Berita Viral
Meninggal 4 Jam Setelah Ucapkan 2 Kalimat Syahadat, Kisah Mualaf di Manado ini Viral
Jadi Muallaf Sebelum Meninggal, Kata Teman Korban : Mungkin Ini Yang Namanya Hidayah. Ajal seorang manusia tidak ada satu pun yang mengetahuinya.
Jadi Muallaf Sebelum Meninggal, Kata Teman Korban : Mungkin Ini Yang Namanya Hidayah
TRIBUNSUMSEL.COM- Ajal seorang manusia tidak ada satu pun yang mengetahuinya, Selasa ( 27/8/2019 )
Seperti yang dialami Ferdinan Sumarauw Daniel, warga Lingkungan VI, Kelurahan Banjer, Kecamatan Tikala, Kota Manado, Sulawesi Utara.
Dia meninggal dunia 4 jam setelah mengucapkan dua kalimat syahadat dan menjadi mualaf.
Pedi sapaan akrabnya mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengakui keislamannya sekitar pukul 15.00 WITA, Senin (26/8).
Dia dituntun Imam Masjid At Thohirin, Abdullah M Ismail.
Pedi pun mendapatkan nama islami, yaitu Hidayatullah Daniel.
Ferdinan Sumarauw Daniel dituntun imam masjid untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.
• Profil Aulia Kesuma, Istri Sewa Pembunuh Bayaran Habisi Suami & Anak Tiri Lalu Bakar Jasad di Mobil
• Pesan WhatsApp M Adi Pradana ke Pacarnya Sebelum Jasadnya Dibakar Aulia Kesuma di Mobil, I Love U
• Norman Kamaru Cerai dan Usaha Buburnya Bangkrut, Begini Kabarnya Sekarang, Punya Istri Baru dan Anak
• Bocoran Update Terbaru PUBG Mobile, Ada Helikopter, RPG, Rudal (M3E1-A) dan Banyak Lainnya
Kejadian ini dibagikan oleh akun Instagram @yuni_Rusmini.
Dalam postingannya Yuni menuliskan.
Inalillahi wainailaihi rojiun.
Husnul khotimah saudara baru muslimku.
Begitu indah hari kematian mu...amin yarroballalamin
Usai mengakui keislamannya dan mendapatkan nama islami Hidayatullah.
4 jam kemudian dirinya meninggal dunia karena sakit asma yang dideritanya.
Diketahui, pria yang sudah yatim piatu ini meninggal dunia karena penyakit asma akut yang sejak sebulan lalu bertambah parah.
DIa meninggal setelah 4 jam menjadi mualaf, tepatnya sekitar pukul 19.30 WITA.
Tetangga Pedi, Madzabullah Ali, mengatakan keinginan Pedi masuk islam tiba-tiba diucapkannya beberapa pekan terakhir ini.
Tidak ada paksaan dari lingkungan ataupun keluarga pria yang pada 9 Oktober 2019 akan berusia 40 tahun ini.
Ferdinan Sumarauw Daniel berfoto bersama imam masjid dan keluarga usai mengucapkan dua kalimat syahadat.
• Profil Aulia Kesuma, Istri Sewa Pembunuh Bayaran Habisi Suami & Anak Tiri Lalu Bakar Jasad di Mobil
• Pesan WhatsApp M Adi Pradana ke Pacarnya Sebelum Jasadnya Dibakar Aulia Kesuma di Mobil, I Love U
• Norman Kamaru Cerai dan Usaha Buburnya Bangkrut, Begini Kabarnya Sekarang, Punya Istri Baru dan Anak
• Bocoran Update Terbaru PUBG Mobile, Ada Helikopter, RPG, Rudal (M3E1-A) dan Banyak Lainnya
Usai mengakui keislamannya dan mendapatkan nama islami Hidayatullah.
4 jam kemudian dirinya meninggal dunia karena sakit asma yang dideritanya "Almarhum adalah seorang nasrani sejak kecil.
Memang lingkungan di sini, rata-rata beragama muslim.
Tapi, tidak pernah ada paksaan karena memang di sini semua saling menghargai.
Hanya, baru-baru ini, almarhum mulai belajar Islam dan berkeinginan untuk masuk Islam," kata Madzabullah, Senin (26/8).
Madzabullah mengaku terharu saat mengetahui teman masa kecilnya tersebut mengucapkan dua kalimat syahadat.
Hal yang sama juga dirasakannya, saat mendengar almarhum telah meninggal setelah 4 jam menjadi seorang mualaf.

"Mungkin ini yang dinamakan hidayah dan kebesaran dari Ilahi.
Nama islami almarhum, Hidayatullah, mungkin pas untuk menceritakan proses dirinya menjadi mualaf," tutur Madzabullah.
Pada prosesi membaca dua kalimat syahadat, almarhum mengenakan pakaian serba putih.
Sehari-hari, Pedi membantu tantenya membuat dan menjual jajanan kue.
Hidup mati jodoh rejeki Allah yg mengatur , alangkah mulianya meninggal dgn kebaikan.
Kisah Satu Keluarga Masuk Islam di Palembang
Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak mengucap dua kalimat syahadat di masjid Cheng Ho Jakabaring Palembang, Jumat (10/5/2019).
Dimulai dari Lois Fernando (20) yaitu anak pertama, dilanjutkan dengan Suyono alias Ateng (40) yaitu kepala keluarga dan terakhir Ong Mei Lu (38) sang ibu secara bergilir mengucap dua kalimat syahadat.
Proses sakral bagi warga jalan veteran lorong Karyawan ini, disaksikan puluhan masyarakat sekitar yang hadir sebagai saksi.
Saat dibincangi Tribunsumsel.com, Lois Fernando mengatakan alasan dirinya masuk Islam karena ingin menemukan suatu ketenangan di dalam hatinya.
"Saya lihat teman-teman muslim saya seperti selalu tenang. Tenangnya seperti apa, nggak bisa dijelaskan. Pokoknya enak aja lihat mereka, Apalagi setelah sholat dan dengar ceramah. Jadi saya ingin seperti mereka juga,"ujarnya.
Kesungguhan hati Lois untuk masuk Islam dibuktikannya dengan sudah melakukan ibadah puasa.
Tahun ini dia sudah berpuasa bahkan sejak hari pertama.
"Alhamdulillah tahun ini pertama kali saya puasa dan sudah saya mulai sejak hari pertama. Lumayan juga sih terasa berat. Sempat juga mau batal, waktu hari pertama. Tapi Alhamdulillah nggak jadi. Berat banget pas sudah jam 5, nggak tau kenapa,"kata Lois sembari tersenyum malu.
Namun ditengah beratnya menjalani ibadah puasa untuk pertama kali, Lois mengaku sangat bersyukur karena mendapat dukungan dari berbagai pihak.
"Seperti teman-teman saya banyak yang mendukung. Kebetulan juga saya sudah kerja di salah satu restoran. Saya dan teman-teman nginap di sana. Jadi saat sahur dan buka selalu sama-sama mereka. Dapat motivasi juga dari mereka,"ujarnya.
Pria yang menyukai ceramah ustadz Maulana ini berharap dirinya akan terus bisa mempertahankan keyakinannya saat ini sampai akhir hayatnya.
"Semoga saya bisa tetap terus Istiqomah di jalan Allah SWT sampai akhir hayat nanti,"ungkapnya. (cr8)
Seperti diberitakan sebelumnya, Memasuki hari ke-5 puasa satu keluaraga Ateng alias Suyono yang merupakan ayah, Ong Mei Lu yang merupakan ibu dan Lois Fernando sang anak, secara bergantian mengucap dua kalimat syahadat dibimbing H Ahmad Affandi, Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Sumsel, di Masjid Cheng Ho Sriwijaya. Jum'at (10/5/19).
Kepada Tribun Sumsel Ong Mei Lu menceritakan sudah cukup lama mengenal agama Islam dan memiliki keinginan untuk menjadi seorang muslim.
Namun keinginan itu semakin kuat saat anak keduanya yang terlebih dahulu masuk islam mau mengajaknya ke syurga.
"Saya memang sudah lama mau masuk islam karena lingkungan dan kakak kandung saya juga sudah islam, tapi saya masih bingung saya harus seperti apa," ceritanya.
"Seperti belum ada keberanian saat itu, hingga akhirnya anak kedua saya yang telah dulu menjadi seorang muslim ngomong secara pribadi sama saya, 'Ma aku mau ajak mama sama papa ke syurga," ceritanya lagi sambil menahan tangis harunya.
Lanjut Ong Mei Lu akhirnya semakin kuat keinginannya dan memberanikan untuk bertanya dan belajar apa itu islam.
"Sejak saat itu saya bertanya sama anak awalnya bagaimana, sama kakak saya dan diberi saran dan baca buku bahkan saya nonton ceramah," lanjutnya.
"Dan alhamdullilah saya dan keluarga bisa menjadi seorang muslim hari ini, masih harus banyak belajar lagi seperti puasa sholat dan mengaji," tambahnya.
Saat ditanya mengenai prosesi pengucapan lafafz dua kalimat syahadat Ong Mei Lu mengaku gugup namun lega.
"Gugup sekali berbulan-bulan saya belajar pengucapan dua kalimat syahadat, dan alhamdulluilah selesai dan saya sangat lega rasa seperti melepas beban," tutupnya.