Menteri Jokowi : Tenaga Kerja Perempuan Paling Banyak Digantikan Robot

"Perempuan justru lebih banyak sekarang (digantikan robot). Tapi kalau tidak produktif, skill-nya rendah, maka tidak menutup kemungkinan waktu

Adi Suhendi/Tribunnews.com
Robot Gegana 

TRIBUNSUMSEL.COM - Keinginan pemerintah untuk memakai artificial intelligence di setiap sektor bakal terjadi.

Bahkan, di berbagai dunia tenaga manusia sudah tidak terpakai lagi.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan, tenaga kerja manusia digantikan oleh robot telah terjadi.

Menurut Bahlil, tenaga kerja yang paling banyak digantikan oleh robot adalah tenaga kerja perempuan.

Namun, tak menutup kemungkinan tenaga kerja laki-laki pun ikut digantikan oleh robotik.

Hal ini tak lepas dari nilai kemampuan pekerja tersebut serta munculnya teknologi yang terus berkembang.

Cerita Mahasiswa Indonesia yang Pulang dari Wuhan: Sering Ada Ambulans yang Lalu-lalang, Seram

"Perempuan justru lebih banyak sekarang (digantikan robot). Tapi kalau tidak produktif, skill-nya rendah, maka tidak menutup kemungkinan waktu ke depan, teknologi akan menggantikan kita dan robot-robot itu salah satu yang akan menggantikan itu semua," katanya di Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Dia juga menepis omongan terkait tenaga kerja yang memiliki kemampuan minim akan digantikan oleh robot.

Sebab, setinggi apapun kemampuan tenaga kerja manusia bila tak mampu berpacu terhadap produktivitas serta teknologi bakal tersingkirkan.

"Kalau skill-nya rendah itu bisa digantikan dengan robot, itu sebenarnya saya bercanda aja, ini kan juga sudah terjadi, mau laki-laki atau perempuan kalau tidak meningkatkan produktivitas yang menggantikan kita semua ini adalah robot. Dan sekarang juga sudah banyak," ujarnya. 

Momen Paling Legendari di Sepakbola, ada Tendangan Kungfu Eric Cantona, Hingga Kepala Babi

Bahlil pun menjelaskan, realisasi investasi melebihi target namun tak sebanding dengan penyerapan tenaga kerja ini disebabkan skill yang belum mumpuni.

"Pertanyaannya adalah kenapa realisasi investasi kurang lebih Rp 809 triliun tapi serapan tenaga kerjanya hanya 1 juta lebih. Itu substansinya. Saya katakan kalau dulu belum ada teknologi yang menggantikan tugas manusia. Tapi kalau sekarang sudah high teknologi," katanya.

Sebelumnya, Bahlil mengakui adanya transformasi digital dalam penyerapan tenaga kerja. Artinya, peran tenaga kerja manusia bakal menurun dan berganti dengan robot.

Hal tersebut terlihat dari realisasi investasi sepanjang 2019 telah mencapai Rp 809,6 triliun.

Namun, jumlah tenaga kerja yang terserap hanya berkisar 1.033.835 orang.

Bahlil pun membandingkan penyerapan tenaga kerja tahun 2013 dengan tahun 2019 dan mengaitkannya dengan pertumbuhan ekonomi.

Dia bilang, 1 persen pertumbuhan ekonomi mampu menyerap tenaga kerja sekitar 270.000 pada tahun 2013. Namun hal itu menyusut drastis di tahun 2019.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved