten dan kota di Sumsel, Palembang merupakan kota dengan jumlah ODP terbanyak, yakni 76 orang.

Sementara PDP ada 4 orang.

Sementara kota Prabumulih, kabupaten Musi Banyuasin (Muba) dan OKU Selatan, masing-masing memiliki 6 ODP.

Kabupaten OKI dan Muaraenim masing-masing 5 ODP, serta kabupaten Ogan Ilir dan Empat Lawang dengan masing-masing 2 ODP.

Selain ODP, ada beberapa daerah di Sumsel yang terdapat PDP.

Selain Palembang yang terdapat 4 orang PDP, Prabumulih ada 2 PDP, kota Lubuklinggau, kabupaten Banyuasin dan Muaraenim masing-masing terdapat satu orang PDP.

"Dengan jumlah ODP dan PDP yang bervariasi di sejumlah daerah kabupaten dan kota, Sumsel hingga kini masih dinyatakan negatif Covid-19," tegas Lesty.

Menurut Lesty, berdasarkan data Dinkes Provinsi Sumsel, dari 108 ODP di Sumsel, didominasi warga usia 20 hingga 44 tahun, di mana pada periode usia tersebut ada 55 ODP.

Lalu ada sebanyak 33 ODP di usia antara 15 hingga 19 tahun.

Jumlah ini lebih banyak dibanding warga usia 45 hingga 54 tahun yang terdapat 12 ODP.

Bahkan orang tua yang disebut alhli kesehatan lebih rentan terjangkit Covid-19, justru terjadi fakta sebaliknya di Sumsel, di mana ada 6 ODP di usia antara 55 hingga 69 tahun.

Sementara warga usia satu tahun dan usia antara 5 hingga 14 tahun, masing-masing hanya ada satu ODP saja.

"Berbagai kalangan usia pernah atau sedang mengalami gejala sehingga masuk kategori ODP dan PDP. Maka itu kita pantau terus," ujar Lesty.

Dijelaskannya, gejala klinis Covid-19 ialah demam dengan suhu tubuh di atas 38 derajat selsius, batuk, pilek, gangguan pernapasan, sakit tenggorokan, letih dan lesu.

Langkah pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terkena gejala-gejala di atas, di antaranya dengan sering cuci tangan pakai sabun, konsumsi makanan bergizi seimbang terutama perbanyak buah dan sayur.

Langkah-langkah lainnya yakni gunakan masker bila batuk dan pilek, hati-hati kontak dengan hewan, rajin olahraga dan istirahat cukup dan jangan mengonsumsi daging yang tidak dimasak.

"Kemudian sesuai arahan Bapak Gubernur Herman Deru, bila ada gejala-gejala seperti batuk, pilek dan sesak nafas, segera periksa ke dokter. Masyarakat juga dapat menghubungi call center Dinkes Sumsel di nomor 081368288282," tutup Lesty. (Sp/ Rahmaliyah/ Agung)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved