Berita Selebriti
Pro Kontra Enzo Zenz Allie Terpapar Radikalisme, Mahfud MD Minta TNI Pecat, Eks Dubes Membela Enzo
Mantan ketua MK, Mahfud MD menegaskan Panglima TNI Kecolongan atas kasus Enzo Zenz Allie.Dengan tegas Mahfud MD menyarankan sebaiknya TNI memberhent
TRIBUNSUMSEL.COM -- Mantan ketua MK, Mahfud MD menegaskan Panglima TNI Kecolongan atas kasus Enzo Zenz Allie.
Dengan tegas Mahfud MD menyarankan sebaiknya TNI memberhentikan yang bersangkutan.
Sebab, Mahfud menduga Enzo sejak awal tak memenuhi prasyarat untuk menjadi bagian dari TNI.
‘”Kalau menurut saya, iya dong ( dicopot ), menurut saya ( Enzo ) tidak memenuhi syarat dari awal itu, melanggar prasyarat kalau memang gerakannya seperti itu. Tapi terserah TNI lah mau diapain," ujar Mahfud.
Sementara itu, Satya, Wakil Ketua Komisi DPR RI, meminta agar Panglima TNI jangan hanya bisa memviralkan tetapi perlu melakukan investigasi yang lengkap.
"Dalam hal ini, kalau memang terbukti, Hadi Tjahjanto selaku Panglima TNI dan sebagai Pimpinan sidang Pantukhir harus berani menterminasi keputusan yang dibuatnya," kata Satya.

Diselidiki
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menyatakan TNI akan meneliti kembali soal Enzo Zenz Allie yang lolos taruna akademi TNI dan diterpa isu terlibat organisasi yang sudah dilarang di Indonesia, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Menurutnya, pihak TNI akan melakukan penelitian personel secara bertahap untuk mengetahuinya.
"Di TNI itu mengenal penelitian personel yang bertahap dan berlanjut. Jadi itu nanti akan terlihat dan diikuti dari waktu ke waktu. Apalagi dalam pendidikan itu akan diikuti dengan baik," kata Moeldoko kepada detikcom usai memberikan Studium Generale pada mahasiswa baru Tahun Akademik 2019/2020 di Unair, Surabaya, sebagaimana dikutip dari Kompas TV, Sabtu (10/8/2019).
"Suatu saat orang-orang yang yang memiliki catatan-catatan itu pasti ketahuan. Kalau itu nyata-nyata pasti akan dikeluarkan. Apalagi di pendidikan. Itu pasti," terang Moeldoko.
Sedangkan menanggapi pendapat bahwa TNI kecolongan, Moeldoko menjelaskan bahwa semua bisa terjadi.
Sebab, hal-hal seperti itu tidak bisa dideteksi secara psikologi.
"Ternyata pada suatu saat nanti ada anak yang terlanjur masuk atau kecolongan kita, bisa itu terjadi. Karena psikologi itu sulit melihat orang-orang yang contohnya ini yang biasa nyuri. Itu sulit dilihat dan tidak bisa dilihat di psikologi dan biasa kita di taruna juga sering terjadi begitu," ujarnya.
"Nah, begitu mereka di kampus Akademi Militer maka saat itu akan dikeluarkan. Jadi maknanya adalah penelitian personel itu berjalan terus-menerus di lingkungan TNI," tambahnya.
Ia kemudian mencontohkan, TNI pernah juga kecolongan saat ada orang-orang yang masuk taruna tetapi terindikasi berpaham ideologi komunis.
Hal seperti itu cepat atau lambat pasti akan diketahui.

"Contoh dulu orang-orang yang masuk taruna ada yang terindikasi ideologi komunis dari PKI dari keturunannya itu nanti akan ketahuan setelah sekian lama. Terhadap mereka ada catatan-catatannya dan harus diapakan," lanjutnya.
Sebelumnya ramai menjadi sorotan, sosok Enzo Zenz Allie yang lolos calon prajurit taruna akademi TNI diterpa isu terkait organisasi yang sudah dilarang di Indonesia, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Terkait hal ini, mantan Ketua MK Mahfud MD menuding institusi TNI kecolongan.
"(TNI) kecolongan menurut saya," kata Mahfud kepada wartawan di Yogyakarta, Jumat (9/8/2019).
"TNI itu kan lembaga yang dikenal ketat ya, dikenal ketat tahu rekam jejak, kakeknya (Enzo) siapa, kegiatannya apa, ternyata ini lolos di Akmil. Sampai diberi penghargaan kehormatan khusus oleh Panglima, diajak wawancara khusus," tuturnya.
Dubes Polandia Bela Enzo
Tudingan terus beredar terkait Enzo Zenz Allie yang disebut radikalisme dan anti pancasila.
Disaat pro-kontra timbul hingga menimbulkan Hujatan bagi Enzo Zenz Allie dan keluarga.
Bahkan muncul ancaman akan pemberhentian Enzo Zenz Allie jika terbukti simpatisan HTI.
Eks Mantan Dubes Indonesia untuk Polandia bernama Haz Pohan membela sang tentara muda itu.
Dilansir dari Gridhot, lewat akun Twitter Haz Pohan @hazpohan lawyer itu mengatakan, Enzo merupakan anak dari seorang ibu yang kini berstatus janda.
Sebagai seorang ibu, Siti tentu ingin anaknya mampu meraih cita-citanya, meski ia harus berjuang tanpa sosok suami di sampingnya.
"Belum diulas, ibu Enzo berjuang sbg single parent, tdk berharta shg menyekolahkan anak di pesantren; berharap pendidikan Enzo lanjut dan diarahkan ke Akmil krn tdk bayar," tulis @hazpohan.
Haz Pohan juga menyebutkan bahwa perjuangan berat yang telah dilalui ibu Enzo justru dihina dengan isu radikalisme yang menimpa anaknya.
"Perjuangan sang ibu yg berat demi mengangkat nasib eh malah dihina. Menghina kemiskinan itu plg terhina," kata @hazpohan.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Sisriadi juga angkat bicara masalah terkait isu radikalisme yang menerpa Enzo.

Melansir dari TribunJakarta.com, pihaknya mengatakan pihaknya telah menegaskan adanya SOP TNI untuk menyelidiki kasus bagi setiap taruna termasuk Enzo.
Sementara itu, menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu meminta pada TNI langsung untuk memberhentikan Enzo Allie sebagai Taruna Akmil apabila terbukti sebagai anggota HTI.
Mantan KSAD itu yakin TNI tak akan meberikan toleransi jika Enzo terbukti simpatisan HTI.
"Makanya dicek dulu. Kalau dia benar-benar khilafah, ya enggak ada urusan," ujar dia.

Ia juga menegaskan, tindakan tegas ini tak hanya berlaku untuk Enzo namun juga bagi seluruh prajurit TNI yang terindikasi mendukung khilafah langsung akan dipecat.
"Pecat saja. Orang mendukung Pancasila kok. Itu (pendukung khilafah) namanya pengkhianat," kata dia