Dibalik Kasus Enzo Zenz Allie, Mantan Panglima Beberkan Cerita TNI Sempat Kecolongan Taruna Komunis

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko angkat bicara soal Enzo yang lolos Taruna Akmil dan disebut-sebut terlibat organisasi Hizbut Tahrir Indon

YouTube TNI AD/Chirpstory
Bantahan kakak Enzo Zenz Allie soal adiknya Dituduh Simpatisan HTI 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko angkat bicara soal Enzo yang lolos Taruna Akmil dan disebut-sebut terlibat organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Moeldoko menegaskan, TNI akan meneliti kembali soal Enzo yang lolos taruna akademi TNI dan diterpa isu terlibat organisasi yang sudah dilarang di Indonesia itu.

Menurutnya, pihak TNI akan melakukan penelitian personel secara bertahap untuk mengetahuinya.

Apalagi dalam pendidikan itu akan diikuti dengan baik," kata Moeldoko seusai memberikan Studium Generale pada mahasiswa baru Tahun Akademik 2019/2020 di Unair, Surabaya, sebagaimana dikutip dari Kompas TV, Sabtu (10/8/2019).
Enzo Zenz Allie Akmil Taruna Viral
Enzo Zenz Allie Akmil Taruna Viral (Tribunnews/kompas)

"Suatu saat orang-orang yang yang memiliki catatan-catatan itu pasti ketahuan.

Kalau itu nyata-nyata pasti akan dikeluarkan. Apalagi di pendidikan. Itu pasti," terang Moeldoko, yang kini menjabat Kepala Staf Kepresidenan.

Moeldoko juga memberi tanggapan atas pendapat bahwa TNI kecolongan sehingga ada Taruna Akmil yang terpapar organisasi terlarang, bisa lulus.

Menurut Moeldoko, semua hal itu bisa terjadi. Sebab, hal-hal seperti itu tidak bisa dideteksi secara psikologi.

"Ternyata pada suatu saat nanti ada anak yang terlanjur masuk atau kecolongan kita, bisa itu terjadi.

Karena psikologi itu sulit melihat orang-orang yang contohnya ini yang biasa nyuri. Itu sulit dilihat dan tidak bisa dilihat di psikologi dan biasa kita di taruna juga sering terjadi begitu," ujarnya.

"Nah, begitu mereka di kampus Akademi Militer maka saat itu akan dikeluarkan. Jadi maknanya adalah penelitian personel itu berjalan terus-menerus di lingkungan TNI," tambahnya.

Ia kemudian mencontohkan, TNI pernah juga kecolongan saat ada orang-orang yang masuk taruna tetapi terindikasi berpaham ideologi komunis.

Hal seperti itu cepat atau lambat pasti akan diketahui.

"Contoh dulu orang-orang yang masuk taruna ada yang terindikasi ideologi komunis dari PKI dari keturunannya itu nanti akan ketahuan setelah sekian lama.

Terhadap mereka ada catatan-catatannya dan harus diapakan," lanjutnya.

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Hadi Tjahjanto saat konferensi pers di gedung KPK, Jakarta, terkait penanganan kasus pengadaan helikopter AugustaWestland (AW)-101 yang diliai terlalu mahal, Jumat (26/5/2017). Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengumumkan tiga tersangka dari militer yang merugikan negara sebesar Rp 220 miliar, sedangkan KPK saat ini sedang dalam tahap penyelidikan untuk mengejar pihak sipil yang diduga terlibat. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Hadi Tjahjanto saat konferensi pers di gedung KPK, Jakarta, terkait penanganan kasus pengadaan helikopter AugustaWestland (AW)-101 yang diliai terlalu mahal, Jumat (26/5/2017). Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengumumkan tiga tersangka dari militer yang merugikan negara sebesar Rp 220 miliar, sedangkan KPK saat ini sedang dalam tahap penyelidikan untuk mengejar pihak sipil yang diduga terlibat. TRIBUNNEWS/HERUDIN (Tribunnews)

Sebelumnya Enzo Zenz Allie mencuri perhatian publik karena menjadi taruna Akmil Magelang berdarah Indonesia-Perancis.

Namun tak cuma darah blasterannya saja yang membuat siswa taruna Akmil Magelang Enzo Allie menjadi terkenal.

Selain karena kemampuan jasmaninya, pemuda yatim yang kini hanya tinggal bersama ibunya ini juga sangat piawai berbahasa asing.

Tak tanggung-tanggung, Enzo Allie disebut menguasai empat bahasa asing, yakni Bahasa Inggris, Bahasa Prancis, Bahasa Itali, dan Bahasa Arab.

Aksinya berbahasa asing pun langsung dites oleh Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto, yang kemudian berhasil diabadikan oleh akun Instagram @infokomando.

Menjadi viral karena kemampuannya, tentu membuat Enzo Allie menuai banyak pujian.

Namun, ada pula hembusan kabar tak enak yang menyerang Enzo Allie.

Mengutip dari Gridhot.ID, sebuah akun Twitter @Dwiyana_DKM mengunggah informasi jika Enzo Allie diduga terpapar radikalisme.

"Msh ingat Enzo Allie, remaja blasteran Indonesia-Prancis yg viral krn lolos jd anggota TNI?"

"Bersama ibunya HBA,anak ini terindikasi sbg simpatisan HTI mdukung khilafah & anti pemerintah."

"Bagaimana ini Pak @TjahjantoHadi @jokowi jgn sampai TNI memelihara anak Ular?" tulis akun tersebut.

Akun twitter @dwiyana_dkm tuding jika Enzo Allie terpapar radikalisme.
Tangkap layar twitter Dwiyana_DKM via Gridhot.ID
Akun twitter @dwiyana_dkm tuding jika Enzo Allie terpapar radikalisme.
Akun Facebook diduga Enzo Allie.
Tangkap layar twitter Dwiyana_DKM via Gridhot.ID
Akun Facebook diduga Enzo Allie.

Kabar tak enak ini pun sampai membuat Juru Bicara Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto ikut bersuara.

Mengutip Kompas.com, Wawan meminta agar TNI bisa melakukan verifikasi lebih detail terkati dengan latar belakang taruna Akmil Magelang, Enzo Allie.

Juru Bicara Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto menanggapi tudingan yang menyebut Enzo Allie diduga terpapar radikalisme,

KOMPAS.com/CHRISTOFORUS RISTIANTO
Juru Bicara Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto menanggapi tudingan yang menyebut Enzo Allie diduga terpapar radikalisme,

"Mental ideologi (MI) tidak boleh ada yang berbeda dengan Pancasila. TNI perlu lakukan verifikasi lebih detail. Kata kuncinya dia (Enzo) harus steril dari ideologi yang berbeda," ujar Wawan.

Menurut Wawan, ideologi adalah salah satu dasar penting untuk menjadi seorang tentara.

Apalagi, sudah ada contoh kasus adanya aparat penegak hukum yang berpotensi terpapar paham-paham radikalisme.

"Faktanya, ada lho aparat yang berbelok. Seperti di Jantho, Aceh, ada aparat yang memiliki paham radikalisme, kemudian langsung dipecat.

"Di Poso juga ada, hal itu menunjukkan bahwa begitu bahayanya jika perekrutan tidak steril," imbuhnya.

Oleh karena itu, juru bicara Kepala BIN ini menyarankan agar TNI bisa lebih ketat dalam merekrut calon tarunanya.

"Kalau tidak steril itu berbahaya, kebijakan bisa mengarah ke kiri atau ke kanan yang tidak mengarah pada NKRI. Verifikasi perlu dilakukan, check and re-check," ujar Wawan.

Meski begitu, Wawan tetap beranggapan jika semua pihak harus menilai tudingan dugaan radikal terhadap Enzo Allie secara lebih obyektif.

"Karena kita juga tidak ingin terjebak di dalam sebuah asumsi saja, apalagi fitnah".

"Jadi, semuanya ini harus objektif dan harus juga mendekati (menggali) dari semua pihak," jelasnya.

Pihak TNI sendiri menyatakan akan mendalami kasus tudingan dugaan radikal yang menyerang salah satu tarunanya, yakni Enzo Allie.

Dikutip dari Kompas.com. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa akan memeriksa Enzo Allie dan para taruna lainnya dengan metode lebih ilmiah.

Hal ini dilakukan guna mengecek apakah Enzo Allie dan para taruna lainnya layak masuk TNI atau tidak.

"Jadi kami Angkatan Darat akan melakukan satu pemeriksaan yang lebih saintifik, lebih ilmiah menggunakan parameter yang sudah teruji".

"Jadi kalau kami nanti setelah paket pemeriksaan ini kemudian menghasilkan sesuatu apakah dia layak atau tidak melanjutkan itu benar-benar berdasarkan paket yang sudah teruji," tegas Andika.

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved