Kabut Asap Semakin Berbahaya, Disdik Palembang Meliburkan Siswa SD-SMP Selama 3 Hari

Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sudah mengontaminasi udara di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Tribun Sumsel / Rahmat Aizullah
Ilustrasi 

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Melisa Wulandari

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sudah mengontaminasi udara di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Dampak dari buruknya kualitas udara akibat karhutla kini mulai dirasakan oleh masyarakat yang tempat tinggalnya terpapar oleh kabut asap salah satunya siswa SD-SMA.

Karena kabut asap semakin pekat dari td pukul 07.15 dan dari rumah beberapa siswa jarak pandang bahkan 200 meteran, Dinas Pendidikan Kota Palembang memberikan surat edaran mendadak kepada kepala SD dan SMP baik negeri atau swasta untuk meliburkan siswanya selama 3 hari.

Seperti salah satu sekolah dasar di Plaju, saat orangtua siswa dan siswa berjuang menerobos kabut asap pada pagi hari, pihak sekolah tiba-tiba memberi kabar bahwa sekolah diliburkan padahal hari ini, Senin (23/9/2019) hari pertama ujian mid semester bagi siswa.

"Maaf bu mendadak, baru dikasih tahu Disdik Palembang pada pukul 06.30 tadi, sekolah diliburkan," kata Ida, salah satu guru di SD Patra Mandiri 1 Plaju yang sudah stand by di depan pagar sekolah, Senin (23/9/2019).

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Ahmad Zulinto melalui edaran yang disebarkan lewat pesan singkat untuk Kepala SD dan SMP Negeri dan Swasta menyampaikan karena asap semakin pekat dan berbahaya pihaknya meminta pihak sekolah agar melibutkan siswa.

"Kepada Kepal SD dan SMP Negeri dan Swasta sekota Palembang melihat kabut asap yang sudah berbahaya maka kami minta agar saudara dapat merumahkan siswa/siswinya selama 3 hari mulai hari ini, Senin (23/9/2019) hingga Rabu (25/9/2019)," ujarnya.

Tanggal 23 dan 24 September Ini Sumsel Berpeluang Hujan Hingga 80 Persen, Ini Wilayahnya

Badan Meteorologi Klimatilogi Geofisika (BMKG) Kenten Palembang terus mengamati dinamika atmosfer saat ini.

Hasil pengamatan, ada peluang terjadi hujan pada tanggal 23 sampai 24 September 2019.

Pada Tanggal 23 September 2019, peluang hujan yang terjadi 20 sampai 40 persen untuk Sumsel bagian Timur.

Sedangkan 40 sampai 80 persen untuk sumsel bagian Barat dengan intensitas peluang hujan minimal 10 milimeter.

"Sedangkan pada tanggal 24 September 2019, peluang hujan 40 hingga 80 persen untuk seluruh wilayah Sumsel."

"Intensitas peluang hujan minimal 10 milimeter. Mudah-mudahan dan kita berdoa bersama, hujan bisa turun dan bisa memadamkan karhutla yang ada di Sumsel," ujarnya.

Riau dan Kalimantan Sudah Hujan

Hujan turun di Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, Jumat (20/9/2019) sore waktu Kalimantan, dan membasahi Kota Palangkaraya dan sekitarnya.

Volume air hujan yang cukup deras turun membasahi Kalimantan Tengah merupakan hasil operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan oleh Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT yang bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Seperti yang disampaikan Kepala BBTMC BPPT Tri Handoko Seto dalam video testimoninya yang ia sampaikan di tengah guyuran hujan deras di kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Ia mengatakan pihaknya memang telah melakukan optimalisasi operasi TMC berupa penyemaian garam atau Natrium Klorida (NaCl) yang menargetkan sejumlah wilayah di Kalimantan, mulai dari Kalimantan Tengah (Kalteng) hingga Kalimantan Selatan (Kalsel).

Operasi TMC tersebut akhirnya memberikan hasil positif karena pada Jumat sore waktu Kalimantan, hujan turun cukup deras pada kedua provinsi itu.

"Setelah melakukan penyemaian di beberapa lokasi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, maka beberapa daerah seperti daerah-daerah di Kalimantan Tengah dan Selatan dilaporkan hujan," ujar Seto, dalam video testimoninya.

Ia mengatakan tengah berada di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah yang sedang diguyur hujan.

Seto menyampaikan informasi itu dalam kondisi basah kuyup.

"Ini saya ada di Bandara Tjilik Riwut (Palangkaraya) sekarang sedang hujan," jelas Seto.

Tribunnews kemudian langsung menghubungi Seto melalui aplikasi pesan singkat, untuk melakukan konfirmasi mengenai video tersebut.

Ia menyebutkan sejumlah wilayah yang telah diguyur hujan pasca dilakukannya operasi TMC, mulai dari provinsi Riau, Kalimantan Tengah hingga Kalimantan Barat.

"Di Riau hujan turun di Kecamatan Bukit Kapur Kota Dumai, lalu di Kalimantan Tengah itu di Kabupaten Pulang Pisang, Kota Palangkaraya dan sekitarnya. Sedangkan Kalimantan Barat turun di Kecamatan Betung Kabupaten Bengkayang," kata Seto dalam pesan singkatnya kepada Tribunnews, Jumat (20/9/2019) sore.

Sebelumnya, Tribunnews juga telah menghubungi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza untuk mengetahui informasi terkini mengenai penanganan karhutla tersebut.

Melalui sambungan telepon, ia mengatakan bahwa di provinsi Riau BPPT melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC), telah mengoptimalkan operasi TMC.

Hingga akhirnya di provinsi itu turun hujan pada beberapa hari yang lalu.

"Alhamdulillah (di Riau) sudah hujan ya, jadi hasil operasi hujan buatan selama ini intensitasnya udah meningkat tanggal 17, 18 dan tanggal 19 (September)," kata Hammam, eksklusif kepada Tribunnews, Jumat (20/9/2019) malam.

Di provinsi Riau, operasi TMC pun berhasil menghasilkan hujan yang turun pada dua wilayah.

"Itu sudah menghasilkan hujan di Riau, di daerah Dumai sama Rokan Hilir," jelas Hammam.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved