HUT ke 74 RI

Takdir, Dulu Pernah Jadi Petugas Upacara di Hadapan Presiden, Berikutnya Sosok Ini Jadi Presiden RI

Takdir, Dulu Pernah Jadi Petugas Upacara di Hadapan Presiden, Berikutnya Sosok Ini Jadi Presiden RI

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Foto Ilustrasi (Anggota Paskibraka mengibarkan bendera merah putih dalam upacara peringatan detik-detik proklamasi di Istana Merdeka) 

TRIBUNSUMSEL.COM - Takdir, Dulu Pernah Jadi Petugas Upacara di Hadapan Presiden, Berikutnya Sosok Ini Jadi Presiden RI

Upacara detik-detik Proklamasi kemerdekaan Indonesia setiap tahun selalu diperingati atau tepatnya 17 Agustus.

Dalam upacara detik-detik proklamsi itu, selalu yang menjadi sorotan adalah pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka)

17 Agustus 1945 akhirnya menjadi awal sejarah baru bagi Indonesia.

Tangis Meyssi Setelah Habis Foya-foya Rp 2,1 Miliar, Tak Diakui Keluarga dan Anak Kini Diurus Orang

Inilah Penampakan Mobil Esemka yang Segera di Launching Dalam Waktu Dekat, Tampilannya Unik

Berkah Yusuf Ditipu Robiatun, Kini Yusuf Dijodohkan dengan Kakak Intan yang Tak Kalah Cantiknya

74 tahun lalu, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.

Sejak itulah 17 Agustus menjadi hari yang istimewa bagi rakyat Indonesia.

Setiap tanggal 17 Agustus selalu diperingati dengan upacara bendera dan pembacaan teks proklamasi.

Karena pelaksanaanya yang satu tahun sekali, upacara kemerdekaan ini dipersiapkan dengan sangat baik.

Putra-putri Indinesia yang tergabung dalam ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) berlomba untuk bisa lolos ke tingkat nasional sebagai pengibar bendera di Istana negara

Tarrisa Maharani anggota Paskibraka 2018 dari Jawa Barat terpilih untuk membawa baki bendera.

Tahun ini nama pembawa baki akan diumumkan jelang detik-detik upacara 17 Agustus nanti.

Namun siapa sangka, ternyata ada kisah unik di balik upacara HUT RI.

Dua presiden terdahulu, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tenyata pernah menjadi petugas upacara HUT RI di hadapan presiden.

Berikut kisahnya : 

Jauh sebelum adanya sistem seleksi pengibar bendera, ternyata mantan Presiden Megawati Soekarnoputri pernah menjadi pembawa baki bendera di upacara 17 Agustus.

Bahkan, Presiden RI kelima itu dua kali menjadi Paskibraka di Istana negara yaitu pada upacara 17 Agustus1955 dan 1964.  

Selain Megawati, putri Presiden Soekarno lainnya yang juga pernah menjadi anggota Paskibraka di Istana Negara pada upacara 17 Agustus adalah Rachmawati.

Rachmawati menjadi anggota Paskibraka pada upacara 17 Agustus 1966 di Istana Negara.

Jejak kedua putri Soekarno itu diikuti cucu Presiden RI kedua Soeharto beberapa tahun kemudian.  

Wiratama Hadi Ramanto, putra tunggal Mamiek Soeharto, panggilan akrab Siti Hutami Endang Adiningsih, dengan Pratikno Singgih.

Wira atau Hadi menjadi anggota Paskibraka di Istana Negara pada upacara 17 Agustus 2007. 

Hal ini mengingatkan pada cucu mendiang Soeharto lainnya yang juga pernah menjadi anggota Paskibraka di Istana Negara pada 17 Agustus 1990.

Danti Rukmana, anak pasangan Indra Rukmana dan Siti Hardianti Rukmana atau yang akrab dipanggil Mbak Tutut. 

Megawati saat menjadi pembawa baki bendera di upacara 17 Agustus
Megawati saat menjadi pembawa baki bendera di upacara 17 Agustus ()

SBY jadi Komandan Upacara

Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono ternyata pernah menjadi komandan upacara HUT RI tahun 1994.

Kala itu masih Presiden Soeharto yang berkuasa.

SBY masih berpangkat Kolonel  bertugas menjadi Asisten Operasi Kodam Jaya.

Seperti yang diceritakan SBY di akun facebooknya tahun 2015 lalu.

"Tugas sederhana tetapi beresiko besar," kenang SBY 

Bagi Kolonel SBY tahun 1994 itu, tugas baris-berbaris merupakan hal yang biasa.

Bahkan sudah menjadi napas seorang prajurit, karena dilakukan secara rutin setiap hari.

Namun beda halnya dengan saat itu. 

"Tugas ini tetap saja (memiliki) risiko besar, dan penuh tekanan. Kalau berhasil, perwira yang bersangkutan akan tetap menempati jabatannya. Tapi bila gagal, karier militernya akan kelabu," ungkap SBY. 

Disaksikan langsung Panglima tertinggi ABRI saat itu Jenderal (Purn) Soeharto, karir militer SBY dipertaruhkan.

Syukur akhirnya dia berhasil memimpin upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI saat itu dengan lancar. 

Ketakutan SBY karirnya hancur akibat sedikit kesalahan dalam upacara berhasil dilaluinya.

Perasaan tegang pun berganti menjadi lega.

Perlahan-lahan napasnya mulai kembali normal.

Upacara berakhir.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved