Aiptu Pariadi Tembak Kepala Istri Lalu Bunuh Diri, Jenazah Dikubur Berdampingan, Ini Kronologinya

Kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait kematian Aiptu Pariadi dan Istrinya Fitri.Keduanya tewas bersimbah darah di dalam rumahnya, ditembus

Editor: Moch Krisna
TRIBUN MEDAN/Facebook
Jenazah pasangan suami istri Aiptu Pariadi dan istrinya, Fitri ketika berada di mobil ambulan Minggu, (6/10/2019). (Tribun Medan / Indera) 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait kematian Aiptu Pariadi dan Istrinya Fitri.

Keduanya tewas bersimbah darah di dalam rumahnya, ditembus peluru.

Diduga, Aiptu Pariadi menembak mati istrinya, kemudian bunuh diri menembak kepalanya sendiri.

Kapolres Serdang Bedagai, Sumatera Utara (Sumut), AKBP Juliarman Eka Putra Pasaribu menjelaskan kronologi tewasnya personel polisi Aiptu Pariadi dan sang istri, Fitri. 

Juliarman menjelaskan, Aiptu Pariadi menembak Fitri hingga tewas lalu bunuh diri karena permasalahan keluarga.

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (5/10/2019) sekitar pukul 23.00 WIB di rumah mereka yang berada di Desa Lidah Tanah, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedigai. 

Saat kejadian, dua anak pasangan suami istri itu sedang terlelap tidur di dalam rumah. 

Aiptu Pariadi dan Fitri sebenarnya memiliki 3 orang anak, tapi saat kejadian itu anak pertamanya sedang berada di luar rumah.

Berdasarkan informasi yang beredar, peristiwa penembakan itu terjadi saat Fitri sedang duduk di depan televisi.

Tiba-tiba, Pariadi datang dan langsung menembak kepala sang istri.

Sang istri pun langsung tewas setelah mengalami 2 luka tembak di kepala.

Melihat Fitri terkapar tak bernyawa, Pariadi lantas bunuh diri dengan ikut menembak kepalanya sendiri.

"Jadi keduanya tewas dengan luka tembak di kepala," ucap Juliarman, Minggu (6/10/2019).

"Anak korban ini ada 3 sebenarnya tapi yang di rumah ada dua orang, yang satu lagi sedang di luar rumah."

S
Jenazah pasangan suami istri Aiptu Pariadi dan istrinya, Fitri ketika berada di mobil ambulan Minggu, (6/10/2019). (Tribun Medan / Indera)

Sementara itu, Paeman, ayah Pariadi menjelaskan sang cucu langsung mendatangi rumahnya setelah melihat kedua orangtuanya tewas.

Ia menyebut rumahnya dengan rumah Pariadi memang berdekatan.

Anak bungsu Pariadi disebut Paeman datang ke rumahnya dalam kondisi menangis.

"Dibilang anaknya (anak Pariadi) kek lihat bapak...kek lihat bapak sama mamak, gitu," ucap Paeman menirukan perkataan sang cucu.

"Aku sudah tidur sebenarnya tadi di rumah. Kalau yang besar (anak pertama Pariadi) sedang di luar."

Setelah polisi mendatangi lokasi kejadian, kedua jasad suami istri itu langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Sulaiman, Sei Rampah, Serdang Bedigai, untuk diautopsi.

Melihat kedua jenazah suami istri itu dimasukkan ke mobil ambulans, anak bungsu Pariadi dan Fitri pun menangis histeris.

"Aku mau ikut bapak...aku mau ikut bapak," ucapnya.

Sementara itu, Pihak keluarga sepakat untuk mengebumikan Aiptu Pariadi dan istrinya, Fitri berdampingan. 

Pariadi merupakan polisi yang menembak mati istrinya sebelum dia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Katim I Satresnarkoba Polres Serdang Bedagai ini akan dikebumikan bersama istrinya di Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Minggu, (6/10/2019).

"Ia akan dikebumikan hari ini juga. Dibuat berdampingan saja di Desa Naga Kisar,"kata Arianto sepupu Arianto.

Hingga pukul 11.30 WIB jenazah Pariadi dan istrinya masih berada di rumah sakit Sultan Sulaiman Seirampah.

Jenazah keduanya dibawa dari rumah yang menjadi lokasi tempat kejadian perkara ke rumah sakit untuk proses visum sejak 01.20 WIB.

" Ya ini kita masih menunggu dulu lah jenazahnya datang dari rumah sakit. Setelah sampai nanti langsung kita kebumikan," kata Arianto.

Meski tinggal di Desa Lubuk Saban Kecamatan Pantai Cermin namun Arianto mengatakan sepengetahuan keluarganya hubungan rumah tangga mereka harmonis saja.

Selama ini belum pernah ada di dengar masalah yang serius.

" Ya tapi kita enggak tau jugalah apa sebenarnya masalahnya. Setau kita selama ini ya mereka harmonis saja. Ya kalau jumpa ya ramah lah namanya kita juga memang saudara,"kata Arianto.

Sejak pagi rumah orangtua Pariadi yang jaraknya hanya berkisar sekitar 50 meter dari rumahnya ramai didatangi warga yang bertakziah.

Meski tidak mengetahui tanda-tanda kapan jenazah akan datang namun mereka tetap bersabar menunggu kedatangan jenazah.

Pariadi diduga tewas setelah bunuh diri dengan menggunakan senjata api yang dimilikinya.

Sebelum hal itu ia lakukan diduga terlebih dahulu ia menembak istrinya lebih dulu.

Belum diketahui motif polisi bunuh istri lalu mengakhiri hidupnya, namun beredar kabar kalau keduanya bertengkar sebelum peristiwa nahas itu terjadi.

Diberitakan sebelumnya, seorang anggota polisi Polres Serdang Bedigai, Sumatera Utara (Sumut), dan istrinya ditemukan tewas tertembak, Sabtu (5/10/2019) malam.

Aiptu Pariadi dan sang istri ditemukan tewas tertembak setelah keduanya terlibat pertengkaran di rumahnya di Desa Lidah Tanah, Kevamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedigai, Sumut.

Juliarman menyatakan Aiptu Pariadi sebelumnya menembak sang istri hingga tewas.

Setelah membunuh sang istri, Pariadi disebut Juliarman langsung menembak diri sendiri hingga tewas.

Juliarman menuturkan, berdasarkan pengakuan anak korban, keduanya sedang terlibat masalah sebelum sama-sama ditemukan tewas tertembak.

"Keterangan dari anaknya sedang ada masalah mereka, jadi tidak komunikasi," ujar Juliarman, Minggu (6/10/2019).

Juliarman membenarkan, senjata api yang digunakan Pariadi menghabisi nyawa sang istri dan selanjutnya bunuh diri itu merupakan pemberian dari Polres Serdang Bedigai.

Ia menyatakan, senjata api itu sudah sejak lama diberikan untuk keperluan tugas anggota polisi.

Juliarman menambahkan, pasangan suami istri itu mengalami 3 luka tembak di kepala.

Namun, ia enggan menjelaskan siapa yang mengalami dua luka tembak dan satu luka tembak di kepala.

"Kalau untuk luka kita masih tunggu hasil visum ya, tapi dari kasat mata ada 3 lubang di kepala," ucap Juliarman.

"Artinya memang ada 3 kali letusan."

Juliarman menyebut pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan terkait kasus ini.

Berdasarkan keterangan saksi, Aiptu Pariadi mengalami satu luka tembak di kepala.

Sedangkan sang istri tewas setelah mengalami dua luka tembak di kepala.

Sementara itu, Kepala Desa Lidah Tanah, Usman, mengungkapkan warga setempat sempat mendengar suara tembakan sekitar pukul 22.00 WIB.

Usman menyebutkan, tak lama setelah mendengar suara tembakan itu, kedua Pariadi dan Fitri ditemukan sudah dalam kondisi tewas.

"Yang meninggal dengan luka tembak suami istri lah, warga taunya karena ada dengar suara tembakan tadi," kata Usman, Minggu (6/10/2019).

Jenazah Pariadi dan Fitri lantas dibawa ke

Warga setempat pun langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melihat dua jenazah suami istri itu dievakuasi.

"Aku mau ikut bapak...aku mau ikut bapak," ucap anak itu.

Kerabat yang berada di lokasi kejadian pun langsung berusaha menenangkannya. 

Artikel ini sudah tayang di Tribunmedan dengan judul: Kronologi Polisi Aiptu Pariadi dan Istri Tewas Tertembak saat 2 Anaknya Tidur, Kapolres Ungkap . .

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved