Ledakan di Polrestabes Medan
Pelaku Bom Bunuh Diri di Medan Buat Susah Keluarga, Kini Mertuanya Diangkut ke Kantor Polisi
Pelaku Bom Bunuh Diri di Medan Susahi Keluarga, Kini Mertuanya Diangkut ke Kantor Polisi
TRIBUNSUMSEL.COM - Pelaku Bom Bunuh Diri di Medan Buat Susah Keluarga, Kini Mertuanya Diangkut ke Kantor Polisi
Petugas kepolisian kembali melakukan pengembangan terhadap rumah keluarga terduga pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan, Jalan HM Said nomor 1, Medan, Rabu (13/11/2019).
Polisi mendatangi tiga lokasi rumah yang diduga keluarga pelaku.
• Eks Bos Jamaah Islamiyah : Pelaku Bom Balas Dendam Banyak Temanya Ditangkap Pasca Penusukan Wiranto
• Lulusan Insinyur Pertambangan, Ahok Dikabarkan Jabat Direktur Utama Pertamina atau PLN
Di lokasi ke tiga yang terdapat di Jalan Marelan Raya Pasar I, Rel, Gang Kamboja 8, polisi membawa seorang pria.
Pantauan Tribun Medan di lokasi, seorang pria berkepala plontos dengan menggunakan baju kaos kerah abu-abu dibawa petugas.
Terlihat pria yang disebut-sebut sebagai mertua dari pelaku yang bernama Andi Syahputra dibawa Kapolsek Medan Labuhan.
Pria tersebut digiring petugas menuju sebuah mobil Mitsubishi Pajero dengan nomor polisi BK 1812 RA.
Informasi lain yang berhasil dihimpun Tribun Medan, kedua orangtua pelaku dikabarkan sudah meninggal dunia.
Saat ditanya terkait seorang pria, Kapolsek Medan Labuhan AKP Edy Safari mengatakan ini mertuanya.
"Mertuanya," ujarnya sembari masuk ke dalam mobil.
Terlihat mertua pelaku digiring dan duduk di depan tepatnya sebelah supir.
Pantauan Tribun Medan di lokasi, ratusan warga terus memadati lokasi penyelidikan petugas. (mft/tribun-medan.com)
elaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Sumatera Utara, menggunakan trik untuk mengelabui petugas di pos jaga Mapolrestabes.
Pelaku berinisial RMN alias Dede (24) melilitkan bom di bagian pinggangnya.
RMN yang mengenakan jaket ojek online (ojol), berhasil mengelabui polisi yang bertugas jaga di gerbang Mapolrestabes Medan.
"(Bom) dililit di pinggang," ujar Dedi Prasetyo di Humas Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/11/2019).
Setelah lolos, RMN pun masuk dan mendekat ke gedung Kabag Operasional.
Saat melintasi parkiran kendaraan dinas Polrestabes Medan, RMN pun beraksi dengan meledakkan diri.
Berdasarkan hasil olah TKP, diamankan sejumlah barang bukti bom antara lain, baterai 9 volt, pelat besi, paku, irisan kabel, dan tombol switch on-off.
"Kemudian juga ditemukan cukup banyak paku dalam berbagai ukuran yang ditemukan di TKP," kata Dedi.
Dedi mengatakan, RMN sendirian melakukan aksi bom bunuh diri atau lone wolf.
Polisi juga masih mendalami jenis bom bom yang dipakai RMN.
“Ini masih akan dikembangkan Densus 88. Dugaan sementara pelaku melakukan aksi teror lone wolf,” kata Dedi.
Selanjutnya, polisi akan mencocokkan DNA pelaku dengan orangtuanya.
"Nanti akan dicek DNA-nya. Sementara tadi ungkapan dari hasil sidik jari dikuatkan lagi dari DNA yang ditemukan pelaku dengan kedua orangtua pelaku," kata dia.
Sementara itu, ledakan bom bunuh diri di Polrestabes Medan melukai enam orang.
Empat orang di antaranya adalah anggota kepolisian. Sedangkan dua korban luka lainnya yakni seorang PHL di Mapolrestabes Medan dan seorang warga sipil.
Selain itu, sejumlah kendaraan yang terparkir di dekat TKP juga mengalami rusak ringan.
Identitas Pelaku
Penelusuran Tribun-Medan.com, pelaku peledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan sehari-hari bekerja sebagai driver online.
Dalam rekaman CCTV tampak RMN alias Dede sedang mengenakan setelan jaket hijau kombinasi hitam sedang berjalan mengenakan ransel.
Gambar rekaman CCTV ini beredar di grup WhatsApp.
RMN awalnya terlihat berjalan di area Mapolrestabes Medan.
Ia kemudian meledakkan diri dan terdengar suara ledakan yang cukup keras di Mapolrestabes Medan, Rabu pagi.
