Berita Palembang
JPO Sudirman Samping Masjid Agung Kotor dan Bau Pesing, Warga tak Nyaman Melintas
Kondisi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jalan Jenderal Sudirman atau tepat berada di dekat masjid Agung kota Palembang kondisinya memprihatinkan
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Kondisi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jalan Jenderal Sudirman atau tepat berada di dekat masjid Agung kota Palembang kondisinya cukup memprihatinkan.
Selain vandalisme dan tampak beberapa rumput yang tumbuh di sisi kanan-kiri jembatan.
Warga yang melintas pun harus bersiap-siap menutup hidung akibat pesing.
Berdasarkan pantauan pada Minggu (19/1/2020), di bagian tengah jembatan dijadikan semacam tempat tinggal dengan adanya beberapa peralatan rumah tangga dan kardus sebagai alas istirahat.
Salah satu warga, Selvi (22), mengatakan merasa tidak nyaman bila harus saat menggunakan JPO tersebut.
Meski demikian, tak ada pilihan lain menyeberang menuju kawasan Pasar 16 Ilir Palembang dengan aman selain lewat JPO Masjid Agung.
Jika harus menyeberang melewati jalan raya dinilainya terlalu berisiko karena akan berhadapan dengan banyak kendaraan yang melintas.
• Viral Ibu-ibu Marahi Tukang Cilok Pinggir Jalan, Sebut Tak Selevel Tak Terima Anak Gadis Dipacari
Dia menyebutkan, selain berbau tidak sedap, dia pun merasa was-was karena saat melintas seperti terdapat orang yang "mengawasinya".
"Bau pesing dan seperti ada orang yang tinggal di sana (JPO) jadi takut kalau mau lewat. Tidak baguslah untuk dilihat. Apalagi, banyak sampahnya juga," katanya.
Dia juga menyesalkan bila kondisi ini terus berlanjut dan harus dirasakan wisatawan yang mengunjungi Palembang.
Hal ini menurutnya, akan membuat turis merasa pemerintah Palembang kurang memperhatikan kebersihan.
"Kelihatannya jorok dan kotor. Enggak enak dilihat," tambahnya.
Bila ingin bergeser sedikit, trotoar jalan di depan Masjid Agung Palembang terdapat fasilitas bagi kaum disabilitas, guiding block, yang terganggu.
Garis kuning yang telah dirancang sedemikian rupa oleh pemerintah agar bisa membantu penyandang tunanetra malah harus tertutup dengan gardu listrik. (SP/ Jati Purwanti)