Demonstrasi Mahasiswa
Biaya Pengobatan Mahasiswa UMP yang Terluka Ditanggung Warek III UMP
Bahkan ada yang pingsan dan dibawa ke rumah sakit, seperti mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang, Universitas Bina Darma, Universitas PGRI Pale
Penulis: Hartati | Editor: Prawira Maulana
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Melisa Wulandari
TRIBUSUMSEL.COM, PALEMBANG - Aksi damai yang dilakukan puluhan ribu mahasiswa berujung ricuh dan membuat petugas kepolisian harus menembakan water canon dan gas air mata sehingga membuat mata para mahasiswa ini memerah.
Aksi ini dipusatkan di Jalan POM IX atau di depan gedung DPRD Sumsel ini tiba-tiba ricuh dan membuat para mahasiswa ada yang terluka hingga berdarah-darah.
Bahkan ada yang pingsan dan dibawa ke rumah sakit, seperti mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang, Universitas Bina Darma, Universitas PGRI Palembang seperti yang diinfokan oleh Warek III UMP Mukhtarudin Muhiri.
"Banyak ini yang dibawa dan masuk rumah sakit, ada yang kena injek dan sesak nafas. Kalau yang terpantau oleh saya, di RS Muhammadiyah Palembang ada satu mahasiswa UMP, di UGD RS AK Gani Palembang ada mahasiswa UMP juga tapi gak hanya ada UMP saja namun dari UIN RF juga ada," jelasnya saat dihubungi tribun melalui saluran telepon, Selasa (24/9/2019).
Selain di rumah sakit AK Gani dan RS Muhammadiyah Palembang ada pula mahasiswa dari UMP da mahasiswa dari Universitas lain yang dirawat di RS RK Charitas Palembang. "Dan terkait mahasiswa kami (UMP) yang masuk rumah sakit, semua saya bantu (biaya pribadi) karena kasihan lihat mereka ini," katanya.
"Ini inisiatif pribadi saya aja, karena biayanya juga murah. Saya bertanggung jawab karena ini mahasiswa saya, jadi mereka ini kan diobati dengan pertolongan pertama seperti di RS AK Gani biayanya Rp 140 ribu dan saya bisa bantu, dan saya juga gak tega lihat mereka," ujarnya.
Sementara, mahasiswa UMP yang dirawat di RS Muhammadiyahada sebanyak 3 orang dan semua sudah membaik. "Alhamdulillah mereka sudah membaik, tadi sempat ada yang pingsan dari Universitas Bina Darma tapi sudah baik yang lainnya kena gas air mata," jelasnya.
"Dan saya sendiri tadi memang pertama-tama saya dekat dengan lokasi, dan saga lihat ada negoisasi antara pimpinan aksi dari mahasiswa, saya lihat dia naik ke mobil polisi yang ada speakernya katakanlah mobil komandonya polisi. Ketika nego sepertinya tidak terjadi kesepakatan sehingga mahasiswa bergerak maju dan berterika maju-maju dan membuat polisi menembakan water canon," jelasnya.
Dan saat ditembakan water canon, hanya basah tampaknya mahasiswa masih santai. "Kemudian setelah ditembak water canon, polisi menembakan gas air mata dan saya sudah lari ke belakang. Saya juga khawatir perlu menyemalamatkan diri kan, karena tugas saya ini mengawasi anak-anak saya," katanya.
"Dari aksi yang berakhir ricuh ini, sehingga membuat beberapa mahasiswa UMP ada yang luka, rektor tahu semua karena saya terus koordinasi dengan rektor," tutupnya. (elm)