Berita Selebriti
Istri Denny Cagur Gagal Jalani Program Bayi Tabung di Usia 35 tahun, Ini Dampak Bahayanya
Gagal Jalani Program Bayi Tabung, Rahim Istri Denny Cagur Harus Dikuret Untuk Keluarkan Janin
TRIBUNSUMSEL.COM -- Rahim Shanty Widihastuti, istri komedian Denny Cagur terpaksa harus dikuret untuk mengeluarkan janin bayi tabung yang gagal.
Untuk kedua kalinya, pasangan ini menjalani program bayi tabung untuk mendapatkan seorang anak.
Sebelumnya, Shanty juga pernah mengikuti program yang sama, namun ia kehilangan bayinya.
Sudah berselang cukup lama, Shanty kembali menjalani program bayi tabung tersebut.
Namun, tampaknya Tuhan berkehendak lain.
Ia kembali kehilangan bayinya.
Shanty mengungkapkan hal tersebut dalam tayangan Kanal Youtube Shanty Denny, kemarin, Senin, (14/10/2019).
Beberapa waktu lalu Shanty sempat memamerkan janin yang yang sudah mulai dimasukkan ke dalam rahimnya.
Namun rupanya janin tersebut tidak berkembang dengan baik.
Padahal, Shanty mengaku sudah berusaha menjaga janinnya dengan baik.
Dengan berderai air mata Shanty mengungkapkan bahwa dirinya terpaksa harus dikuret untuk mengeluarkan janin tersebut.
Proses kuret dilakukan sejak tanggal (11/10/2019) lalu.
"Jadi di tanggal 4 terakhir aku kontrol, dokter bilang kalau embrionya tidak berkembang, itu berarti di usia kehamilan aku 7 minggu.
Dan dokter menyarankan untuk kuret, kata dokter silahkan kalau mau menunggu, tapi perkiraan dokter embrionya memang tidak berkembang," ungkap Shanty.
Belum berputus asa dan berharap adanya keajaiban, Shanty memutuskan untuk menunggu selama seminggu.
Namun hasilnya tetap sama, hingga akhirnya ia pun menurut untuk dikuret.
"Pas dikasih tau itu aku down banget, sebagai manusia biasa aku kecewa, sedih dan nggak tahu mesti ngapain, aku cuma bisa nangis selama dua hari.
Bahkan tanggal 4 tadinya mau ngevlog tapi nggak bisa ngapa-ngapain, sampai akhirnya aku punya keluarga yang ngasih dukungan dan support, akhirnya aku ikhlas menerima semuanya," jelasnya.
Kemudian pada tanggal 11 ia melakukan kontrol lagi dan memang keadaan janinnya tidak berkembang.
"Dan malam itu juga aku kuret. Jadi tanggal 11 malam kuret dan alhamdulillah sekarang sudah pulih." Ungkap Shanty.
Meski begitu, Shanty mengatakan bahwa dirinya masih punya harapan, karena masih tersisa satu embrio lagi dalam rahimnya.
"Aku masih punya tabungan embrio satu lagi sedang di-forzen, nanti kalau bagus aku akan lakukan embrio transfer lagi.
Tapi kalau hasilnya kurang bagus, aku harus lakuin dari awal lagi, suntik segala macem buat dapetin embrio yang bagus," jelasnya.
Dampak Bahaya Program Bayi Tabung
Mengutip dari honestdocs, proses bayi tabung atau IVF memang melibatkan banyak waktu dan uang, energi fisik dan emosional pun ikut terkuras.
Namun hal ini tidak menjadi jaminan metode ini terbebas dari resiko. Berikut beberapa resiko dari proses bayi tabung, antara lain:
1. Keguguran
Sama seperti konsepsi alami, ada kemungkinan 15 sampai 25% seorang wanita akan mengalami keguguran pada anak yang dikandung melalui proses bayi tabung. Namun, tingkat kegugurannya tergantung dengan usia wanita itu sendiri. Bahkan tidak menutup kemungkinan ada resiko keguguran saat menggunakan embrio yang telah dibekukan.
2. Stress
Proses bayi tabung atau IVF dapat menguras seseorang secara emosional, fisik dan pastinya finansial. Inilah sebabnya mengapa ketika menjalani proses ini dianjurkan untuk didampingi oleh teman atau keluarga dekat. Dukungan dari orang terdekat dapat membuat proses ini menjadi lebih mudah sekaligus membantu mengurangi tingkat stress.
3. Kehamilan Ektopik
Kondisi dimana sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim, biasanya di dalam tuba falopi. Pada kehamilan ektopik ini tentunya embrio akan mati karena tidak dapat hidup saat berada di luar rahim. Sekitar dua sampai lima persen wanita mengalami kasus seperti ini.
4. Komplikasi Saat Pengambilan Telur
Penggunaan jarum saat pengambilan sel telur dapat menyebabkan pendarahan, infeksi atau kerusakan pada kandung kemih, pembuluh darah atau usus.
Efek Samping Setelah Proses Bayi Tabung
Pada beberapa wanita mungkin akan mengalami beberapa efek samping setelah melakukan proses bayi tabung. Kondisi seperti ini mengharuskan mereka untuk beristirahat penuh setelah melewati berbagai proses. Berikut beberapa efek samping yang bisa dialami setelah IVF (proses bayi tabung):
Sembelit.
Perut kembung.
Kram ringan.
Namun ada juga efek samping yang memerlukan perhatian dokter, antara lain:
Terdapat darah dalam urin.
Demam tinggi, lebih dari 38°C.
Nyeri pada panggul.
Perdarahan yang berat pada vagina.
Ada juga efek samping yang terkait dengan penggunaan obat kesuburan di awal prosedur bayi tabung seperti sakit perut, perut kembung, sakit kepala, hot flashes, mood swings, dan lain-lain. Beberapa wanita bahkan ada yang mengalami efek samping lebih parah, seperti pingsan, sesak napas, mual atau muntah, frekuensi kencing berkurang, dan kenaikan berat badan yang cepat.