Kisah Bung Hatta Sampai Akhir Hayat Tak Mampu Beli Sepatu Idamannya, Simpan Halaman Iklannya
Kisah Bung Hatta Sampai Akhir Hayat Tak Mampu Beli Sepatu Idamannya, Simpan Halaman Iklannya
TRIBUNSUMSEL.COM - Kisah Bung Hatta Sampai Akhir Hayat Tak Mampu Beli Sepatu Idamannya, Simpan Halaman Iklannya
Bung Hatta hingga akhir hayatnya tak pernah sanggup membeli sepatu idamannya, yakni sepatu Bally.
Sepatu Bally memang sangat populer pada tahun 1950-an.
Hatta yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia begitu menginginkan sepatu buatan Swiss itu.
Mengutip Yoyok Prima Maulana & Mohammad Habib : Aneka Kisah Unik yang diterbitkan Majalah Intisari No. 647 Agustus 2016, Hatta menyimpan guntingan iklan sepatu itu.
Suatu hari, ia mencari informasi mengenai penjualan sepatu Bally.
Hatta lalu membaca koran yang mempromosikan tempat dijualnya sepatu itu.
Salah satu halaman dari koran itu berisi iklan sepatu idamannya.
Hatta sangat menginginkan sepatu itu.
Tapi, saat itu ia tak memiliki cukup uang di kantongnya.
Hatta pun akhirnya menggunting halaman tersebut dan menyimpannya.
Demi mendapatkan sepatu itu, Hatta diam-diam menabung agar bisa membelinya.
Akan tetapi, uang yang ia kumpulkan itu selalu saja terpaksa digunakan untuk keperluan lain.
Seperti untuk keperluan rumah tangga atau membantu kerabat serta handai taulan yang meminta bantuan padanya.
Namun, hingga akhir hayatnya, Hatta tak pernah mampu untuk membeli sepatu itu.
Walaupun sebagai seorang wakil presiden, ia bisa saja mendapatkannya secara cuma-cuma.
Misalnya, sebagai wujud hadiah dari para kolega serta pengusaha.
Hal ini bahkan membuat banyak orang tak percaya.
Pasalnya, sang proklamator itu hanya menyimpan potongan iklan sepatu impiannya hingga akhir hayatnya.
Tanpa pernah mampu untuk membelinya.
Mesin jahit
Sama seperti suaminya, Rahmi Rachim, istrinya juga memiliki keinginan yang sederhana.
Yakni, memiliki sebuah mesin jahit.
Mengutip Yoyok Prima Maulana & Mohammad Habib : Aneka Kisah Unik yang diterbitkan Majalah Intisari No. 647 Agustus 2016, Rahmi berharap dengan mesin jahit ia dapat menghemat pengeluaran keluarga.
Dengan memiliki mesin jahit, berarti ia dan keluarganya tak perlu membeli baju.
Sebuah langkah yang dapat memangkas pengeluaran keluarga.
Sama seperti suaminya, Rahmi juga menyisikan uangnya agar dapat membeli mesin itu.
Hingga akhirnya uangnya hampir cukup untuk mendapatkan sebuah mesin jahit.
Namun, saat ia hendak membeli barang impiannya itu, pemerintah mengeluarkan sebuah kebijakan.
Yaitu, tentang pemotongan nilai mata uang rupiah.
Yang semula bernilai Rp100 menjadi Rp1.
Sehingga membuat tabungan Rahmi jatuh nilainya.
Ia pun tak dapat membeli mesin itu.
Kemudia ia mendatangi suaminya dan bertanya:
"Pak, Bapak kan Wakil Presiden, pati tahu bahwa Pemerintah akan mengadakan sanering.
Mengapa Bapak tidak memberi tahu kepada ibu?" mengutip Yoyok Prima Maulana & Mohammad Habib : Aneka Kisah Unik yang diterbitkan Majalah Intisari No. 647 Agustus 2016.
Bung Hatta pun menjawab:
"Bu, itu kan rahasia negara.
Kalau Bapak beritahu pada ibu, berarti itu sudah bukan rahasia lagi," mengutip Yoyok Prima Maulana & Mohammad Habib : Aneka Kisah Unik yang diterbitkan Majalah Intisari No. 647 Agustus 2016.
