Kejanggalan yang Buat Politikus PDIP Laporkan Novel Baswedan, Sebut Penyiraman Air Keras Rekayasa

Kejanggalan yang Buat Politikus PDIP Laporkan Novel Baswedan, Sebut Penyiraman Air Keras Rekayasa

KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG
Kejanggalan yang Buat Politikus PDIP Laporkan Novel Baswedan, Sebut Penyiraman Air Keras Rekayasa 

TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Kejanggalan yang Buat Politikus PDIP Laporkan Novel Baswedan, Sebut Penyiraman Air Keras Rekayasa

Adanya isu yang menyebutkan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi  (KPK) Novel Baswedan adalah rekayasa disayangkan oleh KPK.

Juru Bicara KPK Febri Diansyah menyatakan, Novel jelas-jelas sudah menjadi korban penyerangan sebagaimana hasil pemeriksaan dokter terhadapnya.

"Kami sangat menyayangkan dan rasanya ada orang orang yang bertindak di luar rasa kemanusiaan kita ketika Novel yang sudah jadi korban, jelas jelas menjadi korban," kata Febri di Gedung Merah Putih KPK, Rabu (6/11/2019).

Febri melanjutkan, pihak Kepolisian RI juga sudah menjelaskan soal karakteristik air keras yang disiramkan ke wajah Novel.

Oleh sebab itu, Febri merasa Novel sangat dirugikan dengan adanya isu-isu miring yang menyebut penyerangan tersebut merupakan hoaks.

"Nah sekarang bagaimana mungkin Novel yang dituduh melakukan rekayasa tersebut. Ia adalah korban jangan sampai korban menjadi korban berulang kali karena berbagai isu hoaks begitu," ujar Febri.

Sementara itu, Febri mengaku belum mengetahui pelaporan Novel ke Polda Metro Jaya oleh politikus PDI-P Dewi Tanjung.

Namun, ia yakin Polisi akan menangani laporan itu secara profesional.

"Kita percaya Polri pasti akan menghadapi laporan itu secara profesional. Jadi tidak mungkin setiap laporan harus naik ke penyidikan kalau buktinya tidak kuat," kata Febri

Diberitakan sebelumnya, Dewi melaporkan Novel ke Polda Metro Jaya atas tuduhan penyebaran berita bohong melalui media elektronik.

Dewi berpendapat, Novel telah merekayasa peristiwa penyiraman air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017 silam.

"Ada beberapa hal janggal dari semua hal yang dialami, dari rekaman CCTV, bentuk luka, perban, dan kepala yang diperban. Tapi, tiba-tiba malah mata yang buta," kata Dewi di Polda Metro Jaya.

Laporan itu terdaftar dalam nomor laporan LP/7171/XI/2019/PMJ, Dit. Reskrimsus, tanggal 6 November 2019.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Dituding Rekayasa, KPK: Jelas-jelas Novel Baswedan Jadi Korban", https://nasional.kompas.com/read/2019/11/07/05440031/kasus-dituding-rekayasa-kpk--jelas-jelas-novel-baswedan-jadi-korban.
Penulis : Ardito Ramadhan
Editor : Bayu Galih

Isu Novel Baswedan Rekayasa Kasusnya? Moeldoko Orang Jokowi Beberkan Kesulitan Ungkap Pelakunya

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan dituding oleh seorang warganet bahwa kasus penyerangan terhadap dirinya adalah rekayasa.

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (5/11/2019), beredar video viral di media sosial yang di dalamnya ada seorang perempuan mempertanyakan kebenaran kasus Novel.

 

"Video tersebut di-share 19 April dan kejadian dia kena siram air keras itu kalau enggak salah tanggal 19 April."

"Sedangkan katanya kena air keras," ujar perempuan dalam video tersebut.

Alghiffari Aqsa kuasa hukum dari Novel Baswedan menyatakan bahwa video yang dilihat warganet itu diambil pada kurun waktu April - Juli 2017.

Pada kurun waktu itu, Novel Baswedan mengaku belum menjalani operasi osteo odonto keratoprosthesis (OOKP).

"Saat itu belum dilakukan operasi OOKP pada mata kiri saya karena Prof Donald Tan sedang upayakan dengan stem cell dengan cara dipasang selaput membran plasenta pada kedua mata saya untuk menumbuhkan jaringan yang sudah mati," kata Novel, Selasa.

Ia mengaku upaya tersebut tidak menemui hasil hingga Agustus 2017.

Dalam waktu enam bulan, kedua mata Novel Baswedan diperkirakan tidak dapat melihat sepenuhnya.

Setelah itu, Novel baru menjalani operasi OOKP yang akhirnya membuat kondisi mata Novel terlihat rusak seperti yang terlihat saat ini.

"Saat itu bila orang lihat mata kiri saya seperti tidak sakit, bahkan tidak merah dan bening, seperti kelereng."

"Tapi sebenarnya selnya justru sudah banyak yang mati dan fungsi melihatnya sangat kurang," ujar Novel.

