Aturan Larangan Ambulans Bawa Jenazah, Supriadi Meradang Hingga Rela Jalan Kaki Gotong Jasadnya
Kasus pelayanan ambulans di Puskesmas Cikokol, Kota Tangerang, terkait penolakan Puskesmas Cikokol bawa jenazah bocah tenggelam.
TRIBUNSUMSEL.COM -- Kasus pelayanan ambulans di Puskesmas Cikokol, Kota Tangerang, terkait penolakan Puskesmas Cikokol bawa jenazah bocah tenggelam.
Mengenai aturan ambulans tidak boleh membawa jenazah ini, membuat paman korban bocah tenggelam di Kota Tangerang meradang.
Alhasil, Supriadi ceritakan gotong jenazah Husein (8) keponakannya, setelah jenazah Husein ditolak Puskesmas Cikokol untuk mendapat pelayanan ambulans.
Dirinya menjelaskan pada Jumat (23/8/2019), Husein ditemukan tenggelam di Sungai Cisadane, sore itu.
Korban pun dibawa ke Puskesmas Cikokol dan nyawanya tidak tertolong.
"Saya nunggu lama di Puskemas sampai sekitar dua jam. Tapi tidak ada kejelasan soal pengangkutan jenazah keponakan saya ini"
"Padahal saya meminta tolong dengan sangat untuk pelayanan ambulans," ujar Supriadi saat dijumpai Warta Kota di rumah duka, RT 03 / RW 05 Kelurahan Kelapa Indah, Tangerang, Minggu (25/9/2019).

Namun pihak Puskemas tetap tidak bergeming. Dan tunduk pada aturan standar operasional prosedur (SOP) dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang.
"Saya disuruh untuk telepon layanan Pemkot Tangerang di nomer 112. Tapi saya telepon terus , terusan enggak bisa, susah juga," ucapnya.
Waktu pun semakin larut. Dan matahari hampir terbenam.
"Sudah mau malam, tapi tidak ada kejelasan. Padahal saya mau nguburin keponakan saya ini," kata Supriadi terlihat kedua matanya berkaca - kaca.
Sontak, Supriadi pun mendadak emosional. Pria berusia 40 tahun ini memilih untuk membawa jenazah Husein dengan berjalan kaki.
"Di situ saya memang kecewa berat. Saya langsung bopong jenazahnya, sampai sempat terpentok dinding. Langsung saya lewat jembatan," ungkapnya.
Beruntungnya, setelah di jembatan penyebrangan orang, Supriadi yang bergegas gotong mayat keponakannya itu tiba-tiba saja ada yang memanggilnya.
"Alhamdulillah ada orang baik yang nolong saya. Pengendara mobil di dalamnya ada 4 orang sekeluarga"