Wapres Ma'ruf Amin Beri Tanggapan Soal Munculnya Keraton Agung Sejagat-Sunda Empire. Tegaskan Ini!
Maruf Amin tidak melarang bila yang muncul berupa komunitas budaya, sepanjang tidak melanggar dan tidak menyimpang, serta tidak merugikan pihak lain.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Maruf Amin beri tanggapan munculnya sejumlah perkumpulan yang mengaku sebagai kerajaan akhir-akhir ini.
Maruf Amin menegaskan pemerintah bakal bersikap tegas jika keberadaan perkumpulan tersebut dianggap merugikan dan melanggar.
Maruf Amin tidak melarang bila yang muncul berupa komunitas budaya, sepanjang tidak melanggar dan tidak menyimpang, serta tidak merugikan pihak lain.
"Tapi kalau sudah nanti dilihat ada penyimpangan tentu harus dibubarkan, harus dilarang ya, kan kita sudah ada perkumpulan, raja-raja dan sultan nusantara," jelas dia.
Maruf Amin menambahkan, Indonesia masih mengakui sejumlah kerajaan seperti kerajaan DIY.
"Negara yang masih diakui eksistensinya kan Jogja, sehingga sultannya itu menjadi gubernur di Jogjakarta, selain itu kan lebih bersifat budaya," ujar Ketua MUI non-aktif ini.
Pemberitaan akhir-akhir ini dihebohkan munculnya kerajaan-kerajaan fiktif.
Dua kerajaan tersebut yakni Keraton Agung Sejagat yang berlokasi di Purworejo dan Sunda Empire di wilayah Jawa Barat.
Keberadaan Keraton Agung Sejagat di Purwokerto, Jawa Tengah, berujung pada penetapan tersangka Totok Santosa dan Fanni Aminadia.
Kedua tersangka ditangkap atas dasar bahwa mereka terbukti melakukan tindak pidana berupa penipuan.
Sejumlah barang bukti telah disita polisi termasuk dokumen yang diduga dipalsukan kedua pelaku.
Hingga kini, pihak kepolisian masih mendalami dan menyelidiki keberadaan Sunda Empire di Bandung.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Soal Kerjaan Agung Sejagat dan Sunda Empire, Ma'ruf Amin: Jika Menyimpang Bubarkan
Penyesalan Ratu Keraton Agung Sejagat
Hukuman sosial terlah diterima Ratu Keraton Agung Sejagat, Fanni Aminadia karena perbuatannya terkait keberadaan Keraton Agung Sejagat.
Seperti diketahui Fanni bersama Raja Keraton Agung Sejagat, Totok Santoso telah melakukan penipuan kepada para pengikutnya dengan mendirikan 'kerajaan baru' tersebut.
Sang Ratu mengaku menyesal, karena kasus ini telah berdampak pada keluarganya.
"Hukuman sosial sudah saya terima," ujar Fanni.
"Keluarga saya sudah menjadi korban bully," imbuhnya.
Tak hanya itu, pemberitaan tentang dirinya ini membuat sang anak tidak mau berangkat ke sekolah.
Bahkan usaha yang dimiliki Fanni juga dipaksa tutup oleh warga sekitar.
"Bahkan Anak saya tidak mau sekolah," kata Fanni.
"Usaha saya ditutup warga dan sebagainya, karena berita itu," jelasnya.
Namun saat ditanya pemandu acara ILC, Karni Ilyas terkait kasus Keraton Agung Sejagat, Fanni enggan berkomentar lebih banyak.
Fanni hanya menyampaikan permintaan maafnya karena telah menimbulkan polemik dan meresahkan seluruh masyarakat.
Meski demikian, Fanni memastikan dengan latar belakang yang dimilikinya, ia mengaku tidak mungkin mengkhianati NKRI.
"Saya sama lebih baik diam untuk sementara waktu, saya hanya memohon maaf karena apa yang telah terjadi di Purworejo itu kemudian beritanya berkembang liar mengakibatkan, meresahkan dan membuat polemik seluruh masyarakat Indonesia," jelas Fanni.
"Yang jelas bisa dilihat dari latar belakang saya, tidak mungkin saya mengkhianati merah putih dan ideologi saya, Pancasila," imbuhnya.
Selain itu, Fanni juga memilih bungkam dan kini hanya fokus untuk menjalani proses hukumnya.
"Saya mohon maaf tanpa mengurangi rasa hormat, saya belum berkenan menjawab apapun ini pelajaran berat buat saya," tambah Fanni.
Raja Keraton Agung Sejagat, Totok Santoso Minta Maaf
Raja Keraton Agung Sejagat, Totok Santoso yang saat ini menjadi tersangka, mengaku telah membohongi para pengikutnya.
Ia membenarkan Keraton Agung Sejagat hanya khayalan belaka.
Totok juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat mengenai perbuatannya itu.
"Saya mohon maaf karena satu Keraton Agung Sejagat yang saya dirikan itu fiktif," ungkapnya yang dilansir kanal YouTube tvOneNews, Rabu (22/1/2020).
"Kedua pernah membuat janji kepada pengikut saya itu juga fiktif," imbuhnya.
"Ketiga telah membuat resah masyarakat, khususnya masyarakat Purworejo dan pada umumnya," jelas Totok.
Namun, Totok enggan untuk berkomentar banyak mengenai kasus tersebut lantaran masih dalam proses pemeriksaan.
"Saya rasa untuk selanjutnya saya serahkan kepada proses hukum yang berjalan, saya tidak mau berkomentar saat ini," ujarnya.
"Intinya saya menyesal," tegasnya.
Totok juga hanya dapat pasrah dan menyerahkan kasusnya kepada pihak kepolisian.
"Biarkan proses hukum berjalan sesuai dengan semestinya," imbuhnya.
"Saya juga sudah pasrahkan seluruhnya kepada pihak kepolisian khususnya Polda Jateng untuk mengutus tuntas semuanya," kata Totok.
"Sehingga, tidak ada kekeliuran nanti jadi biarkan proses hukum yang menjawab," jelasnya.
Keraton Agung Sejagat
Keraton Agung Sejagat sempat mencuri perhatian publik, setelah keberadaannya viral di media sosial.
Keraton Agung Sejagat berada di Purworejo, Jawa Tengah.
Pimpinan Keraton, Totok Santoso dan Ratu Dyah Gitarja alias Fanni Aminadia mengaku telah menguasai seluruh kerajaan di dunia.
Bahkan Keraton Agung Sejagat mengeklaim telah memiliki 450 pengikut dan diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Totok juga mengaku sebagai Rangkai Mataram Agung yang bertugas sebagai juru damai di dunia.
Namun, setelah kemunculannya ramai di tengah publik dan dinilai meresahkan, polisi akhirnya turun tangan untuk menyelidiki terkait keberadaan 'kerajaan baru' itu.
Tak butuh waktu lama, polisi menangkap Totok dan Fanni.
Setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut, pihak kepolisan langsung menetapkan mereka sebagai tersangka.
Dikutip dari Kompas.com, Totok Santoso dan Fanni Aminadia dijerat Pasal 14 UU RI Nomor 1 tahun 1946 tentang menyiarkan berita atau pemberitaan bohong dengan sengaja menerbitkan keonaran.
Keduanya juga diancam Pasal 378 KUHP tentang penipuan.
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma, Kompas.com/ Rindi Nuris Velarosdela)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 'Ratu' Fanni Aminadia Akui Telah Terima Hukuman Sosial: Anak Tak Mau Sekolah hingga Usaha Ditutup