RMN alias Dede diketahui pernah tinggal di Jalan Jangka Gang Tentram No 89 B, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan.
Di Gang yang memiliki lebar jalan sekitar 1,5 meter yang merupakan rumah orangtua terduga pelaku tampak bercat putih dengan cat pintu dan kosen jendela didominasi warna merah.
Kondisi rumah orangtua Dede, terduga pelaku bom bunuh diri Polrestabes Medan yang disesaki oleh awak media dan warga yang penasaran.
Sedangkan pagar rumahnya tampak cat merah yang sudah terkelupas.
Seorang tetangga yang juga merupakan sepupu pelaku, Maya (41) mengatakan bahwa selama mengenal Dede, sewaktu lajang dia aktif di organisasi remaja masjid.
"Dia pernah jadi remaja masjid. Itu dulu dia pas masih lajang. Tapi semenjak sudah nikah enggak tahu apa kegiatannya," kata Maya di dekat rumah pelaku, Rabu (13/11/2019).
"Dia semenjak nikah ikut istrinya di Marelan. Tapi enggak tahu posisi pastinya di mana," sambungnya.
Dijelaskan Maya bahwa dirinya cuma sekali ke rumah Dede yaitu sewaktu mereka menikah. “Kami pergi ramai-ramai naik mobil. Dia pindah semenjak nikah. Mungkin sekitar tiga tahun yang lalu," tuturnya.
Pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan (WA grup jurnalis)
4 Anggota Keluarga Dibawa Polisi
Pascaledakan bom di Mapolrestabes Medan, petugas menyambangi sejumlah keluarga pelaku. Sebanyak empat orang keluarga RMN diboyong oleh pihak kepolisian pada Rabu (13/11/2019) siang.
Keempat orang yang diboyong itu adalah sepupu pelaku atas nama M, laki-laki adik dari orangtua pelaku, serta dua bibi dari pelaku inisial At dan T.
Seorang bibi pelaku atas nama At saat akan diboyong sempat berusaha untuk memperlambat proses dengan meminta kakak lainnya T untuk ikut diboyong.
"Itu si T kenapa enggak ikut?" katanya saat akan diboyong oleh pihak kepolisian, Rabu (13/11/2019).
Tak lama berselang, At beserta dengan bibi lainnya dan adik dari orangtua pelaku diboyong oleh pihak kepolisian menggunakan mobil Kijang Innova berwarna perak.
Kepala Lingkungan (Kepling) III Poetra membenarkan bahwa RMN pernah tinggal di kawasan tersebut. Namun, setelah menikah dia pindah ke Marelan.
"Terakhir ketemu sebelum dia menikah tahun 2018," kata Poetra di TKP rumah terduga pelaku bom bunuh diri, Rabu (13/11/2019).
"Dia seperti anak lainnya. Gabung dengan sebaya dan aktif di masjid. Kalau ada kegiatan Isra Miraj dan Maulid dia ikut serta," sambungnya.
Sementara itu, Kepling IV, Nardi (59) yang mengaku pernah mengenal RMN juga membenarkan bahwa pelaku bom bunuh diri lahir di lokasi tersebut. "Dia lahir di sini dan pernah menetap di Kuala Simpang (Aceh). Baru pas sudah besar dia balik lagi ke sini," kata Nardi.
Dalam kesehariannya, RMN bekerja sebagai pengemudi ojek online dan juga sambilan berjualan bakso bakar. "Dia rajin salat, orangnya baik. Tapi entah apa yang terjadi. Begitu berumah tangga berubah sikap jadi seperti ini," ujar Nardi.
Sementara itu berdasarkan informasi seorang warga yang juga teman kecil, pelaku telah berkeluarga dan memiliki anak.
Kepada Tribun-Medan.com teman pelaku, Bagus Prasetio mengatakan, ia berteman akrab dengan RMN. "Saya temannya sejak kecil, kenal baik dan tahu keluarganya," katanya.
Sosok RMN dinilainya baik, punya jiwa setia kawan. RMN juga merupakan pemuda yang aktif di lingkungan rumahnya. "Dulu kami tergabung dalam remaja masjid, dia (RMN) aktif ikut rapat," katanya.
Bagus menuturkan, RMN awalnya tinggal di Jalan Nangka, di kawasan Ayahanda Medan namun pindah domisili setelah menikah. "Warga di sini sudah lama tidak melihatnya lagi. Ia sempat pindah ke Marelan," katanya.
Bagus menjelaskan, RMN tak sempat menamatkan sekolahnya di bangku SMA/SMK. "Kami satu sekolah di SMK 9 Medan. Dia gak tamat sampai kelas satu saja," jelasnya.
(Tribun-Medan.com/mak/mft/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Polisi Boyong Martua Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri