Kantor Dewan Pengawas Disegel, 5 Penyebab Helmy Yahya Dicopot Jabatan Sebagai Direktur Utama TVRI
Kantor Dewan Pengawas Disegel, 5 Penyebab Helmy Yahya Dicopot Jabatan Sebagai Direktur Utama TVRI
TRIBUNSUMSEL.COM - Kantor Dewan Pengawas Disegel, 5 Penyebab Helmy Yahya Dicopot Jabatan Sebagai Direktur Utama TVRI
Antara Dewan Pengawas dan Direktur Utama TVRI, Hemly Yahya, saat ini terjadi kisruh.
Oleh Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik TVRI Helmy Yahya diberhentikan dari jabatan Direktur Utama.
Sementara perlawanan muncul dari karyawan. Antara lain dalam bentuk penyegelan ruangan Dewan Dengawasa TVRI.

Tweeps,
Sekalilagi, LPP @TVRINasional
ini adalah Aset Bangsa & Kebanggaan Indonesia,
Bahkan akhir2 ini Tayangan2nya mulai "kembali" dicintai Masyarakat.
Kalau konflik Dewas & Direksi begini saja tidak bisa diselesaikan oleh Pemerintah / @DPR_RI
, maka yg rugi juga tetap Rakyat
Salah satu penyebab pemecatan Helmy sebagai Dirut TVRI adalah pembelian hak siar Liga Inggris yang dinilai terlalu mahal.
Hal itu membuat publik, khususnya Netizen kecewa:
@vrmanvip: Baru mulai suka nonton TVRI lagi, acaranya bagus2, n ada Liga Inggris. Eh malah kaya gini..
Kapan mau majunya
@kenaskandal: Mola TV masih belum familiar di Indonesia, sedangkan TVRI sedang mau berbenah agar punya nuansa baru
@yunitannisaSJ: Helmy Yahya diberhentikan dri TVRI, apakah siaran bulutangkis nantinya bakal tidak ada? Padahal nonton TVRI karena ada siaran pertandingan bulutangkisnya.
mas ?
Selain siaran Liga Inggris, kerjasama dengan MolaTV sebagai hak siar, TVRI juga menayangkan siaran bulu tangkis. Bahkan memprokalmirkan diri TVRI sebagai Rumah Bulutangkis.
Surat Pemecatan
Ada pun surat pemecatan terhadap Helmy Yahya sebagai Direktur Utama TVRI tertuang pada surat berkop TVRI tanggal 16 Januari 2020 yang beredar melalui grup-grup WhatsApp (WA).
Keputusan itu ditetapkan karena pembelaan diri yang diajukannya melalui surat bertanggal 17 Desember 2019 tidak diterima Dewan Pengawas.

Ada lima pertimbangan yang membuat pembelaan itu tidak bisa diterima. Kelimanya adalah;
1. Tidak memberi penjelasan soal pembelian program siaran berbiaya besar seperti Liga Inggris.