Sehingga ia menganggap hal itu wajar jika orang awam mengira dirinya tidak sakit.

DUA TAHUN NOVEL BASWEDAN - Massa aksi dari Aliansi Masyarakat Anti Korupsi mengenakan topeng Novel Baswedan dalam aksi peringatan dua tahun kasus Novel Baswedan di Jalan Tugu, Kota Malang, Kamis (11/4/2019). Massa aksi menuntut Presiden RI mengevaluasi kinerja kepolisian dalam kasus penyidikan dugaan pembunuhan terhadap Novel Baswedan dan mengutuk segala bentuk teror terhadap penjuang anti korupsi. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
DUA TAHUN NOVEL BASWEDAN - Massa aksi dari Aliansi Masyarakat Anti Korupsi mengenakan topeng Novel Baswedan dalam aksi peringatan dua tahun kasus Novel Baswedan di Jalan Tugu, Kota Malang, Kamis (11/4/2019). Massa aksi menuntut Presiden RI mengevaluasi kinerja kepolisian dalam kasus penyidikan dugaan pembunuhan terhadap Novel Baswedan dan mengutuk segala bentuk teror terhadap penjuang anti korupsi. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO (SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO)

Ia mengaku sampai saat ini proses pengobatannya masih berjalan dan didampingi oleh perwakilan KPK.

Novel memastikan jika setiap perkembangan dan proses pengobatan dirinya selalu dilaporkan kepada pimpinan KPK.

Kasus Novel Baswedan yang terjadi pada 11 April 2017 sampai sekarang belum bisa diungkap siapa pelaku sebenarnya.

Presiden Jokowi telah menyampaikan target untuk menyelesaikan kasus Novel ini, namun tetap belum bisa terselesaikan.

Hingga akhirnya setelah pelantikan Kapolri yang baru yaitu Jenderal (Pol) Idham Azis, dirinya ditugaskan untuk segera mengungkap kasus Novel Baswedan sampai Desember 2019.

Penyelidik KPK Novel Baswedan pun berharap kepada Idham Azis sebagai Kapolri yang baru segera mengusut kasus penyiraman air keras pada dirinya dan menemukan pelakunya.

"Kita semua mendoakan, semoga Kapolri yang baru amanah, saya juga berharap semoga Pak Kapolri tidak lupa dengan kewajibannya, terutama dengan penyerangan terhadap diri saya, dan juga kawan-kawan di KPK lainnya," ungkap Novel, sebagaimana dikutip dari tayangan KompasTV.

Keterangan Moeldoko

Mengutip Kompas.com, Selasa (5/11/2019), Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, memberi penjelasan jika kasus Novel Baswedan bukan kasus yang mudah untuk diselesaikan.

Alasan tersebut yang sampai saat ini membuat polisi belum bisa mengungkapkan pelaku penyiraman air keras Novel Baswedan.

"Kasus Novel seolah-olah mudah tapi padahal nggak mudah juga," kata Moeldoko dalam wawancara khusus dengan Kompas.com di Kantor KSP, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/11/2019).

Menurut Moeldoko, pencarian barang bukti berjalan sulit karena kejadian pada waktu pada waktu Subuh.

Selain itu, minimnya saksi mata dan juga rekaman CCTV yang yang berada di lokasi kejadian penyerangan.

Pelaku yang pada saat itu menyiram air keras kepada Novel wajahnya tidak terlihat jelas, diketahui pelaku mengendarai sepeda motor.

Kata Kapolri

Kabareskrim Polri Komjen Idham Azis hanya menjawab singkat saat ditanya awak media mengenai komitmennya mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

Seusai menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III, Idham Azis hanya mengatakan akan menunjuk Kabareskrim baru apabila telah dilantik sebagai Kapolri.

Kabareskrim tersebut nantinya akan diberi waktu untuk menuntaskan kasus Novel Baswedan.

"Saya nanti begitu dilantik, saya akan menunjuk Kabareskrim baru."

"Dan nanti saya beri dia waktu untuk segera mengungkap kasus itu," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/10/2019).

 Ia mengatakan, pelantikan Kabareskrim baru akan dilakukan pada Jumat mendatang.

Ia kemudian tidak menjawab lagi pertanyaan awak media, dan langsung kabur meninggalkan Komisi III DPR.

"Cukup ya," ujarnya.

Para pengawal Idham Azis pun langsung membuat barikade menyingkirkan para wartawan yang sedang melakukan sesi tanya jawab.

Idham Azis langsung pergi dengan pengawalan ketat anggotanya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Novel Baswedan Diduga Merekayasa Kasusnya hingga Moeldoko Ungkap Mengapa Pelaku Belum Tertangkap, https://www.tribunnews.com/nasional/2019/11/05/novel-baswedan-diduga-merekayasa-kasusnya-hingga-moeldoko-ungkap-mengapa-pelaku-belum-tertangkap?page=

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved