Kebakaran Kertapati
Dokter Forensik: 2 Korban Tewas Hisap Gas Beracun, Luka Bakar Tingkat 4 Seperti Arang
Korban tewas kebakaran di Jl Ki Marogan Kecamatan Sebeang Ulu I Palembang tewas karena menghirup gas beracun (15/1).
Penulis: Novaldi Hibaturrahman | Editor: Prawira Maulana
Mengenai dugaan kebakaran disebabkan korsleting pada kulkas ini, Nurdin punya cerita.
Beberapa hari sebelumnya, Nurdin mengaku menghidupkan kulkas dan timbul percikan api dari belakang kulkas.
"Pas saya lihat colokan kabel kulkas itu meleleh karena terbakar. Setelah itu saya perbaiki dan saya hidupkan lagi kulkas seperti biasa," ujarnya.
Setelah peristiwa itu dan kebakaran yang menghanguskan rumahnya, Nurdin cenderung yakin penyebab kebakaran karena korsleting pada kulkas.
"Sepertinya karena kulkas karena cuma itu barang elektronik yang hidup. Obat nyamuk pun bahkan saya tidak nyalakan," kata dia.
Sementara itu, polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah yang terbakar di RT 36 RW 07, Lorong Wijaya, Kelurahan Kemang Agung, Kertapati pada Rabu (15/1/2020) dinihari pukul.
Diduga, api berasal dari hubungan arus pendek listrik.
"Berdasarkan hasil olah TKP, api diduga berasal dari korsleting listrik dari lemari es," kata Kapolsek Kertapati, AKP Paulin Eterna Agustinus Pakpahan saat dihubungi TribunSumsel.com, Rabu (15/1/2020).
Akibat kebakaran tersebut, dua orang terdiri dari seorang putra dan putri pemilik rumah meninggal dunia bernama Puji Ariantini (27) dan Hari Andoko (24).
Sementara kedua orang tua korban, Nurdin (53) dan Nurhayati (48) serta seorang anak pemilik rumah lainnya bernama Mustakim (20), selamat dari musibah tersebut.
"Jenazah korban meninggal dunia dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untkk kepengurusan visum," jelas Paulin.
Sementara itu, Mustakim (20) masih tampak begitu terpukul atas kebakaran yang baru saja menghanguskan kediamannya, Rabu (15/1/2020).
Tak hanya itu, kebakaran di Jalan Ki Merogan lorong Wijaya 7 RT 36 RW 07 Kelurahan Kemang Agung Kecamatan Kertapati Palembang tersebut, juga turut menewaskan dua kakak kandungnya yang merupakan penyandang autis sejak lahir.
"Kami sudah berusaha menyelamatkan mereka (korban). Memang situasi saat itu sangat tidak memungkinkan. Ditambah lagi mereka punya keterbatasan (autis). Jadi benar-benar sulit saat itu," ujar Mustakim saat ditemui di depan Instalasi Forensik Rumah Sakit Bhayangkara.
Seperti diketahui, Hari Handoko (27) dan Puji Arianti (30), kakak beradik penyandang autis, tewas akibat kebakaran yang terjadi di kediamannya.
Selain menelan korban jiwa, kebakaran itu juga telah menghanguskan seluruh bagian rumah.
