Teror Harimau
Pangdam dan Kapolda Turun Tangan Atasi Serangan Harimau di Lahat dan Pagaralam
Terkait penyerangan harimau terhadap manusia di Pagaralam dan teror harimau, pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Irwan dan Kapolda
Penulis: M. Ardiansyah | Editor: Prawira Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Terkait penyerangan harimau terhadap manusia di Pagaralam dan teror harimau, pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Irwan dan Kapolda Sumsel Irjen Pol Priyo Widyanto turun tangan.
Kedua jenderal ini, akan berangkat ke Pagaralam untuk melakukan rapat koordinasi terkait penanganan penyerangan harimau terhadap manusia di Pagaralam.
Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Irwan mengungkapkan, ia dan Kapolda ke Pagaralam untuk mencari solusi bagaimana penanganan penyerangan harimau terhadap manusia.
"Nanti, setelah rapat baru tahu solusinya. Di Pagaralam sudah ada gubernur disana, jadi malam rapat koordinasi untuk penanganan penyerangan harimau terhadap manusia," ujar Pangdam, Kamis (19/12/2019).
Langkah yang akan diambil, menurut pangdam tidak akan mengorbankan salah satunya baik itu harimau maupun manusianya. Terlebih, harimau merupakan hewan yang dilindungi UU.
"Tidak mungkin harimau ditembak, itu hewan dilindungi. Tembak bius boleh, tetapi itu kewenangan BKSDA yang melakukannya. Kami hanya membantu saja," ujar pangdam.
Sedangkan Kapolda Sumsel Irjen Pol Priyo Widyanto menuturkan ia bersama pangdam terlebih dahulu melakukan rapat koordinasi di Pagaralam.
"Kalau jajaran, sudah diperintahkan untuk selalu memberikan himbauan kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati," ujar Kapolda.
Ketika disinggung mengenai adanya pembalakan liar di hutan lindung hingga menyebabkan turun gunungnya harimau dan sampai menyerang warga, menurut Priyo pihaknya akan melakukan koordinasi atas statment yang dikeluarkan BKSDA mengenai pembalakan liar.
"Kami cek dahulu, apa yang diungkapkan BKSDA. Nanti dirapatkan dahulu, barubtahu apa benar ada pembalakan atau tidak," ungkap Kapolda.