Kisah Ibu Rela Tinggalkan 4 Anaknya di Gubuk hingga Gizi Buruk, Demi Hidup dengan Pria Idaman

Kisah Ibu Rela Tinggalkan 4 Anaknya di Gubuk hingga Gizi Buruk, Demi Hidup dengan Pria Idaman

Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Kisah Ibu Rela Tinggalkan 4 Anaknya di Gubuk hingga Gizi Buruk, Demi Hidup dengan Pria Idaman 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kisah Ibu Rela Tinggalkan 4 Anaknya di Gubuk hingga Gizi Buruk, Demi Hidup dengan Pria Idaman

Ibu ini tinggalkan empat anaknya di gubuk hingga kelaparan dan gizi buruk sementara dirinya hidup dengan pria idamannya.

Setelah ditinggalkan, kedua anaknya tersebut masih mengharap kembalinya ibu mereka.

Dilansir oleh TribunCirebon.com, seorang ibu telah meninggalkan keempat anaknya hingga kelaparan dan gizi buruk.

Media Inggris Sebut Jokowi Tak Bisa Diandalkan, Maruf Amin Disorot Karena Sejarah Intoleransi

Alasan Ibu di Palembang Masukan Bayi ke Mesin Cuci Hingga Tewas, Kesal Kekasih Tidak Mengakui

Keempat anaknya tersebut tinggal di rumah gubuk yang terletak di Desa Karanganyar, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Mereka tinggal berempat dengan kondisi serba kekurangan.

Bahkan dua di antara kakak beradik itu, yakni Refi (14) dan Pian (7) kondisinya sangat memprihatikan.

Mereka berdua mengalami gizi buruk bahkan psikologinya sedikit terganggu.

Kakak pertama, Nur Wenda (23) mengatakan, tidak mempermasalahkan kepergian ibunya itu meski tanpa alasan.

Dirinya juga tidak menghiraukan kabar yang mengatakan ibunya tersebut pergi meninggalkan mereka demi hidup bersama laki-laki lain.

"Kalau kehilangan pasti, misal pulang pasti kami juga menerima," ujar dia.

Nur Wenda kemudian menjelaskan bahwa yang paling terpukul dengan kepergian ibunya itu adalah Refi.

Sejak ditinggal ibunya ia yang tidak bisa berbicara hanya bisa tertawa seharian.

Dari mulutnya hanya kata "mah" saja yang dapat keluar.

Dikisahkan dia, pada satu tahun yang lalu ibunya pergi meninggalkan mereka saat tengah malam.

"Dulu bilangnya mau beli sabun ke warung, tapi tidak kembali lagi," ucapnya.

Sementara itu, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Indramayu rencananya akan membawa Refi dan Pian untuk mendapat rehabilitasi di panti sosial.

Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin Dinsos Kabupaten Indramayu, Aam Aminah mengatakan, mereka akan di bawa ke Panti Sosial Rehabilitasi Anak membutuhkan Perlindungan Khusus (PSRAMPK) yang berlokasi di Pagaden Kabupaten Subang.

"Supaya anak itu terawat, mendapat pendidikan yang layak dan juga kesehatan," ujar dia.

Dijelaskan Aam Aminah, Refi dan Pian akan mendapat perawatan intensif oleh pihak panti asuhan.

Dalam hal ini pemerintah akan menjamin seluruh biaya yang diperlukan Refi dan Pian termasuk biaya pengobatan dan pendidikan selama mereka di sana.

Hal tersebut disampaikan Aam Aminah sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap warga negara yang membutuhkan.

"Insya Allah hari Rabu besok kita bawa ke panti setelah tadi pihak keluarga diberi pengertian," ujar dia.

Tinggal di Gubuk

Minimnya pencahayaan serta aroma tidak sedap dari dalam rumah membuat gubuk itu tampak sangat tidak sehat.

Di sana Refi dan Pian juga tinggal bersama dua orang kakak, mereka ialah Nur Wenda (23) dan Raju Winata (16).

Yang lebih memprihatinkan lagi, kakak beradik itu sekarang mesti berjuang menyambung hidup setelah ditelantarkan oleh ibu kandungnya sendiri yang bernama Rodia.

Diketahui ibu mereka pergi sejak satu tahun yang lalu tanpa memberi alasan.

Ia diduga pergi meninggalkan anak-anaknya untuk hidup bersama lelaki lain.

Sementara itu ayah mereka sudah meninggal sejak 10 tahun yang lalu.

Selain harus berjuang hidup tanpa perawatan orangtua, kondisi Refi dan Pian sangat memprihatinkan.

Bocah yang memiliki nama lengkap Refi Irawan dan Muhammad Septian itu mengalami gizi buruk.

Tubuh mereka berdua kurus kering.

Ibu ini Tinggalkan 4 Anaknya di Gubuk hingga Gizi Buruk, Sementara Ia Hidup dengan Pria Idaman
Ibu ini Tinggalkan 4 Anaknya di Gubuk hingga Gizi Buruk, Sementara Ia Hidup dengan Pria Idaman (Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

Selain kondisi fisik, dari sisi spikologis mereka sedikit memiliki gangguan.

Jangankan untuk bertumbuh kembang seperti anak normal pada umumnya, mereka bahkan hingga menginjak usia sekarang belum bisa berbicara.

Terlebih kondisi fisik yang dialami oleh Refi, bocah umur 16 tahun itu sudah lumpuh sejak ia dilahirkan.

Tetangga mereka, Karmila (36) mengatakan, sangat prihatin menyaksikan keluarga kakak beradik tersebut.

"Ya walaupun saya bukan keluarganya, tapi sangat kasihan melihat mereka makanya saya foto di facebook dan menjadi viral," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui kediaman Refi dan Pian, Senin (4/11/2019).

Ia menceritakan keluarga kakak beradik itu serba kekurangan.

Tidak jarang pula mereka harus menahan perihnya lapar karena tidak memiliki uang untuk membeli makanan.

Kakak pertama merekalah yang kini menjadi tulang punggung keluarga.

Ia bekerja di sebuah show room motor dengan berpenghasilan Rp 900 ribu per bulan.

Sementara kakak kedua mereka, sekarang masih duduk di kelas X SMK.

Setiap pulang sekolah ia biasa menghabiskan waktu untuk merawat adik-adiknya.

Tidak jarang pula waktu yang ia miliki diisi dengan bekerja serabutan hanya untuk memenuhi kebutuhan perut.

"Sebenarnya yang yatim itu tiga anak saja, karena beda bapak sih, yang paling kecil (Pian) masih ada bapak, tapi bapaknya jarang pulang, kerja jadi petani di Bongas, pulang-pulang dua bulan sekali bawa uang cuma Rp 200 ribu," ucap dia.

Sementara itu, Kasun Blok Cilek Desa Karanganyar, Carmin mengatakan, demi meringankan beban mereka pihak desa juga memberi beragam bantuan melalui program-program pemerintah.

Rencananya pihak desa bersama kecamatan serta Dinas Sosial Kabupaten Indramayu akan menitipkan dua bocah itu ke panti asuhan melalui program Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.

"Di sana tentu pendidikan dan kesehatan mereka akan terjamin," ujar dia.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Abdurrahman Al Farid/TRIBUNCIREBON/Handika Rahman)

Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved