Upacara Sumpah Pemuda di Lubuklinggau Hanya Dihadiri 7 OKP

Wali Kota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe merasa kecewa memimpin upacara peringatan hari sumpah pemuda ke 91 tahun 2019 di Kota Lubuklinggau

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Prawira Maulana
EKO HEPRONIS/TRIBUNSUMCEL.COM
Wali Kota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe saat memimpin upacara peringatan hari sumpah pemuda ke 91 tahun 2019. 

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis.

 

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Wali Kota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe merasa kecewa memimpin upacara peringatan hari sumpah pemuda ke 91 tahun 2019 di Kota Lubuklinggau, Senin (28/10/2019).

Pasalnya dari 35 organisasi kepemudaan (OKP) yang terdaftar di Kota Lubuklinggau hanya hadir dalam upacara peringatan sumpah pemuda tersebut tujuh OKP.

"Seharusnya ini momentum untuk menunjukkan rasa persatuan dan kesatuan jangan hanya keritis diluar, karena ini momentum, saya minta ini dievaluasi," ungkap wali kota yang biasa dipanggil Nanan ini dalam sambutannya.

Nanan, pun bingung mengapa puluhan OKP tersebut tidak hadir, ia mempertanyakan apakah undangan untuk para OKP tersebut tidak sampai atau memang tidak diundang.

"Seharusnya dihari sumpah pemuda ini pesertanya adalah para pemuda. Bukan orang-orang yang sudah tua, yang tua tidak usah lagilah, ini sebagai gambarannya saja, siapa lagi yang ingin menghargainya, kalau tidak pemuda -pemuda itu sendiri," katanya.

Nanan mengaku, jika selama ini Pemerintah Kota (Pemkot) sudah menyiapkan anggaran yang cukup untuk OKP di Lubuklinggau. Hal itu berbanding terbalik saat ia masih menjadi ketua salah satu OKP di Lubuklinggau.

"Zaman saya dulu tidak ada, malahan harus menggadaikan BPKB mobil, habis uang bensin untuk kegiatan-kegiatan. Sekarang semuanya tersedia, kurang bisa WA pak wali kota, enak sekarang, seharusnya pemuda Linggau harus lebih maju," ujarnya.

Ia menambahkan saat ini semuanya terbuka dan tidak ada yang ditutup-tutupi. Wali kota saat ini sangat mudah untuk ditemui. Berbeda dengan dahulu ia melakukan demo karena pemimpinnya sangat sulit untuk ditemui.

"Diwarung kopi bisa ketemu, di warung makan bisa ketemu, jangan bilang pak sudah satu bulan tidak ketemu-ketemu. Temui di warung makan, bisa makan-makan, jangan sibuk mengkritik hal-hal yang tidak penting -penting," tambahnya. (Joy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved