Inikah Postingan Enzo Zenz Allie di Facebook Bikin Dirinya Terancam Dipecat dari Taruna TNI ?
Tudingan akan simpatisan Hizbut Tahir Indonesia (HTI) dilayangkan pada sosok Enzo Zenz Allie.Enzo Zenz Allie mendadak viral setelah lulus sebagai Ta
Penulis: Mochamad Krisnariansyah |
TRIBUNSUMSEL.COM -- Tudingan akan simpatisan Hizbut Tahir Indonesia (HTI) dilayangkan pada sosok Enzo Zenz Allie.
Enzo Zenz Allie mendadak viral setelah lulus sebagai Taruna akademisi militer (Akmil).
Kemampuan dalam segi fisik hingga fasih dalam 4 bahasa membuat dapat pujian dari Panglima TNI.
Sayangnya semua itu kini berbanding terbalik lantaran tudingan dan isu akan Enzo disebut simpatisan HTI.
Lalu apakah yang memunculkan tudingan tersebut muncul ?
Usut punya usut semua berawal dari jejak digital Enzo di media sosial Facebook.
Enzo yang disinyalir sering membagikan foto-foto bernuansa HTI jadi permasalahanya.
Hal ini menimbulkan dugaan Enzo merupakan simpatisan dari organisasi terlarang tersebut.
Meski kini facebook Enzo sendiri sudah menghilang alias dihapus.
Namun beberapa pengguna facebook lain sempat membagikanya lebih dulu.
Salah satu akun Facebook bernama Salman Faris mengunggah informasi mengenai latar belakang Enzo Allie yang diduga simpatisan HTI.
"Penasaran dengan sosok Enzo Ellie. Remaja blasteran Indonesia-Prancis yang viral karena lolos jadi anggota TNI. Iseng nyari akun FB-nya, wah ngeri-ngeri sedap juga rupanya. Anak ini bersama ibunya yang bernama Hadiati Basjuni Ellie terindikasi kuat sebagai simpatisan HTI. Pendukung khilafah dan anti pemerintah. Kalau ayahnya sendiri yang berkebangsaan Perancis, menurut informasi telah wafat. Bukan apa-apa, sekedar kewaspadaan saja. Jangan sampai TNI 'memelihara' anak ular," tulis admin akun tersebut.
Sebelumnya pernyataan Menhan Ryamizard Ryacudu meminta TNI untuk menyelidiki Enzo.
Adapun MENHAN, Ryamizard Ryacudu meminta TNI untuk memberhentikan Enzo.
Jika dalam penyelidikan Enzo ternyata benar-benar pendukung dari HTI.
"Kalau benar (simpatisan HTI), saya suruh berhentiin," kata Ryamizard dilansir dari kompas, Rabu (7/8/2019).
Ryamizard mendapatkan informasi, saat ini TNI sedang menelusuri latar belakang Enzo.
Mantan KSAD itu yakin, TNI tidak akan memberikan toleransi jika Enzo benar-benar terbukti merupakan simpatisan HTI.
"Makanya dicek dulu. Kalau dia benar-benar khilafah, ya enggak ada urusan," ujar dia.

Pensiunan jenderal bintang empat itu menegaskan, tindakan tegas ini tidak hanya berlaku bagi Enzo.
Namun, seluruh prajurit TNI yang terindikasi mendukung khilafah juga akan langsung dipecat.
"Pecat saja. Orang mendukung Pancasila kok. Itu (pendukung khilafah) namanya pengkhianat," kata dia.
Menarik untuk ditelisik kembali mengenai sosok Enzo Zenz Allie yang sempat dipuji Panglima TNI.
Sebelumnya Enzo Zenz Allie, seorang warga negara Indonesia keturunan Prancis, berhasil masuk sebagai calon Taruna Akademi TNI tahun 2019.
Enzo adalah keturunan Prancis. Ayahnya adalah warga negara Prancis.
Sementara, ibunya dari Sumatera Utara, Indonesia.
Ia lahir di Prancis, dan sempat mengenyam Sekolah Dasar (SD) di sana. Sang ayah bernama Jean Paul Francois Allie.
Ibunya, Siti Hajah Tilaria. Ketika, ayahnya meninggal di tahun 2012 lalu, Ibunya membawa Enzo pulang kembali ke Indonesia.
Di Indonesia, Enzo bersekolah di SMP, dilanjutkan dengan pendidikan Pesantren di daerah Serang.
Usai lulus pendidikan di sekolah, Enzo berkeinginan untuk menjadi seorang perwira.
Ia pun mengikuti seleksi Calon Taruna Akademi TNI. Seleksi panjang dan sulit ditempuh.

Ia pun berhasil masuk dan menjadi calon Taruna Akademi TNI. Tiga bulan ke depan, ia akan menempuh pendidikan dasar di Akademi Militer Magelang.
Sepeninggal ayahnya, Enzo dan ibunya kembali ke Indonesia dan menjadi WNI.
Ia pun mengenyam pendidikan di Indonesia, sempat masuk pesantren, sampai kemudian ia mengikuti seleksi calon taruna Akademi TNI, dan dinyatakan lolos
"Iya betul ada calon taruna keturunan. Bapaknya Prancis, Ibunya orang Sumatera Utara.
Kemudian sejak bapaknya almarhum, dibawa oleh ibunya ke indonesia dan dimasukkan ke pesantren," ujar Laksdya TNI, Aan Kurnia, Selasa (6/8/2019) di sela upacara pembukaan pendidikan dasar kemitraan Caprabhatar Akademi TNI-Akpol Tahun 2019 di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang.
Menurut Aan, Enzo adalah seorang pemuda yang berbakat. Ia dapat menguasai empat bahasa, baik Inggris, Prancis, Jerman hingga Jepang.
Pengetahuan agama dan mengajinya pun dinilainya bagus. Secara kemampuan fisik, Enzo sudah memenuhi standar sebagai Calon Taruna, meski dengan wajah berkulit putih atau bule.
"Itu ngajinya saja saya mungkin kalah. Ngajinya hebat. Agamanya bagus. Dia juga bisa menguasai empat bahasa, Inggris, Prancis, Jerman, Jepang.
Terpenting, dia sudah menjadi warga negara indonesia. Kalau bukan WNI, ga boleh dong, walaupun wajahnya bule," katanya.
"Yang jelas kita punya standar, kalau standar ga menenuhi ya jelas ga masuk. Jangankan dia, anak pejabat atau jenderal banyak yang ikut seleksi di Akademi TNI dan Kepolisian, tetapi tidak masuk.
Namun banyak juga yang anak dari tukang di bengkel, buruh, dan masyarakat menengah ke bawah masuk, karena mereka bagus," tambah Aan.
Aan mengatakan, penerimaan WNI keturunan ini bukan yang pertama kali.
Ia sempat mengetahui dulu ada seorang Komandan Korps Marinir (Dankormar) di Angkatan Laut yang merupakan WNI keturunan Belanda.
Sama dengan Enzo, ia juga berkulit putih atau bule. Terpenting adalah ia sudah menjadi Warga Negara Indonesia.
"Bukan pertama kali ada ini (Calon Taruna dari warga keturunan). Dulu pernah di AL, ada Dankormar, senior sekali tapi sudah pensiun. Beliau keturunan belanda. Wajahnya ya sama kayak Enzo juga tapi sudah WNI.
Kalau sudah menenuhi WNI ya bisa," tutur Aan.
Seusai lulus dalam seleksi panjang menjadi calon Taruna Akademi TNI, Enzo kini dapat berdiri tegap bersama ratusan calon taruna dari Akademi TNI dan Kepolisian, mengikuti upacara pembukaan pendidikan dasar kemitraan Caprabhatar Akademi TNI-Akpol Tahun 2019 di Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer, Magelang pada Selasa (6/8/2019) ini.
Selama tiga bulan ke depan, ia dan ratusan calon Taruna Akademi TNI dan Kepolisian dididik dan digembleng mental dan fisiknya di Akademi Militer Magelang.
Pendidikan dasar ini akan dilaksanakan selama tiga bulan. Kemudian ada pendidikan lanjutan untuk para Taruna Akademi TNI baik matra darat, laut dan udara, selama tiga bulan lagi, hingga berpangkat Kopral Taruna. ( Tribunjogja.com l Rendika Ferri K )