Dulu Bergaji Belasan Juta Per Bulan, Pesepakbola Ini Kini Jadi Driver Ojol untuk Nikahi Kekasihnya

Dulu Bergaji Belasan Juta Per Bulan Pesepakbola Ini Kini Jadi Driver Ojol untuk Nikahi Kekasihnya

Twitter Amirul Syafieq
Dulu Bergaji Belasan Juta Per Bulan, Pesepakbola Ini Kini Jadi Driver Ojol untuk Nikahi Kekasihnya 

TRIBUNSUMSEL.COM - Dulu Bergaji Belasan Juta Per Bulan Pesepakbola Ini Kini Jadi Driver Ojol untuk Nikahi Kekasihnya 

Impian seseorang di masa depan memang tak bisa diramalkan.

Ada orang yang akhirnya dapat mencapai impiannya seperti yang dicita-citakan.

Namun, ada juga yang merasa berat dengan masa depannya karena nasibnya berubah drastis tak seperti yang diharapkan.

Seperti yang dialami oleh seorang atlet sepak bola asal Malaysia.

Pesepak bola itu bernama Amirul Syafieq.

Dulunya, Syafieq merupakan bintang sepak bola asal Malaysia.

Melansir dari World of Buzz, Amirul Syafieq pernah memperkuat tim sepak bola terkenal di liga Malaysia bernama KL City Hall.

Namun sayangnya ketika kariernya berkembang, ia mengalami cidera hamstring yang sangat lama untuk disembuhkan.

Cedera itu pun harus membuat Syafieq mengakhiri kariernya sebagai pesepak bola pada tahun lalu.

Sejak ia gantung sepatu dari atlet sepak bola, kini kehidupannya berubah drastis.

Amirul Syafieq saat membela KL City Hall
Twitter @syafieqisa
Amirul Syafieq saat membela KL City Hall

Ia pun membagikan kehidupannya saat ini usai tak lagi bermain sepak bola.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, ia harus banting tulang bekerja menjadi kurir makanan.

Ia harus bekerja selama 14 jam sehari demi memenuhi kebutuhannya.

Selain itu, usaha itu ia lakukan untuk mengumpulkan modal menikahi sang pacar.

Mantan bintang sepak bola itu menceritakan perjuangannya lewat akun twitter @syafieqisa.

"8 jam kurir makanan MCD, 6 jam kurir grabfood."

"Doakan aku dapat menghalalkan gadis pilihan aku tahun depan," cuitnya disertai dengan dua foto dirinya.

Amirul Syafieq saat membela KL City Hall
Twitter @syafieqisa
Amirul Syafieq saat membela KL City Hall

Ia bercita-cita untuk menikahi kekasihnya tahun depan dari uang hasil bekerjanya.

Syafieq pun mengaku mendapat penghasilan sekitar 4 ribu ringgit atau Rp 13 juta sebulan sebagai pemain sepak bola sebelum kariernya berakhir.

Namun, cintanya pada sepakbola masih terus berlanjut, dan dia tidak menyerah.

Dia bekerja sebagai pelatih di mana ia hanya menghasilkan Rp 170 ribu per sesi pelatihan.

Menyadari bahwa penghasilan yang ia hasilkan sebagai pelatih tidak cukup, Syafieq bertekad untuk mencari pekerjaan lain.

"Saya bertekad untuk mencari cara lain untuk menghasilkan uang."

 
 
 

 "Akhirnya diterima menjadi kurir makanan pada Januari meskipun tidak memiliki pengalaman sebelumnya," kata dia dikutip dari World of Buzz, Selasa (13/8/2019).

Ketika pertama kali menjadi kurir makanan, Syafieq mengatakan itu tidak mudah untuk dilalui.

"Tidak mudah bekerja 14 jam sehari karena pada bulan pertama, tubuh saya tidak bisa menyesuaikan diri seperti saya harapkan."

"Saya terkadang harus berurusan dengan cuaca panas dan hujan," ujarnya.

Belum lagi, nyawanya mesti dipertaruhkan karena selalu berada di jalan setiap hari.

"Ini risiko besar bagi pengendara seperti saya, bahaya ada di mana-mana," imbuhnya.

Di tengah-tengah ujian ini, Syafieq terus maju hingga akhirnya terbiasa.

 Amirul Syafieq jadi kurir makanan

Twitter @syafieqisa
Amirul Syafieq jadi kurir makanan

"Sejauh ini, saya tidak punya masalah mengatur jadwalku," katanya.

Meski harus bekerja menjadi kurir makanan, Syafieq mengaku sama sekali tak malu.

Karena menurutnya, rezeki untuk setiap orang sudah ada yang mengatur.

"Menurut pendapat saya, situasi ini menunjukkan bahwa saya mencari pekerjaan halal dan tidak bodoh."

"Saya percaya bahwa setiap orang memiliki rezeki yang berbeda," pungkasnya.

Kisah Amirul Syafieq ini pun menyentuh banyak orang sehingga viral di media sosial.(*) Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade

Sumber: GridHot.id
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved