Peneliti ITB Prediksi Penyebaran Virus Corona Terhenti Pada Bulan April, Begini Penjelasannya

Hasilnya, Indonesia diprediksi akan mengalami puncak jumlah kasus harian Covid-19 pada akhir Maret 2020 hingga pertengahan April 2020.

KIM WON-JIN / AFP
Orang-orang mengenakan masker saat berjalan di daerah Pyongyang, Korea Utara, 6 Februari 2020. Terjangkit Virus Corona, Pejabat Publik Korea Utara Ditembak Mati setelah Pergi ke Pemandian Umum 

Seteleh memilih model penelitian, mereka menguji berbagai data kasus Covid-19 terlapor dari berbagai macam negara, seperti China, Iran, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, termasuk data akumulatif seluruh dunia.

Secara matematik, model Richard’s Curve Korea Selatan paling cocok (kesalahannya kecil) disandingkan dengan data terlapor Covid-19 di Indonesia, jika dibanding data negara lain.

Kesesuaian ini diambil saat Indonesia memiliki 96 kasus positif Corona.

"Bisa dikatakan, jika kita punya penanganan yang mungkin sama, sesuai dengan publikasi yang ada dengan Korea Selatan, tanpa memasukkan faktor kompleksitas lainnya seperti temperatur lingkungan, kelembaban dan lainnya, seharusnya kita bisa mendapat kesimpulan yang sama persis dengan apa yang ditulis pada publikasi kami,“ kata dia.

Namun itu bukan perkara mudah.

Sebab, Korea Selatan menjadi salah satu negara yang paling baik dalam penanganan Covid-19.

"Ini waktu terus berjalan, tentu sulit untuk bisa persis seperti mereka. Tapi setidaknya, dari tulisan ini kita bisa mengetahui bahwa Indonesia perlu melakukan sesuatu untuk tetap berada dalam tren yang baik,“ ujar Nuning.

Menurut Nuning, merujuk pada model yang dibangun termasuk faktor-faktor yang krusial, perlu dilakukan pencegahan dari meluasnya penyebaran Covid-19.

Sebab, tingkat penyebaran yang tinggi akan memberatkan rumah sakit.

Tenaga dan fasilitas medis tidak memiliki kapasitas cukup untuk menampung pasien Covid-19.

Social distancing sangat penting

Menurut Nuning, karena vaksin Corona belum ditemukan, pencegahan meluasnya virus bisa dilakukan dengan memutus rantai penularannya.

Salah satunya dengan pembatasan kontak fisik (social distancing).

Dengan cara ini, masyarakat tidak menjadi penular maupun tertular, karena tidak melakukan kontak dengan siapapun, sehingga laju penyebaran dapat menurun atau terjaga konstan.

Bagaimana kita mengendalikan rasa stres akibat kekhawatiran virus Corona?

Ahli Kesehatan Jiwa dr. Dharmawan AP, SpKJ mengatakan, salah satu yang bisa dilakukan untuk mengurangi kecemasan dan kekhawatiran karena virus Corona adalah menyaring informasi.

Sumber: Kompas
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved